12 - Apa yang terjadi(?)🌱

13.5K 858 46
                                    

Satu kebohongan yang telah dibuat. Akan ada kebohongan lain yang mengikuti.

🌱🌱
____

Liora mengikuti dibelakang. Entah mengapa dirinya merasa curiga dengan wanita yang hendak menolongnya ini.

"Kenapa harus ngikut? Saya bisa antar Bos kamu ini sendiri."

Liora terdiam sebentar. Melihat kondisi Elang yang setengah tak sadar membuatnya khawatir. Bukan apa, ia takut Elang melakukan hal yang aneh dan bisa membahayakan dirinya sendiri. Elang seperti orang mabuk sekarang, itu yang membuat Liora sedikit khawatir.

Selain itu, Elang juga termasuk orang yang baik. Ia juga suami dari Sella, orang yang pernah dicintai oleh mendiang Kakaknya dulu.

"Orang ini atasan saya. Dia bersama dengan saya tadi. Jadi, saya harus pulang bersamanya," ucap Liora tegas.

"Saya kenal dengannya. Saya akan membawanya pulang dengan selamat. Kamu hanya sekretarisnya. Jadi, jangan ikut campur, say--"

"Sella," igau Elang. Ucapan wanita itu terhenti dan menoleh kearah Elang.

"Aku pulang, sayang," lirihnya.

"Pak, Pak Elang sadar, Pak!" teriak Liora. Ia dengan berani menepuk pipi Elang dengan kuat.

"Diam!" Wanita itu menoleh tajam kearah Liora. Ia juga mendorong kencang tubuh Liora hingga ia hampir saja jatuh.

Wanita itu tersenyum miris dan berjalan menuju mobilnya sambil memapah Elang dengan susah payah.

Liora bangkit dan membersihkan tangannya yang sedikit terkena debu. Matanya memincing saat ia mengingat sesuatu. Mulutnya membulat sempurna saat Liora berhasil mengingat wanita itu dengan jelas.

Wanita itu yang pernah diusir oleh Bosnya tempo lalu. Jika tidak salah, nama wanita itu ...

"Crstya!"

🌱🌱

Sella terbangun saat mendengar suara tangisan bayi. Ya, Sella memilih menginap semalaman untuk menemani Mira. Kebetulan Tio juga harus pergi bekerja pada malam hari karena esok ia akan mengambil cuti.

"Eh, Lisa bangun?" Sella tersenyum saat melihat bayi perempuan yang diberi nama Calisa itu. Perlahan, Sella menggendong Lisa, tentunya dengan penuh kasih sayang.

"Lisanya bangun, Sel?"

Sella menoleh melihat Mira yang ikut terbangun. Sepertinya naluri Ibu sangat kuat.

"Iya, Ma. Kayaknya haus deh."

Sella memberikan Lisa dengan hati-hati. Mira pun menggendong Lisa dengan penuh kasih sayang.

"Elang udah hubungin kamu? Kok dia nggak kesini?"

Sella melirik kearah jam. Sella mengerutkan keningnya saat melihat waktu sudah menunjukan pukul 6 pagi. Seharusnya, Elang bisa membaca pesannya yang ia kirim. Tapi kenapa sampai sekarang ia tidak kemari? Apa terjadi sesuatu padanya?

"Biar aku telpon Elang dulu ya Ma diluar."

Mira mengangguk sebagai jawaban. Sella juga langsung keluar dari ruangan sang Mama.

MY FUTURE | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang