35 - Feeling🌱

9.3K 798 169
                                        

Ingatan boleh hilang, tapi perasaan tetap akan ada dan tidak akan bisa berbohong.

🌱🌱
______

Sella menatap dirinya dipantulan cermin toilet yang ada di restoran. Ia mengambil beberapa tissu dan membersihkan noda yang ada dibibirnya.

Sella menghela napasnya saat mengingat kejadian tadi. Mario hampir saja menyentuh bibirnya karena ada bekas noda yang tak hilang saat ia memakan makanannya. Sella menghindar dan izin pergi ke toilet untuk membersihkan nodanya.

Bukan apa, setelah berpacaran dengan Elang , bahkan sampai menikah dengan lelaki itu, Sella tak pernah disentuh oleh lelaki manapun. Bahkan, Papa Tio dan Rendy saja suka dicemburui olehnya. Ia juga tak segan memukul atau menggeplak tangan bahkan sampai kepala Rendy dan juga Tio.

Memang Elang anak durhaka dan pencemburu akut.

Ah, dipikir-pikir, Sella jadi merindukan suaminya itu. Sedang apa ya dia? Apakah dia sudah makan? Bagaimana keadaanya sekarang?

Ponsel Sella berbunyi, Sella menghentikan semua pikiran yang tertuju pada suaminya itu. Ia langsung mengambil ponsel dan menggeser tombol hijau yang ada diponselnya.

"Halo?"

'Ha--halo Nyonya?'

Sella terdiam sebentar.

"Meli? Kamu kenapa?" tanya Sella panik.

'Non-- Non Tifa.'

Kepanikan Sella bertambah 100 kali lipat.

"Tifa? Tifa kenapa Mel?"

'MBAK MELI---'

Tutt tutt

Sambungan telponnya terputus secara sepihak. Kepanikan Sella lagi-lagi bertambah menjadi tak terhingga. Ia langsung menyimpan ponselnya dan berlarian keluar restoran, ia ingin segera sampai kerumah sekarang juga. Perasaannya sedari tadi memang tidak enak. Namun Sella pikir, ini karena ia terlalu memikirkan Elang. Ternyata Sella salah, perasaannya ini untuk Tifa, bukan untuk Elang.

Mario tak sengaja melihat Sella yang berlarian kearah luar restorant. Mario gerak cepat, ia langsung bangkit dan meletakkan dua lembar ratusan dimeja dan mengejar Sella.

"Sella!"

Sella menoleh sekilas, namun ia tak berbicara banyak. Ia langsung menghentikan taxi yang ada didepannya. Saat Sella hendak melangkah masuk, satu tangannya dicekal oleh Mario.

"Kamu mau kemana?" tanya Mario.

"Mario, lepasin aku, aku harus buru-buru pulang." Sella berusaha melepaskan tangan Mario.

"Iya, tapi kenapa? Kenapa buru-buru?"

"Aku harus pulang sekarang, Mario!" sentak Sella marah. Ia melepaskan tangan Mario dengan kasar dan langsung masuk kedalam taxi. Ia tak peduli dengan Mario yang masih meneriaki namanya.

Yang ada dipikirannya sekarang adalah kondisi Tifa, bukan yang lain.

🌱🌱

Sella melangkahkan masuk kedalam rumah miliknya. Sella menatap pintu yang terlihat rusak, ia juga melihat kearah CCTV yang jatuh dan pecah. Sella yakin, ini adalah sesuatu yang disengaja oleh seseorang.

"Tifa!" teriak Sella. Ia melihat perabotan rumah yang sudah hancur dan berantakan kemana-mana.

Apa rumahnya dirampok?

Sella naik kelantai dua. Sella yakin, adiknya itu pasti ada disana. Sella melangkah masuk kedalam kamar Tifa yang terbuka pada saat itu.

"Tifa, kamu--" ucapannya terhenti saat melihat seorang lelaki baruh baya tengah menyelimuti Tifa dari belakang. Sella masih diam ditempat, sampai lelaki itu berbalik dan menatap Sella.

MY FUTURE | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang