[BELUM DIREVISI]
[Sequel of You're Mine, Sella!]
🌱🌱
Bagaimana rasanya menikah dengan pria possesif dan over protectiv?
Awalnya Sella pikir, saat ia sudah menikah, maka Elang-suaminya- tidak akan se-posessif dulu.
Namun ternyata Sella salah. Elang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku kehilangan sesuatu. Namun, aku tak bisa mencari dan bahkan tak bisa lagi mengambilnya.
Karena ada orang lain yang lebih membutuhkan sesuatu itu, dibandingkan aku.
🌱🌱 _____
Mario menatap Sella dengan tatapan bingung. Kini, mereka berdua tengah berada dikantin rumah sakit. Mario mengajak gadis itu ke kantin untuk sekedar menenangkan diri dengan minum teh hangat.
"Kamu beneran udah nggak pa-pa, Sel?" tanya Mario ragu.
Sella membuyarkan lamunannya. Ia menatap Mario dan meletakkan gelas yang sedari tadi ia genggam.
"Aku nggak pa-pa, Mario," dusta Sella.
"Terus kenapa kamu nangis?" tanya Mario, lagi.
Sella menggelengkan kepalanya pelan.
"Aku kan udah bilang, tadi aku kehilangan sesuatu. Tapi sekarang aku udah nggak apa-apa," ucap Sella.
"Terus udah ketemu?"
"Udah kok. Tapi aku udah nggak bisa ambil lagi, orang lain lebih membutuhkannya dibanding aku," ujar Sella dalam.
"Kamu lagi ngapain disini?" tanya Sella.
Mario mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu bergumam pelan sebelum menjawab.
"Aku mau pindah tugas ke rumah sakit ini. Masih aku liat sih, kira-kira cocok nggak sama skill aku. Jadi, aku kesini ketemu sama pemilik rumah sakit," jelas Mario.
Sella menatap Mario tak percaya, "Kamu jadi Dokter?"
Mario terkekeh pelan, lalu mengangguk, "Ya, sesuai kata-kata kamu dulu. Katanya aku cocok jadi Dokter, cuma gara-gara ngobatin luka dilutut kamu."
Sella tersenyum tipis. Sella mengingat kenangan itu.
Sella dan Mario sudah berteman saat kecil. Mengingat Mario adalah anak dari teman Tantenya, yang saat itu selalu ikut saat Ayahnya tengah berada dirumah Tantenya. Awalnya, Sella berpikir jika Mario adalah orang yang sombong. Terlihat dari penampilan Mario dan sikapnya yang sedikit acuh.
Tapi, ternyata pikirannya berubah saat Mario mendekatinya. Ia masih ingat, saat itu dirinya masih berusia 10 tahun dan Mario berusia 12 tahun. Usia mereka hanya terpaut 2 tahun, namun saat itu Mario terlihat seperti orang dewasa. Terlihat dari Mario yang berusaha menjaganya dan merawatnya layaknya seorang Dokter.
Maka saat itu, Sella berpikir, Mario akan cocok menjadi seorang Dokter.
Ternyata, Mario mendengarkan kata-katanya.
"Waktu itu bahkan aku masih kecil, Rio. Aku nggak tau ngomong apa saat itu," ujar Sella.
"Tapi kata-kata itu terus aku ingat, Sel. Dan ya .. you can see. I'm success because of you."