48 - Felix Hardhan Angkasa🌱

14.3K 1.2K 306
                                    

Setiap orang memang tak bisa mengelak dari yang namanya ujian atau cobaan hidup. Namun, setiap permasalahan yang terjadi di dalam kehidupan, pasti memiliki pelajaran yang bermanfaat.

Jika bisa bersabar dan bersikap tenang, pasti akan menemukan jalan keluar dari setiap cobaan yang menghadang.

🌱🌱
______

Mira bergegas pulang ke rumah saat Rendy mengabarkan jika Crystia kabur dari penjara. Rendy juga menceritakan hal yang terjadi secara detail, mulai dari bagaimana Crystia keluar, ia ke rumah dan mengacaukan acara, serta berakhir menghilangkan nyawa seseorang yang tak lain adalah Liora.

Tio? Suaminya itu disepanjang perjalanan tadi hanya bisa diam. Menerima semua amarah istrinya itu dengan lapang dada. Ia akui ia salah, karena sejak awal Tio menutupi semuanya karena takut Mira khawatir. Benar dugaannya, Mira marah saat itu juga.

Kini, mereka sampai di rumah. Rumah mereka menjadi rumah duka, karena memang Liora tak mempunyai sanak saudara. Ia hidup sebatang kara dan bagaimana pun juga, ia istri dari Elang.

Mira masuk ke dalam rumah. Lisa langsung ia berikan pada baby sister yang memang sudah ia sewa beberapa bulan yang lalu.

Mira langsung menghampiri Sella yang tengah menangis, Sella juga tengah di tenangi oleh Elang. Terlihat Elang sedang memeluk istrinya itu dan mengusap lembut rambutnya. Mira mendekat, ia menepuk pundak Elang lembut.

Elang menoleh, ia melihat Mira dan langsung melepaskan pelukannya. Sella terdiam, ia mendongak dan menatap sang Tante dengan tatapan sedih. Tanpa berkata apapun, Mira langsung memeluk Sella, menggantikan posisi Elang untuk menenangkan keponakannya itu.

Elang memilih menjauh, membiarkan Mamanya yang menenangkan istrinya itu. Elang lebih memilih untuk mengurus hal yang belum dikerjakan dan mempercayai Mamanya atas istrinya.

"Dia pergi gara-gara aku, Ma," lirih Sella.

Mira terdiam, membiarkan Sella menangis sepuasnya. Walau Mira sebenarnya tak tega jika melihat Sella menangis. Tapi yang Sella butuhkan sekarang bukan ucapan yang menenangkan, melainkan pelukan dan didengarkan.

Sella berhenti menangis lima belas menit kemudian. Dirasa sudah tenang, Mira meregangkan pelukannya dan menghapus air mata Sella.

"Ini bukan salah kamu, ini takdir. Takdir yang harus dia jalananin." Mira akhirnya berucap, ia membenarkan rambut Sella yang sedikit berantakan.

"Tapi, Ma ... Kalo aja dia nggak lindungin aku, dia pasti masih disini, Ma," cecar Sella.

Mira mengangguk. "Apa ini balasan kamu setelah Liora bertaruh nyawa buat kamu?" tanya Mira.

Sella terdiam, kini ia beralih untuk menatap Mira. Mira tersenyum tipis.

"Dia bilang apa sebelum pergi?" tanya Mira. Sebenarnya, ia sudah tau ceritanya dari Kevin dan Kevin telah memberikan foto bayi laki-laki Liora itu. Namun, Mira ingin mendengar langsung dari Sella pribadi.

Sella menunduk. "Dia titip anaknya sama aku, Ma."

"Dan kamu setuju?" tanya Mira.

"Aku udah janji, Ma," jawab Sella.

"Kamu harus tepatin janji itu. Untuk itu, kamu jangan sedih. Liora udah kasih kesempatan kamu hidup. Harusnya kamu bersyukur untuk itu, sayang," ucap Mira.

Sella akhirnya mengangguk. Mamanya benar, Liora sudah membiarkannya hidup dan menyelamatkannya. Ia tak bisa seperti ini, ia harus bangkit. Bagaimana pun juga, ini semua takdir. Ia tak bisa terus menerus menyalahkan takdir seperti ini.

MY FUTURE | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang