51 - Kata Dokter🌱

13.1K 1.2K 267
                                    

Tuhan tidak tidur. Ia tau, kapan waktu yang tepat untuk.mengabulkan do'a Hamba-Nya.

🌱🌱
_______

Tifa menatap ponselnya dengan gusar. Tiba-tiba ia sangat merindukan Sella, benar-benar sangat. Biasanya, serindu-rindunya Tifa, ia tak pernah sampai merasa gelisah seperti ini.

"Are you fine?" tanya Joe. Walaupun Joe sudah tau, jika gadis ini tak baik-baik saja.

Tifa melirik kearah Joe, ia mengetuk-ngetuk ponselnya sendiri.

"Telpon nggak ya," gumam Tifa.

"Just call, kebiasaan sih kalo nelpon cuma minta money," celetuk Joe.

Tifa menatap Joe tajam. Ia menghela napas panjang sebelum akhirnya ia mencoba menghubungi sang Kakak.

Kebiasaan buruk Kakaknya sepertinya terulang. Elang dan Sella sama-sama sering lupa dengan ponsel mereka yang biasanya tertinggal di rumah. Terbukti, Elang ataupun Sella tak mengangkat panggilannya.

"Coba telpon Mama Mira deh." Tifa kembali meletakkan ponsel ditelinganya. Cukup lama, sampai akhirnya Mira menjawab telponnya.

"Halo, sayang?" sapa Mira.

"Halo, Mama. Mama gimana kabarnya?"

Basa-basi? Ya, tidak mungkin kan Tifa langsung menanyakan soal Kakaknya. Lagipula, ia juga ingin tau kondisi Mamanya itu.

"Mama baik, kamu disana gimana? Lancar sekolahnya?"

Tifa mengangguk walaupun Mira tak bisa melihatnya. "Lancar, Ma. Aku cepat beradaptasi."

"Good job. Terus gimana? Ada masalah?" tanya Mira.

Tifa melirik kearah Joe dan memainkan tangannya diatas udara, memberikan kode pada Joe untuk pergi meninggalkannya.

Joe mendengus. Ia memilih pergi dari sana dibanding harus bertemu dengan tangan mungil namun mematikan itu.

Yap, pukulan Tifa sangat-sangat sakit. Kecil-kecil cabe rawit.

Tifa menyandarkan tubuhnya di tembok, ia menatap jendela kamarnya.

"Kak Sella apa kabar, Ma?"

"Kak Sella?" tanya Mira, lagi. "Kakak kamu baik-baik aja. Tapi, dia lagi dibawa Elang ke rumah sakit."

Tubuh Tifa langsung menegak, matanya membulat sempurna dan jantungnya berdegup lebih cepat dibanding biasanya.

"Kak Sella sakit? Sakit apa Ma? Kalo nggak pa-pa, nggak mungkin ke rumah sakit dong?"

Tifa bisa mendengar suara kekehan dari ujung telponnya. Tifa mengerutkan keningnya bingung. Mengapa Mamanya tertawa saat Sella tengah sakit di rumah sakit? Apakah Mira sebahagia itu jika Sella sakit?

"Mama," rengek Tifa, ia hampir menangis karena Mira terus tertawa. Tawanya sedikit mereda saat Tifa mendengar suara tangisan Lisa.

"Aduh, Lisa sama Felix nangis. Mama tutup dulu ya sayang. Tunggu aja kabarnya. Mama sayang sama kamu. Belajar yang rajin ya ... Bye honey."

"Tapi, Ma--"

Tutt tutt ...

Tifa menatap layar ponselnya. Ia menggerutu pelan. Namun, perasaannya sedikit membaik setelah mendengar dari sang Mama bahwa Kakaknya dalam keadaan baik-baik saja.

"Semoga Kak Sella nggak pa-pa dan perasaan aku ini bukan sesuatu yang buruk."

🌱🌱

MY FUTURE | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang