Elang menatap kedua wanita di depannya dengan tatapan yang menusuk. Mulutnya bungkam sejak 20 menit yang lalu.
Elang menghela napasnya, mencondongkan badannya sedikit untuk menghalau rasa keterkejutannya yang sejak 20 menit yang lalu berhasil menguasai dirinya. Matanya melirik kearah Crstya yang sedang menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Liora?" panggil Elang.
"I-iya Pak," jawabnya takut.
"Siapa suruh dia masuk?" tanya Elang.
"Sa-saya Pak. Saya pikir dia teman baik Bapak. Karena mbak ini mempunyai foto bersama dengan Bapak. Maafkan kelancangan saya, Pak."
Elang lagi-lagi menghela napasnya. "Keluar."
Liora mengangguk dan melirik sebentar kearah Crstya yang masih diam mematung. Liora pamit dan keluar dari ruangan bos besarnya itu.
Mata Elang kini memincing kearah Crstya. Setelah sekian lama Elang tak melihat gadis ini. Sekarang ia malah kembali dengan perut buncit layaknya orang hamil. Elang berdecih dan menatap Crstya dengan tajam.
"Singkirkan bantal itu. Hal itu tidak akan membuat saya berpikir untuk menikahi kamu. Bukankah saya sudah bilang jika saya sudah mempunya istri?"
Crstya tersentak. Ia menundukan kepalanya dalam. "Aku nggak tau harus pake cara apa lagi. Kamu nggak mau tanggung jawab."
"Tanggung jawab soal apa!" sentak Elang. "Gue nggak pernah nyentuh lo sama sekali. Dan soal di club malam itu, gue tau lo jebak gue kan? Tapi malah lo salah sasaran dan Rendy yang kena?" ujar Elang. Hilang sudah kewibawaan dan kesopanannya saat mendengar perkataan Crstya tadi.
"Tapi kamu yang ngelakuin."
Elang berdecih, ia menyerahkan flashdisk kepada Crstya dengan cara melemparkannya. Entah apa isi flashdisk itu. Namun, tangan Crstya tergerak untuk mengambil flashdisk itu.
"Lihat apa isinya. Dan gue jamin, lo nggak akan pernah bisa mengelak lagi. Apa yang gue lakuin itu udah ada perhitungannya. Gue nggak akan pernah salah jalan," ucapnya. Ia lalu bangkit dari duduknya.
"Satu lagi, kalau lo masih berani dateng kesini dan ganggu kehidupan gue lagi. Gue akan jamin, hidup lo nggak akan pernah tenang."
"Gue nggak pernah main-main, Crstya, lo tau apa yang gue maksud bukan?"
🌱🌱
Sella melempar majalahnya sembarangan, matanya menelusuri setiap sudut kamarnya. Jujur, ia sangat bosan dengan suasana kamarnya sekarang.
"Enaknya lemari di pindahin kemana ya?" pikirnya. Ia bangkit dari duduknya dan mengambil ponsel yang tergeletak disana. Ia langsung menghubungi Elang. Entah mengapa tiba-tiba ia ingin mendengar suara suaminya itu.
'Halo?' ucap Elang.
"Kamu pulang kapan?" tanya Sella to the point.
'Aku pulang sore, sayang. Kenapa?'
"Nggak bisa pulang sekarang ya?" tanya Sella.
'Kenapa?'
"Dari tadi nanya kenapa terus, aku juga nggak tau kenapa! Yaudah nggak jadi, nggak usah pulang sekalian!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FUTURE | ✓
Romance[BELUM DIREVISI] [Sequel of You're Mine, Sella!] 🌱🌱 Bagaimana rasanya menikah dengan pria possesif dan over protectiv? Awalnya Sella pikir, saat ia sudah menikah, maka Elang-suaminya- tidak akan se-posessif dulu. Namun ternyata Sella salah. Elang...