25 - Promise and Thanks🌱

7.4K 619 131
                                    

"Kalo nggak suka itu bilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalo nggak suka itu bilang. Bilangnya pelan-pelan biar aku paham." - Grasella Amalia.

🌱🌱
____

Rendy menatap Alex aneh. Ia terus mengawasi Alex dari pertama ia masuk kedalam kantor hari ini.

Pekerjaan Alex hari ini juga sedikit aneh. Laporan yang biasanya sudah ia susun rapih, kini ia telat membuat laporan-laporan itu. Ia terus menatap kearah ponselnya. Sesekali, ia memukul meja pelan seperti orang yang terlihat kesal dan tiba-tiba ia mendengar dari beberapa pegawainya bahwa Alex akan meminta izin untuk pulang sore hari.

"Permisi, Pak."

Rendy menoleh kearah pintu, lalu menganggukan kepalanya.

"Masuk."

Alex masuk kedalam ruangan Rendy. Ia membungkukkan sedikit badannya. Rendy mengangguk dan mempersilakan Alex duduk.

"Ada apa?" tanya Rendy pura-pura tidak tau.

"Saya minta izin untuk pulang lebih dulu, Pak," ucap Alex sopan.

Rendy mengangguk. "Ada urusan apa?"

Alex tersenyum tipis. "Saya ada urusan keluarga, Pak."

"Bukannya keluarga kamu ada di Surabaya?" tanya Rendy.

Alex terdiam sebentar, lalu mengangguk.

"Benar, Pak. Adik saya sudah ada di Bandara," ujar Alex.

Lagi, Rendy menganggukan kepalanya dan mengulurkan tangannya kearah pintu.

"Baiklah, silahkan."

Alex mengangguk dan membungkukkan badannya. "Terimakasih banyak, Pak Rendy."

Rendy hanya diam sembari membuka file yang ada didepannya. Ia melirik kearah pintu setelah Alex sudah keluar dari ruangannya.

Rendy jadi penasaran, bukankah Alex tidak mempunyai adik?

Yang Rendy ketahui, Alex adalah anak kedua. Ia mempunyai Kakak perempuan, bukannya adik.

Apakah data kantor salah? Atau Alex yang berbohong padanya?

Rendy bangkit dari duduknya dan mengikuti Alex dari kejauhan. Semaksimal mungkin, ia tak terlalu dekat dengan Alex agar ia tidak curiga.

Rendy bisa melihat mobil Alex memasuki salah satu Mall. Rendy terus mengikuti Alex sampai ia memarkirkan mobilnya dengan rapih.

Rendy berdecak. Parkiran dilantai ini terlihat penuh, lalu bagaimana ia bisa mengikuti Alex kalau begini?

"Kalo gue parkir ditempat darurat nggak pa-pa kali ya?" gumam Rendy. Ia menganggukkan kepalanya tanda setuju, ia kemudian memarkirkan mobilnya ditempat parkiran karyawan. Rendy tidak peduli jika nantinya ia ditegur oleh petugas nantinya.

MY FUTURE | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang