Tawamu adalah candu.
Sedihmu adalah penyiksaan.
Dan bahagiamu, adalah anugrah terindah untukku.🌱🌱
___Elang pergi ke kantor saat jam makan siang selesai. Ia membawa ponsel baru milik Liora yang telah dibelinya tadi. Sebenarnya, Elang sangat malas untuk ke kantor hari ini. Ia pikir, Rendy bisa meng-handle semua pekerjaannya. Namun ternyata, salah satu rekan kerjanya ingin bertemu langsung dengannya tanpa ada yang meng-handle.
Elang melirik kearah ruangan Rendy yang sedikit terbuka. Tanpa ragu, Elang masuk kedalam ruangan Rendy.
Elang mengerutkan keningnya saat Rendy tengah tertidur di sofanya. Elang melirik kearah meja kerja Rendy. Ada beberapa berkas yang tertumpuk disana. Ia memilih menghampiri meja kerja Rendy dan melihat apa saja isi berkas dan dokumen itu.
Yang membuat Elang heran, isi dokumen dan catatannya itu kosong. Elang sudah pastikan, jika Rendy tidak mencatat apa saja kesimpulan meeting tadi pagi. Ini tidak bisa dibiarkan!
Elang mengambil ponselnya dan mengambil gambar Rendy yang tengah tertidur pulas. Matanya memincing, seolah-olah merencanakan sesuatu.
Elang mengetik sesuatu di ponselnya dan memilih keluar dari ruangan saudaranya itu tanpa membangunkannya. Lihat saja, Elang yakin 100%, sebentar lagi akan ada perang dunia ke-3 di kantornya. Dan Elang yakin, Rendy tidak akan melakukan kesalahan seperti ini lagi nantinya.
Elang masuk kedalam ruangannya. Ia melihat Liora yang langsung bangkit dari duduknya dan membungkukan sedikit badannya. Elang mengangkat kedua tangannya diudara, mengisyaratkan agar Liora kembali duduk. Liora menganggukan kepalanya, kemudian kembali duduk.
"Selamat siang, Pak," sapa Liora.
"Siang, bagaimana persiapan meeting?"
Liora mengangguk dan mengambil berkas yang diperlukan. Ia menyodorkannya pada Elang.
"Ini laporan untuk meeting siang ini, Pak. Dan yang ini hasil laporan meeting tadi pagi yang dipimpin oleh Pak Rendy," jawah Liora.
"Apa Rendy memimpin dengan baik?" tanya Elang memastikan.
Liora mengangguk. "Hanya sedikit kendala, Pak, tapi semua bisa diatasi dengan baik."
Elang mengangguk puas. Ia memberikan paper bag yang berisi ponsel pada Liora.
Liora mengerutkan keningnya, hari ini ia sudah mendapatkan hadiah dari Rendy. Apalagi yang akan diberikan oleh atasannya ini?
Walau dipikirannya banyak pertanyaan, ia lebih menerima paper bag itu sebelum paper bag itu jatuh dari tangan Elang. Ia melirik ragu kearahnya, belum sempat Liora bertanya, Elang sepertinya sudah paham dan berusaha menjelaskannya.
"Itu ponsel dari istri saya, kalau mau bilang makasih, kamu bilang sama dia. Jangan sama saya, nomornya sudah ada di ponsel itu. Jangan sampai hilang lagi, saya tidak mau jika file saya ada yang hilang seperti kemarin. Saya tunggu kamu diruang meeting," jelas Elang. Ia pergi begitu saja meninggalkan Liora yang masih memasang wajah kagetnya.
Liora tersadar, ia melihat isi paper bag. Ia mengambil ponsel itu dengan tangan yang sediki gemetar. Ponsel ini adalah ponsel pengeluaran terbaru, gajinya pun tidak akan cukup untuk membeli ponsel ini. Liora memang ingin membeli ponsel baru saat gajian nanti, tapi tidak dengan ponsel dengan harga yang fantastic seperti ini.
Liora mengambil ponsel itu tak berkedip. Ia menatap punggung Elang yang sudah jauh dari pandangannya.
"Kak Sella baik banget, Pak Elang juga," lirih Liora.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FUTURE | ✓
Romance[BELUM DIREVISI] [Sequel of You're Mine, Sella!] 🌱🌱 Bagaimana rasanya menikah dengan pria possesif dan over protectiv? Awalnya Sella pikir, saat ia sudah menikah, maka Elang-suaminya- tidak akan se-posessif dulu. Namun ternyata Sella salah. Elang...