Uang memang bukanlah segalanya. Namun sekarang, segala sesuatunya perlu uang.
🌱🌱
_______Bisa dibayangkan bagaimana posisi Ken sekarang?
Semua sahamnya ditarik oleh perusahaan Angkasa, dan kini kantornya pun ikut ditarik. Namun kali ini, semua namanya diubah menjadi Grasel Group.
Yang benar saja!
"Lang, lo yang bener aja lah, ini usaha gue! Kenapa lo main seenak jidatnya aja ganti-ganti dan beli-beli saham!"
Yap, saat Sella meminta hal aneh sebulan yang lalu, Elang langsung mengurus segala sesuatunya. Baik perizinan, pembayaran, dan masih banyak lagi, hingga baru sebulan ini ia menyelesaikan semua keinginan Sella.
Elang meletakkan kertas yang terakhir, ia baru saja selesai menandatangi semua surat dan berkasnya pagi ini.
"Untuk sementara, Ken."
"Sementara-sementara, kalo selamanya gimana?!" Ken benar-benar tak terima. Lalu, jika begini, Firda makan apa nanti? Masa Firda yang jadi tulang punggung keluarga?
"Demi anak gue, Ken. Lo nggak mau kan punya keponakan ileran?" tanya Elang, ia kini fokus menatap ponselnya dan membalas beberapa pesan dari sang istri dan juga adiknya yang berada di New York.
Ken mendengus kesal, ia melonggarkan dasi yang sedari tadi menyekiknya, melirik tajam kearah Elang. Namun, Elang tak peduli, ia justru tersenyum diatas penderitaannya.
Benar-benar definisi bahagia diatas penderitaan orang lain.
"Lo kirim brand apalagi ke Tifa?" tanya Elang.
"Gue baru ngeluarin brand bedak baru, dan perusahaan gue ditarik! Definisi mau kaya, tapi nggak jadi!"
Elang tertawa ia meletakkan ponselnya diatas meja karena ia sudah mengetahui apa produk yang baru saja Ken kirimkan pada Tifa.
"Jadi, nggak perlu di promosiin sama Tifa kan? Perusahaan lo 'kan udah nggak ada," ejek Elang.
Ken mencibir. "Kalo bukan lo yang berkuasa, udah gue tabok tuh bibir," gumam Ken sangat pelan. Namun, Elang masih bisa mendengarnya, Elang hanya memutarkan bola matanya sebelum akhirnya kembali fokus pada laptopnya.
Rendy masuk sembari menggendong Yura. Hari ini, Risty sedang pergi dengan teman-temannya dan juga mengurus butik milik orang tuanya. Alhasil, Yura ia bawa ke kantor.
Rendy meletakkan flashdisk di atas meja Elang. Ia membenarkan posisi gendongannya.
"Itu udah gue back up semua ya datanya, lo cek ulang lagi aja."
Elang mengangguk dan mengambil flashdisknya. "Lo ngapain bawa Yura kesini?"
"Risty pergi, Yura nggak mau sama baby sister dirumah. Heran dah gue, ni anak maunya sama Mak Bapaknya doang," omel Rendy. Namun tak sampai satu menit, Yura memukul mulut sang Papa seakan mengerti bahwa ia baru saja dizolimi.
Rendy meringis, tangan Yura memang kecil, namun tenaganya .. persis seperti Mamanya.
Ken tertawa, ia memainkan tangan kecil Yura. "Bagus, Nak, lanjutkan."
Elang menggeleng dan mencolokan flashdisk di komputernya.
"Lo bawa Yura ke rumah deh. Kan bisa main sama Felix, ada Wenda sama Ria juga yang bisa jaga Yura. Daripada nanti muka lo bonyok dipukulin?" ledek Elang.
Rendy berdecak. "Pukulan anak gue nggak sa-- aduh, Yura .." Rendy memegang tangan Yura yang tengah menjambak rambutnya.
Yura justru tertawa puas, ia menepuk kedua tangannya sesuai dengan ajaran sang Mama.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY FUTURE | ✓
عاطفية[BELUM DIREVISI] [Sequel of You're Mine, Sella!] 🌱🌱 Bagaimana rasanya menikah dengan pria possesif dan over protectiv? Awalnya Sella pikir, saat ia sudah menikah, maka Elang-suaminya- tidak akan se-posessif dulu. Namun ternyata Sella salah. Elang...