Tap tap tap
X dan Blu sedang menjalani tes. Tempatnya adalah gunung besar yang cukup jauh dari Plasma City. Di sini mereka tes sekalian ngebetulin alat sensor gempa yang katanya sih rusak.X:"kena kita harus ada di hutan coba"
Blu:"tau nih, Pak Hikari, malah kita disuruh ngebetulin alat sensor gempa di tempat yang sinyalnya tipis"
X:"nggak apa-apa Blu, kita pasti bisa, kamu udah janji sama Grigio untuk pulang dengan selamat kan"
Blu:"iya"Mereka melanjutkan perjalanan. Dengan hanya berbekal peta dan kompas serta bekal yang sedikit karena masak sendiri, Aru pun berkata..
"Siapa suruh bangun jam tiga pagi?"
X:"aku ngantuk banget..."
Blu:"tadi kita juga dimarahin kan, disuruh tidur lagi, tapi karena terlalu semangat jadinya nggak bisa tidur lagi"
X:"nah itu, emang kalau mau jalan-jalan jadi begitu, eh tapi ini bukan jalan-jalan sih"
Blu:"hahaha"X:"eh iya, kata kakek yang duduk didepan hutan tadi, kita nggak boleh berisik"
Blu:"hah? Emang kenapa? Siapa yang tinggal di sini?"
X:"katanya hutan ini ada penunggunya"
Blu:"serius? Wah, ngajak Ginga seru nih"
X:"janganlah.."
Jrengg
KSSEKK KSEEK
Blu menengok ke belakang, ia merasa dirinya dan X lagi diikuti.
X:"kenapa Blu?"
Blu:"eh..enggak, ayo lanjut"
Mata warna merah bermunculan di balik lebatnya pepohonan. Memperhatikan gerak-gerik dari X dan Blu yang berjalan santai.
Semakin lama suasana semakin mencekam, Blu terus merasakan makhluk-makhluk yang berlari di tengah semak-semak, seakan ketakutan akan sesuatu. Hal itu membuat Blu diam-diam merinding.
X:"Blu, kamu dari tadi kayak ketakutan gitu, kenapa?"
Blu:"kamu nggak ngerasain? Dari tadi hewan pada lari ketakutan gitu?"
X:"mungkin lagi dikejar predator"
Blu:"ini bukan aku sok tau tapi, cara mereka lari itu kayak...buat nyari tempat perlindungan"
X:"hemm...kalau begitu ayo kita lanjut dengan lebih hati-hati"
Blu:"eh nggak terbang aja?"
X:"alatnya kecil, susah kalo nyarinya dari atas"
Blu:"edehh..kenapa di sini nggak dipasangin tiang sinyal aja sih"
X:"siapa yang mau repot pasang tiang segede itu di tengah hutan?"
Mereka terus berjalan, waktu berjalan dan sekarang mulai gelap. Dari pada ngambil resiko. X dan Blu memutuskan untuk berkemah, untungnya dengan kekuatan Ultimate Aegis, mereka bisa ngambil peralatan kemah bahkan ayam goreng buatan Iru.
Blu:"hem..jujur sih, aku pengen banget itu alat ketemu sekarang"
X:"iya, kenapa kudu kecil sih?"
Blu:"edeh.."Blu nyender ke salah satu batang pohon di dekatnya, namun tiba-tiba pohon itu berbunyi.
TETT!! TETT!! TETT!!
Blu:"BUSET DAH!!"
X:"MAK!"X:"ITU POHON KAMU APAIN!!"
Blu:"CUMA DISENDERIN!! LAGIAN MANA ADA POHON KOTAK BEGINI!!"
X:"kotak?"X mengambil senter, dia menyenteri pohon kotak yang disenderin Blu itu.
X:"ehh ini sensor gempa itu kan?"
Blu:"eh iyak, pantesan bunyi tadi"
X:"tapi nggak ada yang keliatan rusak, kok kita disuruh ngebetulin yak?"
Blu:"nah itu dia, mungkin gara-gara bunyi tadi"X membuka kotak di belakang alat itu, di sana tertulis peringatan.
Blu:"kata Bang Filis, alat ini terus-terusan ngasih peringatan gempa, tapi dari kemaren nggak ada tuh gempa"
X:"mungkin Bang Filis salah baca deh"
Blu:"hah?"
X:"dari tulisan di sini, yang bakalan gempa itu daerah hutan ini doang"
Blu:"eh..berarti hewan-hewan yang lari tadi"

KAMU SEDANG MEMBACA
SCHOOL OF ULTRA
FanfictionDi tanah cahaya didirikan sebuah sekolah baru untuk membuat pasukan yang lebih kuat. Didirikanlah sekolah baru yang mengajarkan banyak hal, bukan hanyalah bertarung saja. Apa yang terjadi selanjutnya?? Lanjutan dari Ultraman:war for one universe Kar...