Oh tidak! Kehidupanku yang damai mulai berjalan mundur!___
Aku menatap jari-jariku, terlihat lentik nan kecil juga halus. Aku yakin tanganku tidak sehalus ini, beralih ke arah piyama, itu juga sehalus sutra. Ah, nampaknya aku sedang bermimpi sebagai seorang putri. Cih! Percuma jika bermimpi seperti ini, makanan mewah pun terasa hambar. Baiklah, biasanya jika aku mencubit- aw kok sakit?
Turun dari ranjang, aku berjalan menuju cermin. Aha, tinggiku, sedikit pendek- em yah sepertinya tuan putri ini jarang lompat tali. Netra emerald, surai pirang keemasan, wah cantiknya ak- abaikan ini bukan aku. Baiklah, aku menuju ranjang dan akan tidur lagi lalu saat terbangun menyusun jadwal ke sekolah, bermain game, jajan lalu pulang tidur lagi. Baiklah saatnya memejamkan mata~
Tok...tok...
"Kyna! Adikku yang manis sudahkah kamu bangun? Ingat!? Papa akan pulang kerja hari ini, bersiaplah!!"
Seketika bola mataku melebar, siapa dia? Apa jangan-jangan mimpi ini sungguhan? Aku menjadi, Kyna? Kyna Marcielitho? Haha! Aneh aku pasti berhalusinasi.
"Nona bangunlah... Izinkan saya masuk,"
Seketika aku duduk seraya menatap kedua tanganku, bahkan surai pirang yang berantakan ini pun terlihat jelas di mata. Jadi ini nyata! Aku akan mati!? Mati?! Maksudku bukan mati tapi bad ending?! Siapa pelakunya ini?! Kemana Kyna yang asli! Woii! Kembalikan aku!!
Oh tidak, tidak, tidak! Dapat kulihat kehidupan yang damai mulai berjalan mundur menjauh tanpa bisa ku gapai. Habislah!
Baiklah abaikan itu, sekarang mandilah dulu,"masuklah,"
Seorang pelayan masuk, dia memiliki surai dan netra coklat tersenyum hangat padaku,"selamat pagi, Nonaku."
Seketika aku merasakan bulu kudukku berdiri, ini bukan game sesama jenis kan?
"Saya akan membantu Anda untuk mandi,"
Beberapa maid masuk lagi, jadi mereka adalah seluruh pelayan Kyna? Tanpa membuang masa lagi aku menurut ritual mandi seperti biasa.
"Nona, tatanan rambut Anda, twintal dengan bergelombang seperti biasa bukan?"
Aku menggeleng, itu bukan tipeku, itu tipe Kyna,"geraikan saja,"
Mereka nampak bingung, sementara kedua kelopak mataku yang biasa jam segini, aku melirik jam dinding besar yang tertulis angka kuno, 08:30, masih tidur langsung mendelik karena entah fakta atau mitos aku bereinkarnasi tanpa mati dulu, hebat. Yang kutakutkan adalah jika itu fakta dan sudah terlanjur nyaman dengan dunia ini, bagaimana jika suatu saat aku dikirim kembali ke duniaku.
"Sudah selesai, Nona."
Mengangguk, dengan perlahan aku mengerjap. Gaun merah maroon terpasang di tubuhku, walaupun bukan tipeku, karena ini terlalu- wah!. Suraiku tergerai mencapai pinggang, itu bergelombang berbeda seperti Kyna yang biasanya berkuncir dua layaknya anak kecil. Wah, permata ruby terpasang di sisi kanan pelipisku. Cantik, penasaran berapa harganya ya jika kujual.
Nona cantik sekali!
Iya, andai saja dari dulu dia seperti ini
He'eh, pasti pangeran akan tertarik
Aku melirik mereka kesal,"woi, diam." Mereka pikir aku tak dengar apa? Sengaja sekali berbisik di dekatku, ingin rasanya ku tendang mereka satu persatu.
Para pelayan menunduk,"Maafkan kami, Nona!"
Mengabaikan mereka, aku dengan perlahan merai gagang pintu. Oh? Aku melirik tanganku, tidak terpasang sarung tangan, bagaimana jika sesuatu yang kotor menempel. Walaupun aku seorang pemalas di kehidupanku yang dulu tetapi sebenarnya aku adalah penggila kebersihan. Melihat sesuatu tertempeli debu saja aku parno jika terdapat kuman yang menggigit disana. Apa namanya? OCD, obsessive compulsive disorder. Ah! Ingatanku masih tajam rupanya.
Berbalik aku mendekati pelayan yang pertama masuk tadi. Oh, siapa namanya? "Paula, berikan aku sarung tangan."
Paula, pelayan itu nampak bingung sebelum mengangguk dan mengambil sesuatu dari dalam lemari. Sarung tangan merah maroon. Baiklah, aku akan terlalu mencolok di publik pasti.
Membuka pintu lalu keluar, para pelayan pun mengikuti. Seseorang yang mengetuk tadi pasti kakak Kyna, dia berkata jika papanya akan pulang hari ini. Itu berarti adegan eps**, datangnya anggota baru?!
Aku menyentuh pipiku. Ini mendadak! Citra Kyna terlalu flat! Bagaimana mungkin aku si kaum rebahan harus bertindak tanduk layaknya bangsawan atas nanti?! Memikirkannya saja membuat otakku panas, sudah! Makan saja dulu. Cacingku sudah konser di dalam perut sedari tadi, entah mereka cacing Kyna atau cacing di jamanku. Ku harap mereka tidak terlalu rakus.
"Wah, selamat pagi, Kyna!"
"Pagi saudari manisku!"
Aku melangkah untuk duduk sebelum melihat ke arah mereka,"emm, pagi,"
Mama Kyna, Luna, dan kakak Kyna, Alexis, mereka duduk dengan saling bertatapan bingung. Mungkin karena Kyna tidak ceria seperti biasanya. Kyna yang baik, periang, bodoh, lalu Kyna yang suka hidup dalam harapan lalu hancur saat dihadapkan pada realita. Aku tak mau menjadi dia. Setidaknya saat aku ditinggal banyak orang nanti aku punya banyak uang, lalu bisa pergi mengembara membunuh kesepian. Dih! Hidup kok gini amat.
Jadi, bagaimana caranya agar aku mendapat banyak uang? Secara didunia ini tidak ada game! Teknologi disini secara umum diartikan dengan sihir. Ahaha, aku ingin kembali saja rasanya, hidup tanpa peralatan canggih, hambar.
"Kyna! Mama memanggilmu!"
Aku tersentak dari lamunan,"Oh, iya?"
"Kyna, apa ada masalah? Mama lihat kamu sedikit berubah hari ini, mengapa kamu mengubah gaya rambutmu?"
"Hanya...bosan," jawab ku dengan senyum ragu, jika aku cengengesan akan dianggap bodoh dalam dunia ini. Yah, kecuali itu pria tampan. Mau berekspresi jelek seperti apapun pasti dianggap menggemaskan. Bah!
Makanan sudah siap disajikan oleh para koki andalan mansion ini. Beberapa saat kemudian terdengar langkah kaki mendekat ruang makan.
"Papa pulang!"
"Selamat datang Papa!"sambut Alexis senang sebelum menatap bingung ke arah papanya.
Aku berbalik perlahan, netra emerald ini dengan malas menatap pada dua orang yang digandeng papa Kyna, Faustus.
"Ah! Selamat datang, Papa."
Kulihat Faustus terkejut dengan responku. Heh! Kamu kira aku akan datang memelukmu seperti biasa saat terlihat jika kamu membawa dia? Gadis itu, dia adalah tokoh yang paling kubenci dalam game. Surai hitam dengan netra emerald, Gladys!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Daughter of Villain {END}
FantasyAku tertidur memilih menyerah untuk tidak memainkan game itu lagi. Bagaimana lagi?! ini sudah 10 kali aku kalah!!! Welcome to,"Magic Drama 2" Heh!! Mentang-mentang aku kalah terus, seenak jidat memindahkanku ke dalam dunia game. Ke dalam tubuh Kyna...