55 -Pilihan Terkutuk

3.4K 734 158
                                    


Pilihan Terkutuk

Gladys Marcielitho, adalah putri pedagang kecil sebelum masuk ke dalam panti asuhan. Ia dan orang tuanya mengalami kecelakaan saat perjalanan kembali ke rumah. Sementara dirinya luka ringan karena dilindungi oleh ibunya, kedua orang tuanya meninggal. Meski hanya pedagang kecil, keluarga Gladys memiliki beberapa pelayan, karena menduga tidak akan mendapat gaji lagi para pelayan yang kasihan membawa Gladys ke panti asuhan agar mendapat perawatan yang baik.

Sementara itu, Faustus Marcielitho adalah di penyumbang besar di panti asuhan. Setiap bulan ia akan menyisihkan uangnya untuk tempat itu. Suatu hari, dirinya merasa tubuhnya lemas karena belum menyempatkan diri untuk sarapan. Tetapi dengan memaksakan diri ia tetap pergi ke panti, pikirnya itu hanya urusan sebentar lalu ia dapat kembali ke mansion untuk istirahat.

Tetapi saat di persimpangan akan menuruni tangga, tubuhnya sempat limbung. Faustus sudah mengira akan rasa sakit yang ia derita sebelum seorang gadis kecil dengan beringas menarik jasnya ke belakang sampai keduanya jatuh terduduk sementara kepala si gadis terbentur dinding. Faustus yang tertegun segera sadar dan memeriksa kepala gadis di belakangnya.

Gladys, hanya meringis memegangi kepalanya. Ia tersenyum,"syukurlah Anda tidak apa-apa, Tuan."

Dengan senyuman perih itu, Faustus tersentuh melihat kebaikan anak panti. Kemudian, hari demi hari ia sering mendatangi panti asuhan demi melihat perkembangan gadis itu. Pintar, baik, penuh kasih, dan cantik. Segala luka yang kadang di derita, Gladys selalu tersenyum mengatakan tidak apa, semua baik-baik saja. Faustus benar-benar kagum dengan gadis itu, meski orang tuanya pergi, masih dapat menampilkan senyum ceria. Hingga ia memutuskan untuk mengadopsinya, membuat Gladys menaruh harapan besar pada 'Papa' barunya.

Hal yang Faustus tidak sadari jika itu membuat hubungan keluarganya retak dan hancur. Bukan ia pilih kasih, bukan ia membela Gladys. Faustus tetap Faustus, memberi kasih yang sama kepada dua putri dan satu putranya. Meski di academy sekalipun, ia tetap mengabari Kyna, memberi hadiah Kyna, lantas mengapa anaknya itu mengatakan jika hadiahnya terlambat serta surat-suratnya terdengar tidak berguna. Meski Faustus menyelidiki, ia tidak menemukan masalah yang membuat semua hadiahnya terlambat sampai ke Kyna, atau penyebab rusaknya hadiah yang ia berikan. Bahkan Kyna tidak tertarik menyelidikinya meski Faustus sudah memberi tahu. Yang Kyna benci adalah keputusan Faustus memberinya saudari.

*****

Di dalam ruangan dengan nuansa serba merah, Ratu Althea yang sedang memeriksa informasi mengenai Gladys untuk meneliti lagi merasakan tubuhnya terhuyung sejenak sebelum mengerjap menjernihkan pandangan. Ia meletakkan berkas di tangannya sejenak untuk menyandarkan punggungnya yang pegal.

"R-ratu Althea, Anda tidak apa?"

Gladys, ia duduk di ruang tengah milik Ratu Althea. Gadis itu tengah diawasi untuk mengerjakan tugas-tugas kecil. Kandidat lainnya telah dipulangkan saat mendapati hasil yang kurang memuaskan. Meski begitu mereka tetap senang dan merasa puas karena mempelajari banyak hal baru yang menantang di kekaisaran Phanthomhave.

"Yah." Ratu Althea akhirnya memutuskan untuk menyerahkan beberapa berkas,"berikan ini pada Ethan."

"B-baik."

Gladys bangun dengan segera dan menerima berkas itu sebelum memberi salam kepada Ratu Althea. Gladys selalu membuat harapan dan berharap harapannya selalu terkabul. Meski ia saat ini hanya calon Putri Mahkota, tetapi jika Kyna tidak sadar selama dua minggu lagi, maka dirinya resmi sebagai Putri Mahkota. Terdengar jahat memang, tetapi Gladys berharap sampai saat itu tiba Kyna tidak akan sadar.

Saat di lorong, Gladys melihat siluet Ethan yang berjalan menjauh, jubahnya berkibar dengan penuh wibawa mengikuti langkah kaki yang membawanya. Segera gadis itu berlari untuk mendekat dan mengikuti Ethan yang seperti menuju ruangannya.

The Daughter of Villain {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang