Seorang Raja, apakah memang dia bebas ingin menepati atau mengingkari janji?
____
"Ethannio,"
Yang dipanggil menoleh, Karen perlahan masuk bersama seorang gadis mantan kandkdat Queen, Persia. Gadis itu nampak menampilkan senyum ramahnya seperti biasa. Kyna melirik seolah tidak tertarik sebelum menelungkupkan kepala memikirkan jawaban dari persoalan dalam dokumen.
"Ada apa?" Ethan membuka suara, Karen menoleh ke arah Persia, memastikan untuk gadis itu segera menjelaskan.
"Bukankah kandidat yang menjadi terpilih kedua, akan mendapat posisi dewan dibawah Queen? Aku menjadi yang ke-2 lalu mengapa Tuan Jake yang mendapatkannya?"tanya Persia dengan perlahan seolah tidak ingin ada keributan.
Kedua tangan Ethan, ia benamkan dalam saku celana, masih di tempat duduknya ia menjawab,"ke-7 Dewan terpilih sesuai peringkatnya. Kemampuan mereka diuji dan diperhatikan oleh Karen karena itu sebagian kecil tugasnya, Jake jelas berada di atasmu, jadi posisimu dilengserkan. Kecuali, jika posisimu bertambah. Kita lihat kenaikan kelas beberapa bulan lagi. Atau, jika kamu mau, Jake dapat serius menghabisimu sekarang,"
Persia mendongak mendapati Ethan menatapnya dengan seringai biasanya, membuat ia mulai berkeringat dingin, di sisi kirinya Jake hanya bertopang dagu seolah melihat pertunjukan. Anggota lain termasuk Kyna seolah tidak peduli, bahkan gadis itu sudah terlelap tidur melupakan cara menjawab soal dalam kertas.
"Jadi, Nona Persia. Jikalau kamu mau, kamu dapat memimpin tim medis, kami tidak memaksa, itu jika kamu mau."ujar Karen.
Persia menghela nafas perlahan, ia mengembangkan senyum sekali lagi,"baiklah, beri pernyataannya padaku. Akan aku memimpin tim medis seraya meningkatkan kemampuanku."
***
"Jam berapa ini!!?"
Anggota dewan berjengit kaget, bahkan Raven yang biasanya tenang tidak sengaja penanya terpeleset sehingga tulisan yang dihasilkan gagal. Ia menghela napas menoleh ke arah Kyna, mengagetkan saja.
"Ini jam istirahat, Nona Kyna."jawab Karen dengan nada manisnya, Kyna menoleh ke arah meja sampingnya, Ethan bahkan sudah menghilang dari sana.
"Mengapa tidak membangunkanku?" Dengan segera Kyna turun dan berlari menuju pintu.
"Ethannio sudah berusaha tadi, Nona. Tetapi kamu masih terlelap tidur, bahkan Ethannio sempat ingin mencoret-coret wajahmu."
Kyna menggertakkan gigi, sethan syalan awas kamu!
"Eh, Nona! Bagaimana dengan tugasmu?"cegah Karen menahan Kyna dengan acungan penanya.
Kyna mengetuk-ngetuk dahinya,"tinggal... 70 lembar lagi!" Ia segera berlari keluar menuju kantin takut-takut jika jam istirahat segera berakhir. Raven bangkit dari tempat duduknya, ia melangkah menuju pintu.
"Eh, Raven kamu--..."
Pertanyaan Karen terpotong saat dilihatnya Raven sudah berteleport pergi. Tinggallah ia sendiri di dalam ruangan bersama tumpukan kertas yang berhamburan.
"Ugh... Banyak sekali tugasku..."
***
"Yo! Nona Emas... Mau kemana?"
Kyna yang sedang berjalan cepat berhenti sejenak, menoleh ke arah Jake yang berjalan dari lorong sebelahnya.
"Kantin," gadis itu segera berjalan cepat lagi meninggalkan Jake yang mengernyit melihat langkah kaki kecil itu begitu cepat.
"Wowow.... Santai saja Nona, mengapa kaki kecilmu itu kamu paksa berjalan begitu cepat?" Jake berjalan di sampingnya dengan langkah biasa karena kakinya yang panjang.
"Lapar!"tukas Kyna, ia melirik sinis kaki Jake sebelum berlari. Sejenak ia lupa jika dapat berteleportasi.
Kyna menghentikan langkah, Jake juga. Ia segera berteleport meninggalkan Jake yang kebingungan sendiri,"gadis ini memiliki pemikiran yang rumit ternyata."
Di kantin, setiap meja sudah ramai terisi berbagai anak. Kyna tidak peduli, yang penting ia mendapat makanan kesukaannya di kantin. Setelah mendapatkan berbagai makanan, ia membawa itu di atas nampan dan berteleport menuju asrama dewan. Kyna berjalan menuju pembatas balkon, ia duduk sendiri menikmati makanannya.
Gadis itu berpikir jika sendiri pun sebenarnya menyenangkan, segala hal dapat kamu renungkan baik masa lalu maupun masa depan. Hanya saja pemikiran Kyna salah, fokusnya pada makanan pecah saat di dapat terdapat seseorang berteleportasi di sampingnya.
"Mengapa kamu disini?"
"Makan,"
Dari suaranya, Kyna sudah tahu. Bahkan gadis itu merasa tengah diawasi oleh manik hitam malamnya. Kyna menoleh, lalu berkata dengan sinis,"jangan mengambil makananku."
Mendengar itu, Raven mengerjap, ia terkekeh dengan merdunya sejenak,"kamu gadis yang pelit rupanya. Tenang saja, aku tidak berniat seperti itu."
"Dan jangan membuat nafsu makanku lenyap."peringat Kyna, malas jika Raven mengetahui siapa dirinya. Bukanlah hal sulit mengingat anggota dewan memang seharusnya memiliki kemampuan tidak terduga
"Aku tidak akan membahas yang iya-iya."
Kedua mata Kyna memicing ke arah Raven,"iya-iya?"
Plop!
"Nona Emas!"
Tiba-tiba Jake berteleport di depannya, beruntung Kyna tidak sedang minum. Gadis itu menoleh, melihat Jake duduk dengan santai di sampingnya, bahkan mengambil satu cemilan Kyna.
"Belilah sendiri, orang kaya!"protes Kyna.
"Aku malas bergerak, jadi aku meminta padamu saja. Kehilangan 1, 2,3 cemilan tidaklah rugi, Nona Emas."
Kyna mendelik, 123 katanya? Dia ingin meminta atau merampok?!
Dengan segala kekesalannya Kyna menarik rambut rapi Jake membuat posisi duduk laki-laki itu terhuyung. Ia meringis saat beberapa rambutnya tertarik kuat oleh gadis di sampingnya.
"A-ack adedeh... Lepaskan rambut malangku, Nona. Mereka terlalu bagus untuk menjadi bahan penganiayaanmu!"
Tangan Kyna yang menarik rambut Jake berhenti, saat seekor elang menangkring di lengan kirinya. Terdapat sebuah kertas disana, setelah mengambilnya, Kyna memberi ikan segar pada elang itu melalui sihirnya.
[Kyna, ini Arina. Dua jam lagi adalah pelajaran seni musik, persiapkan dirimu. Dan dua hari lagi adalah duel melawan dewan. Dikatakan jika kamu berhasil lolos, kamu tidak perlu khawatir tes kenaikan sekolah. Salam, Arina Do Kengalessa!]
Kyna mengangguk-angguk, tetapi posisinya sekarang adalah seorang Queen. Lalu bagaimana ia harus bertindak dua hari kemudian? Ia melirik pada Raven dan Jake.
"Posisiku sekarang Queen. Lalu bagaimana aku harus..."
"Kamu hanya perlu hadis saat tes kelas lain. Saat kelasmu sendiri, kamu kemungkinan besar melawan Ethannio."ujar Raven menjelaskan, keduanya tertutup untuk tidur sejenak.
Kyna mengerjap, dia melanjutkan acara makannya dan mendelik pada Jake setiap akan mengambil jatahnya.
"Jake! Kamu ambil satu lagi, terpotong urat nadimu!"ancam Kyna, mulai kesal. Dia membawa banyak cemilan bukan untuk berbagi-bagi tetapi untuk keserakahan perutnya.
Tiba-tiba, pintu atap asrama dewan terbuka secara perlahan seolah ditiup oleh angin. Disana Ethan bersandar pada pintu. Dibelakangnya Leon dan Ambar melingik.
"Ya ampun Kyna, kamu berselingkuh dengan dua laki-laki sekaligus?"celetuk Ethan menatapnya main-main.
.
.
.
Kelopak mata Kyna merendah menatap Ethan datar, "Masih mending laki-laki, bagaimana jika aku berselingkuh dengan sesama perempuan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Daughter of Villain {END}
FantasyAku tertidur memilih menyerah untuk tidak memainkan game itu lagi. Bagaimana lagi?! ini sudah 10 kali aku kalah!!! Welcome to,"Magic Drama 2" Heh!! Mentang-mentang aku kalah terus, seenak jidat memindahkanku ke dalam dunia game. Ke dalam tubuh Kyna...