Aku tahu ini akan terjadi namun aku tidak peduli seolah memang menanti luka ini.
____
"Nona, saya membuatkan coklat panas untuk Anda, tolong diminum."
"Ya, letakkan saja di sana."tunjuk Kyna pada meja di sudut ruangan kamarnya. Setelah Gerall meletakkan itu ia permisi agar memberi waktu sendiri untuk majikannya.
Suara pintu diketuk lagi sebelum disusul sebuah suara,"Kyna, ini kakakmu. Kamu baik-baik saja?"
Telunjuk Kyna berayun membuat pintu di kamarnya terbuka sendiri, ia melambaikan tangannya,"aku baik."
Kedua alis Alexis mengernyit,"sungguh? Ku harap kamu segera berbaikan dengan Papa."
"Tenang saja, kakak. Nanti malam pun aku akan tetap ikut makan bersama."
Alexis menghela napas,"baiklah. Istirahat dengan baik." Kyna menatap datar saat melihat Alexis pergi membiarkan pintu kamarnya terbuka,"jika begitu... Seharusnya kakak menutup pintunya!!!"
Beberapa saat kemudian suara langkah cepat terdengar, Alexis muncul dengan segera menutup pintu dari luar seraya mengucapkan kata maaf berkali-kali.
Kyna berdiri, dirinya tak bisa tidur untuk sekarang. Baik di dunia nyata maupun game, ia selalu mendapat hubungan buruk dengan Papanya. Berjalan menuju balkon, Kyna menyangga rahang menatap pohon sakura yang ia tumbuhkan saat beberapa hari terbangun di dunia game. Pohon itu masih subur sampai sekarang, bahkan kelopaknya pun beterbangan membelai surai emasnya. Rasanya damai tetapi terlalu sunyi membuatnya sampai merindukan seseorang yang biasa membuat kerusuhan.
Jika saat seperti ini, Ethan sedang apa ya?
Kyna mengingat, satu bulan lagi adalah seleksi putri mahkota sekaligus sebagai permaisuri pasangan sang raja yang akan datang. Apakah dirinya akan terpilih? Jika terpilih pasti ada saja bawahan raja yang mengajukan selir. Bagaimana Ratu Althea dapat bertahan sendiri sampai sekarang? Kyna dengar sebagian besar selir yang dikirim menuju istana akan berakhir kematian. Mereka selalu terlibat skandal yang memudahkan Ratu Althea menghukum mati mereka.
"Oh, aku merasa seseorang baru saja merindukanku."
Tersentak, Kyna berbalik melihat siapa yang ada dibelakangnya. Ethan, sudah satu tahun mereka tidak bertemu. Laki-laki itu terbang turun, setelah ujung kakinya mencapai pembatas balkon ia melompat berdiri di hadapan Kyna.
"Lama tidak bertemu, Kyna."
Kadang Kyna bertanya-tanya, bagaimana cara Ethan selalu mempertahankan senyuman itu sementara dirinya saja malas untuk sekedar memberi sedikit senyuman kepada seseorang. Seolah-olah, laki-laki dihadapannya ini tidak pernah mengalami masalah dalam hidupnya. Tetapi faktanya, Kyna tahu, untuk dapat berdiri dihadapannya pun Ethan pasti melalui banyak masalah. Bagaimana ia tetap tersenyum sementara rasa sakit selalu memeluknya dalam keadaan apapun? Yang Kyna tahu, Ratu Althea dan Raja Evann, tidaklah sehangat itu sampai mudah mengumbar senyum.
Kyna menghembuskan nafas pelan seraya tersenyum tipis,"ya, lama tidak bertemu."tetapi mengapa, dihadapannya Kyna dengan senang hati tersenyum dan bertengkar.
Ethan menyodorkan sebuah surat berwarna hitam dengan cap simbol keluarganya,"mama ingin, kamu datang seminggu sebelum seleksi dimulai. Sehingga, aku senang karena dapat bertemu denganmu setiap hari, Kyna. Sama seperti saat kita di academy."
Kyna menerima surat itu, setelah mengamatinya sejenak ia bertanya,"merindukan masa itu?"
"Tentu saja. Aku pikir semenjak kedatanganmu semua terasa lebih menarik."ujar Ethan terus terang, kemudian ia sadar saat melihat mata gadis dihadapannya,"kamu...menahan tangis?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Daughter of Villain {END}
FantasyAku tertidur memilih menyerah untuk tidak memainkan game itu lagi. Bagaimana lagi?! ini sudah 10 kali aku kalah!!! Welcome to,"Magic Drama 2" Heh!! Mentang-mentang aku kalah terus, seenak jidat memindahkanku ke dalam dunia game. Ke dalam tubuh Kyna...