Saat hari itu tiba, bidak catur yang sesungguhnya akan bergerak.——
Ctak!
"Skak...mat."
Elaina menelungkupkan kepalanya dengan kesal. Pasalnya sudah lima kali ini ia dan mamanya bermain catur tetapi selalu kalah.
"Erghhh... Membuat kesal saja."
Althea terkekeh,"tidak apa Elaina kamu masih ke-cil lagi. Seiring bertambahnya dewasamu, pasti..."
Elaina mendongak,"pasti dapat mengalahkan mama?"
Wanita di hadapannya menggeleng,"pasti seru,"
Terdengar erangan frustasi Elaina,"jawaban macam apa itu..."
Tangan Althea menggapai bidak Queen hitam, dan menabrakkannya pada bidak Queen putih. Dia menopang rahang seraya beralih menatap ke arah luar jendela,"saat hari itu tiba, bidak catur sesungguhnya akan bergerak."
Elaina bangkit,"apa spesialnya dari Kyna? Apa karena dia seorang reinkarnasi?"
"Karena takdir dan jalan pikirnya. Kamu dapat melihatnya suatu saat," netra Althea berkilat,"nah, iyakan, Kyna?"
***
Ctak!
Bidak Queen hitam milik Kyna terjatuh, dia melirik itu. Segera dengan berat hati bangkit untuk mengambilnya, seraya berjongkok Kyna mengamati setiap ukiran pada bidak di tangannya.
"Yah. Sesuai perkiraanmu, Ratu Althea."
"Nona?"
Kyna mendongak, ia langsung berdiri mendapati Gerall berdiri di ambang pintu kamarnya,"apa?"
"Ayo menuju ruang tamu, Nona. Anda pasti merasa senang!"
Gerall membimbing Kyna menuju ruang tamu. Disana Luna, Alexis, Faustus beserta Gladys dan Paula berdiri dengan berbagai kotak kado.
"Pagi-pagi seperti ini. Ada apa ini?"tanya Kyna sesampainya disana. Faustus mendekat seraya menekuk satu kaki di hadapan anaknya.
"Kyna, anakku. Maafkan Papamu ini ya? Kamu mau kan? Papa dan Mama baru saja membelikanmu beberapa barang yang sesuai dengan seleramu."
"Aku sendiri sudah memaafkan, Papa. Tenang saja."
Senyum terukir di wajah mereka, Paula menoleh ke arah pelayan lainnya agar membawakan barang-barang itu ke dalam kamar Kyna. Mereka makan bersama dengan perasaan lega karena suasana tidak renggang lagi.
Sekembalinya Kyna di kamar, gadis itu menepuk pelan dahinya. Dilihatnya kotak-kotak kado hampir memenuhi seperempat ruangan yang luas itu. Kado itu sebagian sudah dibukakan secara rapi oleh pelayan, sebagian berisi perhiasan.
"Hadeh, luas kamarku berkurang karena barang-barang ini."
***
Tidak terasa hari demi hari Kyna lalui hingga mencapai 3 minggu batas liburan murid Regal Academy. Beberapa hari lalu, Kyna jalani dengan berbagai masalah. Dimulai dari meledaknya lab berkali-kali, Gladys yang mengganggu pemandangan dan beberapa badannya yang sakit karena penyatuan jiwanya dengan Meinhard. Untuk penghasilan uang sendiri, Kyna memutuskan menjual resep ramuan dalam berkebun. Dengan begitu, ia akan terus mendapat kiriman uang.
Lalu mereka, Kyna, Gerall dan Gladys. Tengah berada di dalam kereta menuju academy. Perpisahan dilakukan dengan senyum dan sedih. Kyna dengan setelan gaun coklat keemasan mencocokkan dengan rambut bergelombangnya. Sepatu bot hitam dan hiasan pita di kepala, tak lain halnya dengan Gladys, hanya saja dia lebih feminin. Sepatu berhak, gaun sehijau zamrud, surai hitam lurus yang diikat kuda dengan hiasan mutiara pada talinya. Untuk Gerall, dia tidak memakai setelan pelayan, melainkan sama seperti anak bangsawan umumnya. Bahkan sedari tadi Kyna tidak ragu melirik penampilan pelayannya yang menawan. Ingin sekali dia mencolok matanya yang murahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Daughter of Villain {END}
FantasyAku tertidur memilih menyerah untuk tidak memainkan game itu lagi. Bagaimana lagi?! ini sudah 10 kali aku kalah!!! Welcome to,"Magic Drama 2" Heh!! Mentang-mentang aku kalah terus, seenak jidat memindahkanku ke dalam dunia game. Ke dalam tubuh Kyna...