Jalan Yang Dipilih
Di kediaman Phanthomhave, Raven meringis saat adiknya, Arina, mencoba mengobati lukanya. Tubuh laki-laki itu terasa remuk, beberapa luka ia dapat hasil dari duelnya dengan Ethan.
"Laki-laki itu memitingku dan meremukkan tulangku tanpa ragu."ujar Raven saat keadaannya pulih kembali.
Arina menghela napas,"aku akan jarang bertemu Kyna lagi. Bagaimana mungkin kakak kalah begitu mudah! Apa kamu mengalah?"
Raven menoleh,"kamu pikir aku akan mengalah untuk urusan seperti itu?"
"Habisnya..." Arina menunduk, tangan Raven terulur mengusap puncak kepala adiknya.
"Bukan berarti jika Nona Kyna bersamaku, ia akan bahagia."
*****
Di medan perang, ratusan ksatria ditambahkan lagi. Dengan begitu, Kekaisaran Phanthomhave menang. Ethan dengan Kyna di gendongannya, ia berjalan cepat menunggangi sang naga hitam untuk kembali menuju istana. Gerall terbang dengan kecepatan penuh, sungguh khawatir akan keadaan nonanya.
Meski banyak orang yang bingung, tetapi tidak ada yang menghalangi jalan Ethan memasuki istana. Mereka memberi jalan kepada Sang Putra Mahkota. Laki-laki itu memasuki ruang kamarnya dan membaringkan Kyna, sesudahnya membersihkan penampilan gadis itu. Di ambang pintu, Ratu Althea nampak.
Ethan masih terdiam di samping Kyna, poni rambutnya menutupi matanya sehingga Ratu Althea tidak dapat melihat ekspresi anaknya itu. Hanya satu yang dapat dipahami, Ethan menahan kekhawatirannya sekarang. Saat wanita itu masuk, Raja Evann menyusul diikuti Raven keluarganya. Beruntung ruangan kamar Ethan luas meski gelap karena tak satupun tirai jendela dibuka. Pintu kamar Ethan ditutup agar tidak satupun orang melihat dari luar.
"Tidak ada jejak napas juga detak jantung, suhu tubuhnya semakin dingin."kata Ethan, keluarga Kengalessa terkejut mendengar itu terutama Arina.
Ethan berjalan menghampiri Ratu Althea, menarik satu tangannya pelan,"bukankah ini sudah sesuai rencana Mama? Kalau begitu Mama pasti akan mengembalikan Kyna bukan?"
Mendengar itu Ratu Althea hanya terdiam menatap laki-laki di hadapannya,"ternyata kamu dapat membuat wajah seberantakan itu."
"Mama sudah puas bukan? Lalu cepat selesaikan."
Raja Evann yang sedari diam berdiri membuka suara dengan kelopak matanya memicing ke arah Kyna yang terbaring,"jangan asal bicara, Ethan. Jika tubuh Nona Kyna di kehidupan sebelumnya tidak mati, maka sulit membawanya kembali."
"Kyna..." Arina mendekati tubuh satu rekannya itu, ia perlahan memegang punggung tangannya. Gadis itu mengernyit terkejut saat merasakan seolah ia menyentuh balok es.
Raven diam pula mengamati, sementara Ratu Yona pun hanya menoleh ke arah suaminya tidak mengerti. Raja Alvear tersenyum, memilih untuk mengunci mulut agar masalah tidak menambah. Ethan menggertakkan gigi dalam diam, ia menatap Ratu Althea seolah menuntut pertanggungjawaban.
"Apa yang harus kulakukan agar Mama mau menyelamatkan Kyna?"
Mendengar itu kelopak mata Ratu Althea merendah, ia menepis tangan Ethan dengan perlahan lalu membalikkan tubuh menghadap Kyna. Tangannya terjulur memunculkan buku catatan Kyna yang ia simpan.
"Tidak perlu repot-repot, aku akan menagihnya kapan-kapan."ujar Ratu Althea,"Evann, bantu aku. Kemungkinan, satu hari disana adalah satu bulan di dunia ini. Jika kloninganku menjadi debu aku dan Kyna tidak dapat kembali. Tetapi jika sampai satu bulan masih utuh, berharap saja aku selamat."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Daughter of Villain {END}
FantasyAku tertidur memilih menyerah untuk tidak memainkan game itu lagi. Bagaimana lagi?! ini sudah 10 kali aku kalah!!! Welcome to,"Magic Drama 2" Heh!! Mentang-mentang aku kalah terus, seenak jidat memindahkanku ke dalam dunia game. Ke dalam tubuh Kyna...