32 -Satu hadiah yang berarti baginya-

4.6K 882 26
                                    

Satu hadiah yang berarti baginya.

____

"Nona Kyna Marcielitho!"

Bruk!

Kedua mata Kyna mengerjap berkali-kali saat setumpuk kertas tergeletak di hadapannya. Hanya lima hari dia tidak masuk, sudah puluhan kertas tugas menumpuk. Kyna menjentikkan jari, tumpukan kertas yang sama tergeletak di meja profesor yang tengah mengajar kelas hari ini.

"Tenang saja. Saya sudah mengerjakannya, mungkin tinggal bahasa asing yang belum."

Profesor di depan sana mengernyit,"cepat sekali. Bagaimana kamu mengerjakannya? Memperalat rekanmu?"tuduhnya sedikit membuat Kyna tak senang.

"Silahkan saja cek."

"Baiklah kamu dapat menuju perpustakaan kerjakan tugas yang tersisa lalu berikan pada profesor yang mengajar. Nona Arina dan Nona Hera tetap di kelas!"peringatnya dengan tambahan saat terlihat Arina dan Hera hendak bangkit mengikuti Kyna.

Arina dan Hera mendengus padahal mereka merindukan beberapa hari tidak bertemu Kyna. Gadis bersurai emas itu perlahan bangkit dan meninggalkan kelas menuju perpustakaan. Di tengah perjalanan, kedua tali yang mengikat dua rambutnya ia lepas. Surai emasnya perlahan tergerai dengan bebas, tangan Kyna terangkat menyugarnya asal-asalan.

Pelajaran asing di academy rupanya tidak mudah seperti di zamannya. Kamusnya bahkan tebal dan terkesan kuno. Terdapat banyak kosakata sinonim, dan benar-benar harus dihafalkan dengan baik. Meski begitu Kyna menyukainya karena mirip dengan bahasa inggris. 

Pintu perpustakaan terbuka, netra emerald Kyna mengedar menemukan Raven duduk dipojok meja panjang dan Qee yang tertidur dengan wajah tertutupi buku. Kyna pikir mungkin ia akan menempati lantai atas saja agar lebih tenang. Ia sempat melirik Raven, laki-laki itu nampak sibuk dengan bacaannya, jadi lebih baik Kyna abaikan saja anggap tidak melihatnya tadi.

Sampai di lantai dua, Kyna memilih duduk diatas permadani dengan warna sehijau zamrud di samping jendela dan satu meja panjang. Angin yang masuk menerpa wajah, helai rambut yang berantakan membuat Kyna tak acuh menyugarnya. Baru saja satu menit ia membuka satu lembar buku bahasa asing, Kyna menguap dan tidur menghadap jendela.

Baik sengaja maupun tidak sengaja Kyna tidak peduli. Toh bisa mengejar tugas atau catatan yang tertinggal dengan mudah. Tiga puluh menit berlalu, kelopak mata gadis bersurai emas itu mengkerut sebelum dengan perlahan mengerjap, menyesuaikan cahaya di sekitarnya.

Brak!

Kyna duduk dengan tegak menoleh ke arah jam kuno yang menggantung pada dinding perpustakaan,"really? Only thirty minute?!"

"Bahasa asingmu bagus."celetuk sebuah suara di samping Kyna.

Gadis itu terkejut melihat Raven berbaring dengan membaca buku di sampingnya. Kyna menatap, surai hitam Raven nampak hitam lebat membuat ia ingin sekali memegangnya. Tetapi tidak mungkin. Melirik ke arah pundaknya, didapati sebuah jas menyampir di bahu yang Kyna duga itu milik Raven.

Kyna perlahan berdiri, lalu berjalan mendekati Raven. Di letakkannya jas itu seolah menyelimuti laki-laki dengan surai hitam didepannya.

"Aku tidak akan berterimakasih,"ujar Kyna. Netra hitam Raven melirik,"nevermind."

Kyna kembali duduk sebelum seseorang menggebrak mejanya membuat gadis itu reflek memukul wajah makhluk asing yang datang tiba-tiba dengan bukunya.

"Ky- wakh! Aukh... Wajah tampanku..."

Mendengar itu, sebelah alis Kyna berkedut,"apa maumu Jake?"

Jake memberikan cengiran biasanya meskipun hidungnya memerah akibat pukulan buku Kyna, dengan sekali jentikan tangan sebuah kardus muncul dengan isi permen,itu penuh sampai meluap dari wadahnya. Kemudian beberapa cemilan lalu kue tart segitiga coklat tersaji dengan rapi di meja sampai kedua mata Kyna berbinar melihatnya.

The Daughter of Villain {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang