Karena kamu adalah sumber rasa sakit dan senangku.
_____
Kedua kaki kecil terbalut sepatu boots itu melangkah keluar dari ruang dewan. Sebuah suara datar mencegahnya membuat ia berbalik. Laki-laki dengan surai hitam dan netra kelam yang selalu memperhatikannya tanpa ia sadari.
"Nona Kyna, kamu nampak tidak baik,"
"Baiklah, ku akui aku jahat."
"Bukan itu, tapi keadaanmu. Wajahmu nampak lesu."
Kedua alis Kyna mengernyit, saat ia akan membuka suara, terdengar seseorang menyebut namanya. Kyna berbalik, ia langsung terkejut saat seseorang memberikan sebuah pelukan erat padanya. Beruntung, itu tidak membuat keduanya jatuh ke lantai.
"Maaf, Kyna maaf..."
Kyna mencoba mendongak karena jalan napasnya terhalang,"Et-Ethan? Lepas dan maaf... Untuk apa?"
Ethan tidak mau melepaskan pelukannya, bahkan ia mengendus surai emas Kyna, saat mendongak didapatinya Raven berdiri menatap datar. Ethan menjulurkan lidahnya mengejek.
"Bukan apa-apa..."
"Kalau begitu lepas!"
Ethan menurut, ia melepas pelukan eratnya pada Kyna, sebagai gantinya ia mengalungkan lengan pada leher Kyna. Gadis itu hanya bisa diam, ingin melepas pun percuma, buang-buang tenaga saja.
"Aku baik. Tenang saja."kata Kyna.
Kedua mata Raven terpejam, ia menghela napas,"baiklah." Laki-laki itu berbalik dan berteleport pergi.
Beberapa saat kemudian tiba-tiba Ethan menaikkan dagu Kyna,"jangan menatapnya terlalu lama Kyna, dan ya suhu tubuhmu panas. Apa kamu demam?"
Tidak ada oengakuan dari gadis itu, ia hanya berkata,"hari ini ada kelas mantra."
"Kamu bukan gadis serajin itu sampai saat sakit pun tetap hadir."
Kyna mengalihkan pandangan, sialan kamu Ethan.
"Kelas mantra."
"Memang kenapa?"
"Belajar kutukan."
"Untuk siapa?"
Netra emerald Kyna mengarah pada Ethan, laki-laki itu menatap datar dirinya entah apa maksudnya.
"Xixixi...,"
"Hentikan tawa jahatmu," Ethan menghela napas, ia menempelkan dahinya dengan dahi Kyna,"Baiklah, aku akan mengawasimu. Beruntung kita satu ruangan lagi."
Untuk beberapa alasan wajah Kyna kian memerah. Dengan tanpa perasaan ia menyundul dahi Ethan, membuat laki-laki itu meringis antara sakit dan kesal.
***
"Hari ini, kita akan mempraktekan mantra pertumbuhan bunga venusa." Prof. Asna menjulurkan kedua tangannya ke arah bunga venus yang terlihat seperti bunga pemangsa,"ikuti mantra seperti dalam buku."
Prof. Asna dengan baik mempraktikan pada anak muridnya, ia dengan sabar menjawab satu persatu pertanyaan dan membimbing dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan.
"Humm..." Kyna menyangga dagu memperhatikan bunga venusa dihadapannya,"...oiss ini nampak berbahaya, apakah dia akan mati jika kuberi sianida?"
"Apa kamu berencana menjadi pembunuh bayaran Kyna?"tanya Arina disebelahnya yang diacuhkan Kyna.
"Kyna wajahmu tampak pucat,"ujar Hera, ia memperhatikan wajah Kyna. Sikap gadis itu seperti biasa, tetapi hanya raut wajahnya yang nampak berbeda.
"Aku baik."balas Kyna, ia mencoba mengabaikan beberapa pasang mata yang memperhatikannya sedari tadi, terutama Ethan. Laki-laki itu menatapnya seolah tawanan istana yang melakukan kesalahan maha besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Daughter of Villain {END}
FantasyAku tertidur memilih menyerah untuk tidak memainkan game itu lagi. Bagaimana lagi?! ini sudah 10 kali aku kalah!!! Welcome to,"Magic Drama 2" Heh!! Mentang-mentang aku kalah terus, seenak jidat memindahkanku ke dalam dunia game. Ke dalam tubuh Kyna...