Salam kepada Ratu kebanggaan, seterusnya, dan seterusnya.____
"Ap—apa?! Bagaimana dia bisa..." Sera melangkah mundur, dia menoleh pada Gladys yang terdiam,"Gladys! Cepat serang dia! Kamu mau mutiaranya terebut?!"
Dengan kaku Gladys mengangguk,"baik!"
Seperti yang Kyna duga, sihir milik Gladys sama kuatnya seperti yang ditampilkan dalam game. Lingkaran sihir keemasan memutari Gladys, kilauan sinarnya bahkan membawa angin kencang. Surai hitamnya terkibas, Gladys memejamkan mata, saat membuka mata sebuah buku juga mendarat di hadapannya. Sedikit membuat Kyna terkejut sebelum sadar jika itu buku sihir biasa yang dibelikan Faustus.
Netra emas Kyna melirik kedua rekannya, kedua tangannya merentang memunculkan portal-portal kecil. Itu berwarna emas, satu pedang dari sana keluar yang Kyna arahkan untuk membebaskan Arina dan Hera. Setelah mereka bebas puluhan pedang keluar dari portal lagi mengarah menuju Emma dan Sera, keduanya jatuh terduduk dengan mata terbelalak. Saat puluhan pedang menusuk mereka disertai suara pekikan, hanya pemandangan tertutupi asap berdebu dan menghilangnya mereka kembali ke stadion.
Kini atensi beralih pada Gladys, gadis itu memanggil puluhan golem, entah itu dari batu atau tanah. Melihat Gladys yang menjulurkan tangan sekuat tenaga ke depan, Kyna yakin dia kesulitan dalam menjalankan makhluk panggilannya.
"Golem-golem itu tidak akan membuatku tergores sekalipun lho, Gladys!"
Kelopak mata Gladys terbuka dengan susah payah hanya untuk melihat reaksi Kyna, percuma tidak ada raut terkejut sekalipun.
Kyna melihat ke arah buku, tangannya terjulur ke atas, dimana langit bersinar terang diantara awan mendung yang mengitarinya. Dengan perlahan tangannya turun lalu gerakan cepat tangan Kyna yang menunjuk ke arah Gladys menimbulkan kilatan petis, puluhan sambaran tercipta hanya pada satu titik, Gladys.
Tangan Kyna yang semula terjulur sekarang menjentik tanda jika ribuan pedang keluar dari portal-portal kecil di sampingnya. Mereka menuju ke arah golem-golem yang bergerak liar kearahnya. Sebagian dari mereka langsung hancur sebagian tidak. Melirik ke arah buku, tangan Kyna mengepal lalu terbuka mengarahkan tangannya pada Gladys yang tetap berdiri walaupun tersambar petir berkali-kali. Sebuah balok panjang melaju cepat ke arah Gladys dan menghantamnya.
"Ugh! Akh!"
Tubuh gadis itu terseret sekitar sepuluh meter menghantam batu maupun pohon sebelum perlahan menghilang kembali ke stadion. Dengan hilangnya gadis itu, para golem pun perlahan menjadi abu.
Balok yang menghantam Gladys tadi menghilang saat sasarannya pun sudah tiada. Setelah mendapat mutiara tim Gladys, kaki Kyna yang semula menapak tanah mulai melangkah, satu persatu tangga tercipta membawa langkahnya ke atas mencapai puncak tertinggi pepohonan.
Disisi lain, penonton yang duduk di stadion meneguk ludah. Duel sihir ini terlihat seru dimata mereka sekaligus ngeri saat tanpa sengaja netra emas Kyna melirik tajam ke arah layar. Arina dan Hera diam di tempat, untuk beristirahat karena sekujur tubuh mereka mendapat luka akibat sayatan jaring Emma.
Netra emas Kyna mengitari hutan, tim yang tidak akan ia lenyapkan hanya milik Gerall selain itu akan ia hapus. Portal yang semula terlihat sedikit di samping Kyna, kini mulai bermunculan lebih banyak disertai petir hitam keunguan yang saling menghubungkan antar portal.
Saat kedua tangan Kyna menjulur dengan cepat, ribuan pedang keemasan disertai petir menyambar berbagai sudut hutan. Banyak dari pekikan terdengar, kaki kanan Kyna mengetuk-ngetuk tangga dibawahnya menghitung mundur. Beberapa serangan yang mengarah padanya malah tertarik kedalam portal dan menyerang balik kepada pengirimnya. Satu persatu mutiara terbang menuju Kyna dan dia simpan ke dalam tas kecil yang melingkar di pinggangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Daughter of Villain {END}
FantasyAku tertidur memilih menyerah untuk tidak memainkan game itu lagi. Bagaimana lagi?! ini sudah 10 kali aku kalah!!! Welcome to,"Magic Drama 2" Heh!! Mentang-mentang aku kalah terus, seenak jidat memindahkanku ke dalam dunia game. Ke dalam tubuh Kyna...