Bukankah setiap pertemuan pasti ada perpisahan.
____
"Apakah itu berarti suatu saat kamu akan pergi, Kyna?"tanya Arina ragu.
Kyna mengangkat kedua tangannya,"entahlah,"gadis itu berjalan menuruni tangga hendak keluar.
"Kyna tunggu dulu! Ayo menuju ruang dewan tahun ini!"cegah Arina dengan cepat menuruni tangga.
Kyna dengan perlahan menepis kedua tangan Arina yang memegangnya,"kamu sudah sadar bukan jika aku bukan Kyna kalian? Lalu mengapa masih mendekatiku? Aku bukan orang yang kalian kenal."
Mendengar itu baik Hera dan Arina terpaku. Mereka sampai bingung harus membalas apa. Fakta jika Kyna yang sekarang bukanlah orang yang mereka kenal seolah membuat mereka merasa mengkhianati Kyna. Tetapi bagaimanapun sudah beberapa hari mereka berinteraksi seharusnya tidak ada kesalahan jika mereka mencoba bersahabat dengan Kyna sekarang.
"Aku mengatakan hal itu sekarang, agar tidak menambah beban pikiranku." Kyna berjalan membuka pintu lalu menutupnya, meninggalkan Arina dn Hera yang terdiam di tempat saling menatap.
Saat Kyna berjalan di lorong hendak menuju kantin, suara kaki berlari terdengar.
"KYNA! KAMI TIDAK AKAN MENINGGALKANMU!!"
Kyna terkejut, kelopak matanya melebar saat merasakan kedua rekannya memeluknya. Baik Arina maupun Hera menggenggam satu tangan Kyna.
Arina tersenyum,"apapun yang terjadi kami akan menganggapmu sebagai Kyna."
"Walaupun ini tidak dapat dijelaskan dengan mudah. Tetapi kamu akan tetap menjadi Kyna kami."imbuh Hera. Kedua mata bulat Kyna masih menatap Arina dan Hera terkejut. Bagaimana mungkin mereka menerima ini semudah dan secepat itu. Kyna memejamkan mata sejenak sebelum berkata,"hah...baiklah. Terserah kalian."
Arina dan Hera tersenyum senang.
Lalu mereka pun menuju kantin bersama. Tamat~
Tentu saja belum. Perjalanan Kyna masih pan-jang.***
Dikantin, Kyna bersama kedua rekannya memperhatikan layar biru besar yang menampilkan dimana, Emma dan Sera akan ditahan selama satu minggu karena terbukti telah membantu rencana Gladys untuk mencelakai Kyna. Sementara Gladys dihukum sampai pemilihan Queen selesai.
Sebenarnya Ethan sudah mengundang Kyna, tetapi gadis itu tidak mau ikut campur dan hanya ingin melihat dari jauh saja.
"Hey, bukankah phanthomhave bersaudara mendapat peringkat tertinggi di setiap kelasnya?"tanya Kyna seraya menyeruput coklat panasnya.
"Maksudmu, Nona Athe, Nona Elaina dan Zeronnio? Yah mereka selalu mendapat nilai terbaik."ujar Hera mengalihkan pandang dengan wajah tak enak.
Arina mengangguk,"benar. Bahkan Hera saja yang mati-matian belajar masih kalah dengan Adgar si pelupa."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Daughter of Villain {END}
FantasyAku tertidur memilih menyerah untuk tidak memainkan game itu lagi. Bagaimana lagi?! ini sudah 10 kali aku kalah!!! Welcome to,"Magic Drama 2" Heh!! Mentang-mentang aku kalah terus, seenak jidat memindahkanku ke dalam dunia game. Ke dalam tubuh Kyna...