13 -Jangan berpikir jika aku akan selalu...

8.3K 1.3K 115
                                    


Jangan berpikir jika aku akan selalu berbaik hati.

____

Kyna sedikit membungkuk sampai beberapa helai rambutnya menutupi wajah, hanya untuk menjulurkan tangannya pada Gladys. Saudari tirinya itu mendongak melihat Kyna tersenyum mengulurkan bantuan yang terbalut sarung tangan.

"Apa kamu akan berdiam dan mengabaikan uluran tanganku?"

Melihat senyum Kyna mulai luntur Gladys cepat-cepat menerima bantuannya. Dia dengan perlahan berdiri sebelum merasakan tulang pergelangan tangannya sedikit retak disertai hawa panas yang menjalar, ingin rasanya ia memekik namun suaranya seperti hilang entah kemana. Gladys menarik kembali tangannya seraya berbalik, sebagian murid academy di sekitar mulai berbisik tentang sikapnya yang tidak tahu terima kasih. 

Bukan tanpa alasan Gladys melakukan ini, kini ia sadar apa maksud dari senyuman yang terpatri pada bibir saudari tirinya. Kyna memanggil pelayan, gelas yang semula menumpahkan minuman itu kembali seperti bentuk semula dengan isi yang sama. Kyna adalah sumber semua itu, dia yang membuat tangan Gladys kesakitan bahkan sampai membiru lalu mengembalikan minuman yang telah tumpah ke tanah.

"Kembalikan ini."

"Tetapi, berkat Nona minuman ini masih layak diminum."

Kyna melirik nampan yang sudah berada di tangan pelayan,"apa kamu pikir seorang bangsawan akan sudi meminum sesuatu yang sudah tumpah itu?"

Si pelayan menunduk,"maaf, Nona. Akan saya bereskan."

Netra emerald Kyna melirik Hera, satu rekannya itu pun menangkap maksudnya. Saat si pelayan melewati Hera, satu kaki gadis itu terjulur membuat pelayan kantin tersebut tersandung dan menumpahkan gelas berisi jus jeruk ke arah Gladys. Suara gelas pecah terdengar, Kyna mengembangkan senyumnya, Arina dan Hera saling melirik menahan senyum.

"Hati-hati pelayan. Kamu sampai melakukan kesalahan parah seperti ini."ujar Arina. Si pelayan dengan penuh penyesalan meminta maaf kepada Gladys.

Gladys hanya mengangguk tak apa membiarkan pelayan itu pergi, tak ada yang dapat ia lakukan sekarang. Dengan perlahan ia melangkahkan kaki, tetapi naas dia terpeleset hingga menabrak Sera dan Emma.

"Apa yang kamu lakukan, Gladys?!"pekik Emma. Sera mendorong tubuh Gladys menjauh seraya berdiri, gaunnya ikut kotor dan kulitnya lengket karena Gladys.

Kini giliran ketiganya yang menjadi pusat perhatian sekaligus bahan tertawaan. Kyna berbalik menahan tawa diikuti Arina dan Hera. Mereka berjalan ke arah dimana Ethan melambaikan tangan sekali. Bersamaan dengan itu Ed dan Adgar lalu satu gadis berjalan menuju mereka pula.

Selama Kyna berjalan menuju Ethan, Gladys memperhatikannya, Nona Kyna, kamu sudah keterlaluan. Suatu saat aku akan membalasmu, pasti!

Saat Gladys mengalihkan pandangan, Kyna menoleh ke arah belakang membuat Arina dan Hera terheran, aku membaca niatmu, Gladys.

"Kyna, apa itu tadi?"

Kyna beserta kedua rekannya duduk. Gadis itu melihat ke arah Ethan dan kedua rekannya sebelum menjawab,"jika kalian terhibur itu sebuah hiburan. Jika tidak, apa peduliku."

"Yo, Nona Kyna. Kita satu kelas."

Kyna menoleh ke arah laki-laki dengan saku bunga mawar, surai merahnya yang mencapai leher diikat sedikit. Dua kancing atas seragamnya terbuka.

"Siapa?"

Laki-laki yang semula memancarkan senyum senang seketika merengut kala Kyna tidak mengenalinya. Kyna menengok ke arah Arina dan Hera, keduanya meringis tidak tahu apa yang dibahas karena sejak tadi hanya mengamati makanan yang tersaji di sekitar.

The Daughter of Villain {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang