Aku tahu apa yang kamu pikirkan meski kamu bungkam.
____
Dua minggu kemudian...
"Ini sebagai hadiah kalian."
Gladys meletakkan dua kantung dengan isi manik-manik berlian dimeja. Hari ini Emma dan Sera datang berkunjung ke Mansion Marcielitho menggunakan kereta, meski dapat menggunakan portal, tingkat kesulitannya meningkat daripada saat di academy. Sehingga mereka harus melewati jalan yang sulit.
"Sebenarnya aku ingin mengirim ini dengan perantara burung, tetapi sepertinya Nona Kyna akan curiga. Terima kasih."ujarnya pada mantan kedua rekannya di academy itu.
Emma tersenyum miring setelah menyimpan kantong yang berharga baginya,"tidak perlu berterima kasih Gladys. Kita sama-sama diuntungkan, aku dan Sera cukup menyumpal si penyebar rumor lalu selesai. Sebagai gantinya berlian olahan negeri ini dapat kami miliki. Benar bukan, Sera?"
Sera tersenyum menoleh,"benar. Oh lihatlah ini begitu berkilauan. Oh aku harus menyimpannya, siapa tahu saat ini bawahan saudari tirimu itu sedang mengawasi." Emma terkekeh menanggapi perkataannya.
Gladys hanya menghela napas,"apa kalian memiliki rencana? Aku benar-benar sulit memikirkan rencana untuk memenangkan seleksi putri mahkota. Pasti enak ya, menjadi putri mahkota, memakai pakaian mewah, barang mewah dan lagi... Menjadi permaisuri dari raja yang akan datang. Bukankah menurut kalian Pangeran Ethannio sangat tampan? Ia seperti perpaduan Ratu Althea dan Raja Evann, mereka benar-benar menarik setiap mata orang."
"Tentu saja. Sayang sekali hanya beberapa gadis yang diundang, aku dan Sera pun ingin mengikutinya. Kamu beruntung Gladys, setidaknya dapat memasuki istana dan melihat banyak keindahan disana. Dan benar, akan lebih baik pula jika kamu terpilih, bukankah setidaknya akan ada satu posisi selir?" Emma tersenyum menatap ke arah Gladys.
Menanggapi perkataan Emma, Sera bergumam tak jelas sebelum berkata,"tetapi... Jika dilihat-lihat, bagaimana pun hanya Nona Kyna yang menarik dimata Pangeran Ethannio. Putri Mahkota dipilih oleh Sang Pangeran dan selir dipilih oleh Ratu Althea. Aku sarankan berhati-hatilah Gladys, posisi selir seolah kutukan disana. Setiap gadis selalu berakhir buruk di istana itu."
Gladys terdiam,"ini bukan solusi namun masalah. Aku harus bagaimana...."
Gadis bersurai hitam dengan netra hijau itu menyugar rambut dengan kedua tangan.
"Tetapi... Aku juga akan segera mendapat undangan untuk seleksi putri mahkota juga. Di negeri Kengalessa, disana... Pangeran Oraven pun akan memilih ratunya. Akhh... Aku tidak sabar..."tambah Emma menatap ke arah dinding dengan tatapan berbinar.
Mendengar itu, Gladys meliriknya begitu pula Sera.
"Bukankah jika Gladys tidak terpilih ia pun akan mendapatkan undangan, Emma? Bagaimanapun gadis yang akan dipilih haruslah memiliki nilai dan reputasi bagus saat di academy."kata Sera mengejek.
Mendengar itu Emma menatap tajam ke arah Gladys,"kamu harus terpilih disini Gladys, jika tidak dengan Pangeran Ethannio maka aku setidaknya harus memikat Pangeran Oraven."
Gladys diam begitu pun Sera. Keduanya hanya meneguk minuman yang tersedia dan memakan beberapa camilan. Ketiganya sedang berada di ruang tamu. Suasana sepi karena Luna menemani Alexis untuk mempersiapkan latihannya dalam menghadapi perang nanti. Faustus bersama Kyna dan Gerall mengurus bisnis.
Menjelang siang tiba, beberapa pelayan secara bersamaan menuju depan pintu menyambut tuan rumah. Emma dan Sera pun serentak berdiri mengikuti Gladys.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Daughter of Villain {END}
FantasyAku tertidur memilih menyerah untuk tidak memainkan game itu lagi. Bagaimana lagi?! ini sudah 10 kali aku kalah!!! Welcome to,"Magic Drama 2" Heh!! Mentang-mentang aku kalah terus, seenak jidat memindahkanku ke dalam dunia game. Ke dalam tubuh Kyna...