Dia dapat menunjukkanmu seperti apa dunia dan membuka matamu.____
Kyna berpisah dengan kedua rekannya, gadis itu menuju toilet hendak mengepang rambut. Setelah dirasanya selesai Kyna menyurai poninya agar tidak menghalangi dahi. Kemudian ia berjalan ke ruang dewan, untuk menemui Ethan menagih janjinya.
Sampai di ruangan dengan pintu hitam diukir corak emas, Kyna membukanya, mengintip ke dalam secara perlahan. Ethan, Leon, Ambar dan Karen sibuk di mejanya masing-masing. Tiba-tiba Karen menoleh membuat Kyna pun ikut terkejut saat gadis itu mendekatinya.
"Oh, Nona Kyna. Masuklah, ada beberapa hal yang harus kamu kerjakan." Karen menarik tangan Kyna masuk ke dalam. Gadis bersurai emas itu melirik ke sekitar dengan malas, baru saja masuk sudah diberi kerjaan, ngajak tengkar.
Kyna duduk di kursinya,"aku seb--..."
Gadis itu terdiam menatap datar ke arah kertas yang tiba-tiba disodorkan Karen, Leon dan Ambar. Banyak tulisan di sana, beberapa perlu saran dan tanda tangan persetujuan. Kyba menghela napas, semua kertas itu mengambang di hadapannya. Netra emeraldnya menatap teliti pada setiap kertas.
"Mein," Kyna melempar pena ke dalam satu portal, beberapa saat kemudian, muncul pena dengan jumlah sama seperti kertas yang disodorkan. Itu digerakkan oleh bayangan hitam.
Dua menit berlalu, Karen, Leon dan Ambar diam menunggu. Sampai semua kertas itu kembali ke tangan mereka, terlihat kedua manik Kyna menyorot mereka.
"Kutolak semua. Tidak ada bagus-bagusnya, seluruh surat itu hanya menguntungkan pihak lain. Keuntungan pada academy ini terlalu kecil. Akan lebih baik jika keuntungan pihak kita lebih banyak. Pintar-pintarlah bersilat lidah, oke?" Kyna menyangga rahang menatap tumpukan kertas lain di mejanya sebelum melirik Ethan.
"Ehh, malas sekali,"keluh Leon tapi tetap mengerjakan tugasnya. Ambar pun demikian hanya diam dan kembali di tempat semula.
"Baiklah aku akan semangat!!" Karen kembali ke mejanya kembali menulis dengan cermat dengan dahi berkerut.
Melihat itu, Kyna mengernyit,"masokis."
"Woii Ethan!" Panggil Kyna karena merasa diabaikan sejak tadi. Ethan tetap diam bergeming dia masih membaca kertas di depannya. Kyna bangkit dari tempat duduknya.
Ia menaikkan sebelah alisnya, memutari meja Ethan, mengibas-ngibaskan tangannya. Kyna meniup-niup kertas di tangan Ethan.
"Ethan...wuiii..."seru Kyna lirih masih meniup kertas di tangan tunangannya.
Ethan menutup kedua matanya dengan satu tangan seraya terkekeh melihat kelakuan Kyna. Dia membuka laci, dan menarik tangan Kyna pelan agar duduk di kursinya.
"Ambil kotak hitam itu. Dari Mamaku,"bisik Ethan tepat di telinga Kyna.
Gadis di sampingnya itu mengernyit, dia mengambil kotak itu dan membukanya perlahan takut jika Ratu Althea meletakkan bom di dalamnya. Kedua bola mata Kyna seketika berbinar, di dalam sana terdapat deretan donat dengan aneka rasa berisi sepuluh biji.
Tunggu, apa ini cara Ratu Althea menyuapku agar bertahan di sisi Ethan? Pikir Kyna.
Ia melirik ke tepi kotak,"oh ada kertas," Kyna mengambil itu dan membacanya.
[Yep, tepat seperti apa yang kamu pikirkan.]
Kelopak mata Kyna merendah, dia menatap datar kertas itu sebelum menoleh ke arah Ethan. Mengabaikan jika jarak antara dua wajah mereka terlalu dekat.
"Ethan, kamu tahu hanzayani lagi oppagangnamstar?"
Mendengar itu tentu Ethan mengernyit,"maaf, apa katamu barusan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Daughter of Villain {END}
FantasyAku tertidur memilih menyerah untuk tidak memainkan game itu lagi. Bagaimana lagi?! ini sudah 10 kali aku kalah!!! Welcome to,"Magic Drama 2" Heh!! Mentang-mentang aku kalah terus, seenak jidat memindahkanku ke dalam dunia game. Ke dalam tubuh Kyna...