Aku tidak suka permainan kecilmu. Ya, memang aku tidak menyukaimu.
____
Menarik napas kecil, perlahan Kyna menoleh. Gadis di sebelahnya berdiri dengan sedikit menundukkan kepala. Senyumnya terlihat lembut dengan pandangan mata yang teduh. Ia memiliki netra biru dengan surai pirang. Di kedua tangannya terdapat nampan dengan tiga buah kue yang masih hangat.
"Siapa?"
Gadis itu tersentak terkejut saat mendengar suara Kyna."a-anu, begini. Salam Nona Kyna Marcielitho saya, Driana Tamberlight."
"Driana?"ulang Kyna, nama gadis itu seolah membuat lidahnya bergetar.
"Ehh, jadi kami tidak diberi salam, nih?"
Netra Kyna dan Driana beralih pada Jake. Laki-laki itu memberi senyum manis menggodanya ke arah Driana membuat kedua pipi gadis itu bersemu.
"Mulai..."celetuk Ethan. Jake mengerlingkan sebelah matanya.
Mengabaikan laki-laki tersebut Kyna kembali bertanya,"jadi, ada urusan apa denganku?"
Mendengar Kyna yang berbicara secara tidak formal Driana memutuskan untuk mengikuti. "Begini, Nona. A-aku baru saja membuat beberapa kue untuk... Mengakrabkan diri. Ini kue untuk Nona, j-jika mau cobalah, Nona."
Sebenarnya Kyna tidak tega melihat gadis itu tergagap dalam bicara, sebagian besar dewan lain pun menatapnya. Tetapi sejak awal ia tidak ada minat sedikit pun untuk akrab dengan anggota dewan lain. Heran, memangnya aku bintang film, mengapa pula mereka melototiku seolah aku ini makhluk gaib!
Netra emerald itu melirik ke arah kue yang dibawa Driana. Melihat kesalahan kecil di ketiga kue itu. Kyna menghela napas, maaf Driana, tetapi aku tidak tertarik padamu.
"Aku tidak butuh."
Suasana barang pisau berdentingan dengan piring pun tidak terdengar. Seketika suasana sunyi saat Kyna dengan santainya menolak berpangku tangan. Seolah tanpa rasa bersalah ia mengalihkan pandangan. Dan kesan yang mereka dapat saat melihat itu adalah sosok Kyna yang angkuh.
Sementara itu Driana, gadis yang malang berdiri dengan menahan gemetar di kaki. Ia susah payah membuka mulut untuk berbicara, suara lain lebih dulu menyela.
"Hah... Ya ampun, Lady Driana, Lady Kyna. Kalian ini membuat tamu-tamu lain membeku, lho. Bagaimana jika Lady Kyna menerima kue tawaran Lady Driana? Terserah jika kamu mau memakannya atau tidak."
Kini perhatian Kyna tertarik kembali pada seorang gadis manis dengan surai pirang yang membingkai wajah sampai dagu. Kyna berpikir, jika kue itu sudah ia ambil lalu tidak dimakannya, bukankah kemudian harus dibuangnya. Itu sama saja menyiakannya, lagipula kue itu bukan seleranya.
"Kalian pasti pernah mendengar..."kelopak mata mata Kyna merendah,"...rumor tentangku."
Gadis dengan surai sedagu tadi terdiam, begitu pula Driana. Sedangkan terdengar suara dari gelas Ethan yang sengaja laki-laki itu gerakkan untuk semakin merusak suasana.
"...apa saja yang kalian dengar?"lanjut Kyna dengan jari-jari tangan yang mengetuk-ngetuk pipinya sendiri.
"Ah, itu..."tidak ada kalimat lanjutan dari gadis bersurai sedagu tadi, Driana di sampingnya memejamkan mata,"Nona Kyna, katanya seorang yang pemilih!"
Beberapa dari mereka terkejut saat mendengar suara keras dari Driana, gadis itu semakin menundukkan kepala dengan kedua mata terpejam. Kelopak mata Kyna terangkat sementara Ethan dan Jake diam-diam saling menahan tawa. Raven, sibuk dengan bacaannya, padahal seingat Kyna, Raven bukanlah karakter kutu buku.
"Oh... Kalau begitu mengapa kamu memberiku sisa kue yang terlihat...gosong."
Driana tersentak, ia cepat-cepat mendongak dan melihat ke arah kuenya. Meski samar, memang terlihat pada beberapa bagian sedikit hitam. Lalu satu kue pada bagian dasarnya terlihat terlalu coklat mengeras.
"Kue yang gosong, pada sekitarnya akan terasa pahit. Itu hanya akan membuat lidahku mengomentarimu dengan pedas, jadi akan lebih baik jika kamu pergi sekarang Nona. Dan juga kamu, Nona yang tidak memperkenalkan diri dan seenaknya menyela pembicaraan orang."tambah Kyna, sudah terdengar pedas di telinga siapapun. Ethan dan Jake hanya meneguk ludah, masih beruntung tidak terseret sindiran satu-satunya gadis anggota dewan mereka saat ini.
Driana membungkuk cepat segera minta maaf dengan formal,"kalau begitu saya permisi, maaf membuat Anda tersinggung, Nona Marcielitho."
Langkah kaki cepat terdengar menjauh tetapi satu gadis belum juga meninggalkan tempat berdirinya.
"Padahal saya... Berniat mendamaikan, mengapa Anda begitu emosi? Dan ya nama saya Abnia Kreaswenderxi."akhirnya gadis itu memperkenalkan diri sebagai Abnia.
Kedua alis Kyna terangkat seraya menarik senyum sinis,"apakah wajahku terlihat peduli?"
Abnia tersentak, ia dengan bibir mengerucut berkata,"permisi,"setelahnya ia berbalik, seolah tidak kuat menahan emosi dan malu.
"Ah, kamu... Apakah tidak terlalu kasar, Nona Kyna?"celetuk Raven yang sedari tadi berdiam diri. Tepat setelah Abnia pergi, makanan pesanan Kyna datang.
"Aku tidak ingin mendengar itu dari seekor kutu buku."ucapnya pedas membuat Raven memutuskan untuk lebih banyak diam.
*****
Setelah acara makan selesai, gadis yang dikenal sebagai Marina memberi tahu pesan tetua dewan melalui layar sihir yang terpampang besar dengan suara yang dapat di dengar mereka yang ada disana.
"Salam kepada dewan-dewan academy. Seperti informasi sebelumnya, kalian ditugaskan untuk menyelesaikan misi itu dengan bersih tanpa celah. Lantai Symphonia terbagi menjadi empat, di lantai paling bawah, lantai keempat, disana dibagi menjadi dua ruangan meliputi tempat lelang perdagangan gelap dan ruangan peti berisi korban lalu di sebelahnya penjara untuk mengurung korban yang masih hidup. Di lantai tiga, kalian akan mendapat sumber informasi, terbagi menjadi dua ruangan, klub hiburan bagi wanita dan pria. Usahakan kalian aman dari serangan berbondong mereka. Di lantai dua adalah lantai yang normal bagi kaum bangsawan umumnya, itu tempat dansa, tersajinya berbagai makanan mewah tersaji, pembagian kamar penumpang dan tempat yang kemungkinan kalian berada sekarang lalu. Sedangkan lantai pertama adalah tempat kalian pertama menjejakkan kaki di kapal. Untuk lebih detailnya kalian jelajahi sendiri, aku percaya kalian dapat diandalkan."penjelasan tetua dewan berakhir.
Kyna berdecih, bilang saja tidak mau merepotkan diri sendiri.
"Satu informasi tertinggal, setiap gerak-gerik kalian diawasi layar sihir tetua dewan. Saat sampai dipenginapan nanti semua video akan di putar secara acak. Baik, dengan ini kita akan memulai kisi. Penilaian untuk jumlah poin akan ditentukan oleh tetua dewan, selama bekerja dewan. Semoga beruntung."ujar Marina sebagai penutup dengan kipas menutupi sebagian wajah, netranya melirik ke sudut dimana Kyna duduk penuh arti.
Marina duduk di kursinya lalu berbisik menghibur pada Abnia,"tenanglah. Usahakan kita masih memiliki kesempatan saat di penginapan nanti."
"Tetapi dia terlihat seperti sudah berencana mengacuhkan kita sedari awal!"sungut Abnia melirik ke arah dewan Kyna yang berjalan keluar ruangan.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
The Daughter of Villain {END}
FantasyAku tertidur memilih menyerah untuk tidak memainkan game itu lagi. Bagaimana lagi?! ini sudah 10 kali aku kalah!!! Welcome to,"Magic Drama 2" Heh!! Mentang-mentang aku kalah terus, seenak jidat memindahkanku ke dalam dunia game. Ke dalam tubuh Kyna...