"Nenek... serius?"
Rasanya ragu gadis ini menyebut wanita yang melintas di hadapannya ini dengan panggilan nenek. Pasalnya bahkan kerutan atau sekedar helai putih pun tidak ditemukan pada dirinya. Ia menggeleng, menepis pikirannya yang berkeliling.
Wanita dengan sepotong kue di tangannya membalikkan badan menatap cucunya yang menjadi semakin liar akhir-akhir ini,"huh?"
Sebelah alisnya berkedut,"tolong, nek. Ini tidak lucu. Dari sekian banyaknya penyihir mengapa harus adikku Galen yang menjadi pengawas? Ini tidaklah menarik sebagai tontonanmu."
Althea, wanita ini berjalan seraya menyunggingkan senyum tipis,"tidak masalah bukan?"
"Jelas! Masalah! Sangat bermasalah! Aku tak bisa bebas jika dia berkeliaran di sekitarku."
Dari arah lain ibunya datang membawa sepiring cemilan, ia tersenyum melihat Althea dan anaknya sangat akur. Ia duduk di salah satu sofa. Gadis yang masih menggerutu itu berjalan mendekatinya seraya menghentakkan kaki, ia duduk menyandarkan bahu pada Kina, ibunya.
"Ibuu... tolonglah... jelaskan pada nenek. Aku tidak mau berpisah dari kalian, sungguh. Academy ini terdengar buruk, terlebih satu kelas dengan Galen si bocah sok pintar itu." adunya.
Kyna hanya tersenyum menyeruput tehnya,"sabar."
Lagi-lagi gadis ini mendengus,"apa kalian memiliki dendam tertentu padaku~"
Althea berjalan duduk dihadapan mereka,"kau tak ingat menyiram seorang gadis di tengah pesta?"
"Melepas anjing penjaga istana untuk memburu warga?"tambah Kina.
"Meledakkan dapur."
"Hampir membakar rambut kakekmu."
"...dan..."
Ia menutup kedua telinga kesal menatap dua wanita di hadapannya. Menyesal dengan pertanyaannya beberapa waktu yang lalu.
"Mengganggu waktu panas kedua orang tu---...."
BRAK!
Laki-laki yang dengan sembrononya muncul diambang pintu mendapat lemparan buku saat baru saja melontarkan ucapan. Ia meringis, setelah berjalan mendekati perkumpulan perempuan di sana, ia mengangkat putrinya untuk sedikit bergeser kemudian duduk di dekat Kyna.
Melihat itu gadis dengan surai hitam ini mendengus,"ayah lagi..."
Ethan menoleh dengan satu tangannya merangkul sang istri, menyeringai kala mendapat wajah penuh dendam anak gadisnya. Ia mendekatkan wajah menatap seolah menyelidiki sesuatu.
"Kau gadis yang kasar juga ya... Gaura."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
The Daughter of Villain {END}
FantasyAku tertidur memilih menyerah untuk tidak memainkan game itu lagi. Bagaimana lagi?! ini sudah 10 kali aku kalah!!! Welcome to,"Magic Drama 2" Heh!! Mentang-mentang aku kalah terus, seenak jidat memindahkanku ke dalam dunia game. Ke dalam tubuh Kyna...