52 -Jalan Menuju Akhir 2

3.1K 705 53
                                    

Jalan Menuju Akhir 2


Di tepi laut, pedang emas Kyna terus menebas. Dua hari berlalu dan ia tidak tidur sama sekali. Dirinya terpisah dengan Alexis, untuk bertahan sampai kedepannya, Kyna benar-benar harus menyimpan energi sihirnya. Tekanan di daerah peperangan benar-benar terasa, itu berdampak pada beban tubuh yang semakin berat. Jika Kyna tidak bergegas memenangkan perang, maka dirinya akan terlengserkan dari posisi Putri Mahkota. Tetapi bahkan ia belum melihat musuh utama terlihat.

Musuh utama, ia adalah cabang dari si pengendali boneka yang Kyna serang saat di dalam kapal Symphonia. Meski dalang utama sudah lenyap namun ternyata ia masih memiliki cabang sebagai cadangan. Mereka berencana merebut Kekaisaran Phanthomhave. Sejauh ini, Kyna memprediksikan jika sebagian prajuritnya adalah manusia asli lalu sebagian lagi hanya besi yang dijalankan. Satu tingkat lagi baja dan tingkat keatasnya adalah ahli sihir.

Meski sihir disini ditekan sampai batasnya, beberapa orang masih dapat mengeluarkan. Dan Kyna akan menggunakan sihirnya disaat yang tepat.

Gadis bersurai emas itu berdiri menyangga tubuhnya melalui pedang yang tertancap pada tanah. Ia melihat tangannya yang terbalut sarung besi emas. Itu kokoh sampai ujungnya tajam hingga mampu merobek daging seseorang. Ia mengusap pipinya yang terciprat darah, samar suara langkah kaki terbalut besi mendekat dengan cepat.

"Nona! Tuan Alexis terluka, energinya hampir terkuras habis setelah membersihkan sebagian daerah!"lapor ksatria itu. Wajahnya tak terlihat karena tertutupi kaca hitam.

Kyna menghela napas,"bawa ia ke markas. Biarkan kakak istirahat. Aku akan mengurus sisanya."

"Baik!"

Setelah ksatria utusan itu pergi, Kyna mencabut pedangnya bersamaan dengan debur ombak yang datang. Suasana sedari Kyna datang sudah mendung tetapi tidak turun hujan. Kawasan perang ini memang sangat suram seperti jurang. Auman naga terdengar, Gerall mendekat dalam wujud naga hitamnya menunduk mempersilahkan Kyna untuk naik.

Keduanya terbang mengitari kawasan lalu membiarkan api menyebar. Kyna memerintahkan Gerall untuk membakar beberapa wilayah agar kekuatan musuh berkurang. Naga itu turun di tengah pertempuran membuat beberapa prajurit disana menghindar. Kyna melompat turun. Musuh utama terlihat beberapa meter di depan. Ia menggunakan jubah sampai menutupi seluruh wajahnya. Hitam, itulah aura yang Kyna lihat. Sosok itu diam berdiri dengan satu tangan memegang buku sedangkan satu tangannya lagi mengalirkan sihir.

"Primitif."gumam Kyna tak sadar. Manik Gerall melirik.

"Bukankah caranya menggunakan sihir mirip dengan, Nona. Secara tidak langsung Anda-..."

"Siapa yang menyuruhmu bicara naga?"

"Baik, maaf. Tolong ampuni saya."ujar Gerall cepat seraya menunduk.

Kyna mendongak,"hei penyihir tak ada wajah! Oh apakah harus kusebut wajah hitam..." Kyna terkekeh,"...habisnya wajahnya tak terlihat. Apa jangan-jangan dari balik itu wajahmu buruk?"

Sosok berjubah disana menoleh, untuk beberapa saat Kyna merasa bulu kuduknya berdiri. Ngeri. Entah itu ejekan balasan atau apa beberapa batu kecil dilempar ke arah Kyna membuat gadis itu menatap datar pada sosok tadi. Batu tadi tidak mengenainya karena lapisan tipis menjadi pelindung Kyna.

"Jadi kamu... Nona Kyna Marcielitho?"

Sudut mata Kyna berkedut,"suaramu... Serak-serak kering. Aku pikir berapa lama kamu tidak minum?"

"Dua hari."balasnya.

"Oh, sama."

Diam, tidak ada percakapan lagi. Beberapa prajurit yang berperang berhenti sejenak untuk melihat, beberapa bahkan melihat tanpa menggerakkan pedang sekalipun. Kedua alis Kyna menukik tajam, Alexis terluka, pasti karena makhluk jadi-jadian itu. Jika Kyna tidak menyelesaikannya maka hal buruk akan semakin bertambah.

The Daughter of Villain {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang