Aku sering dihadapkan pilihan yang sama, yaitu menuju akhir yang buruk.
____Dua minggu telah berlalu, para dewan kembali dengan selamat menuju academy masing-masing. Saat itu Kyna tidak berpikir dua kali untuk segera menuju kamarnya dan tidur. Ia akan membolos pelajaran setidaknya tiga hari. Tolong ditiru. Maksudnya jangan ditiru.
Di ruangan dewan, Karen menghela napas. Dirinya menatap datar pada tempat duduk anggota dewan yang membolos,"padahal aku sudah memberitahu untuk berkumpul di jam sekian. Apa perlu kutambah tugas mereka?"
"Sudah, sudahlah Karen. Mereka pasti lelah, selain itu bukankah penghargaan dari tetua sudah membuatmu puas?"celetuk Leon, ia sedari tadi fokus menatap bunga mawarnya.
"Itu benar. Beberapa tahun yang lalu kinerja anggota dewan menurun, aku senang karena kedatangan Kyna membawa kabar baik." Ambar membenarkan. Karen menghela napas, melanjutkan pekerjaan bagiannya.
*****
"Buah tangan untuk kalian."
Arina dan Hera menatap penuh binar pada bingkisan yang diberikan Kyna. Mereka memeluk gadis itu dengan tawa riang.
"Terima kasih, Kyna. Kupikir kamu melupakan kami."ujar Arina diangguki Hera.
Kyna mengangguk, sungguh ia masih mengantuk,"aku akan menuju ruang dewan."
Hera menahan,"Kamu banyak sekali tertinggal pelajaran Kyna. Kamu masih kelas dua, bagaimana mungkin sesibuk ini?"
Itu benar, karena banyak yang harus Kyna kerjakan, gadis itu sering merasa suasana hatinya memburuk dan mudah emosi,"yah, nanti juga menjadi sedikit. Sampai jumpa di makan malam."
Kyna menghilang berteleport tanpa menunggu Arina dan Hera mengangguk.
*****
"Nona Kyna, ada yang ingin saya tanyakan."
Kyna melirik Karen melalui sudut mata,"katakan."
"Karena pekerjaan kita semakin menumpuk akhir-akhir ini terutama milik Ethannio setelah kalian kembali. Para profesor menyarankan untuk menambah bantuan. Ada dua kandidat pertama Gladys dari kelas 2-A, dia cukup kompeten. Lalu emm...seorang gadis lain menawarkan diri. Dia dari academy lain, namanya jika tidak salah Britney Amveera."
Mendengar itu kelopak mata Kyna mengerjap, suasana ruang dewan senyap seketika.
"Bagaimana menurutmu Ethan?"tanya Kyna.
"Jika kamu menyetujuinya kurasa tak masalah."balas Ethan tanpa mengalihkan pandangan dari tugasnya,"jika pun kamu menolaknya, tidak masalah juga."
Jawaban macam apa itu, batin Kyna. Dirinya mengernyit tak senang, dari semua orang mengapa dua gadis itu.
"Banyak pilihan lainnya bukan, Nona Athe, Nona Elaina, saudara Ethan. Oh atau bahkan sepupunya."kata Kyna menatap Karen.
"Tetapi ini hanya rekomendasi dari profesor, Nona Kyna. Karena keduanya akhir-akhir ini menarik mendapat banyak perhatian."
Mentang-mentang tokoh utama! Aku yakin Britney menyuap banyak bawahan.
Kyna diam memilih tak menjawab, ia kesal setengah mati. Sudahlah tugas menumpuk, latihan pedang yang menyita banyak energi, harus memikirkan alur cerita game pula. Bisa-bisa dirinya cepat beruban.
"Tolak saja."
Mereka disana menoleh pada Ethan. Laki-laki itu menyangga rahang dengan jari telunjuk yang mengurut pelipisnya. Karen mengangguk, ia hanya bawahan sudah seharusnya hanya mematuhi perintah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Daughter of Villain {END}
FantasiAku tertidur memilih menyerah untuk tidak memainkan game itu lagi. Bagaimana lagi?! ini sudah 10 kali aku kalah!!! Welcome to,"Magic Drama 2" Heh!! Mentang-mentang aku kalah terus, seenak jidat memindahkanku ke dalam dunia game. Ke dalam tubuh Kyna...