Jika kamu memperlakukanku dengan benar, maka kamu akan mendapat apa yang kamu inginkan.
____
"Hei-hei tuan... Apa Anda belum memiliki pasangan?"
Kedua alis Ethan mengernyit halus, sedari tadi ia menahan segala kekesalannya di tenggorokan. Saat ia ingin menggunakan Raven sebagai umpan, laki-laki itu malah sudah diserbu beberapa gadis termasuk dirinya. Jika wanita penghibur sebanyak ini, apa kabar dengan ruangan sebelah. Memikirkannya saja Ethan ingin segera memasuki ruangan itu untuk menjauhkan Kyna dengan segera.
Netra biru itu berkilat, seringai kecil bermain di bibirnya,"tentu saja aku punya, Nona."
"Ah... Sayang sekali..."tidak ada ekspresi di wajah Ethan saat salah satu gadis meraih dagunya. Bahkan tidak mau kalah gadis lain mulai meraih tangan Ethan membuat laki-laki itu memejamkan mata menahan geram sedari tadi.
"Sudah cukup..."
Aku kemari tidak untuk bermain-main. Ethan menepis tangan-tangan gadis yang mulai berkeliaran di tubuhnya.
"T-tuan?"
Ethan berdiri menatap entah gadis atau bukan yang ada disekitarnya, ia tersenyum bersiap melampiaskan amarahnya,"Nah, nona-nona. Ayo hibur aku..."
*****
"Kanza, bolehkah aku memanggilmu seperti itu?"Jake menghaluskan suaranya agar terlihat seperti seorang gadis. Dari balik tangannya ia menutupi gerakan giginya yang bergemeletuk geram.
"Tentu boleh."dihadapannya Kanza tersenyum, dibandingkan ruangan sebelah. Pelayanan disini terlihat lebih perlahan dan tidak tergesa-gesa. Suasana pun tenang tidak terdengar suara memekakkan telinga meski banyak gadis maupun wanita yang berkunjung.
Tidak hanya Jake disini terdapat tiga gadis lainnya yang berbisik-bisik membicarakan Kanza atau terkadang menanyakan sesuatu mengenai laki-laki itu.
"Kanza, bisakah kita memiliki ruangan cukup berdua. Aku kesulitan menatapmu saat ada gadis lain..." Jake menggeser tempat duduknya mendekat, perkataannya barusan seolah biasa bagi Kanza karena terlihat raut wajah laki-laki itu yang tetap tenang.
"Ah, Nona ini rupanya gadis yang egois. Permisi nona-nona saya harus mengabulkan permintaan tamu baru, saya akan segera kembali. Apakah...kalian mau menungguku?"
Gadis-gadis itu mengangguk tanpa keberatan. Rona merah terlihat jelas menghias kedua pipi mereka. Melihat Kanza yang menggoda gadis-gadis itu, Jake akui kemampuannya lumayan juga. Tentu saja masih hebat diriku, batin Jake/Jeky.
Kanza menuntun Jake ke dalam sebuah kamar, tentu saja membuat laki-laki yang mengenakan gaun perempuan itu bergidik ngeri. Ia tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi jika ini berlanjut, di sisi lain dirinya tidak dapat melihat keberadaan Kyna, gadis itu entah mengapa mudah sekali tertelan kerumunan.
Saat Kanza menutup pintu hendak berbalik, ia merasakan sesuatu menusuk lehernya dan mendengar cairan mengalir dari benda tajam itu. Suaranya tiba-tiba saja terasa hilang, tubuhnya terduduk sebelum itu sebuah tangan menarik kerahnya, gadis yang ia layani tadi menatapnya tajam penuh permusuhan.
"Jawab apa yang kutanyakan..." Jake menyeringai, ia ingin melepas wig di kepalanya namun ingat dirinya masih berada di area hiburan,"... Kamu tidak mungkin berbohong."
*****
Beralih di sudut ruangan, sofa mewah yang tertata rapi, perabotan serba emas memanjakan mata Kyna. Gadis itu hampir saja lupa akan tugasnya karena terlalu memperhatikan ukiran indah yang terbuat dari emas itu. Sungguh terlihat berkilauan di mata Kyna, ingin sekali ia bawa pulang sebagai pajangan atau sekedar dijualnya untuk menambah tabungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Daughter of Villain {END}
FantasyAku tertidur memilih menyerah untuk tidak memainkan game itu lagi. Bagaimana lagi?! ini sudah 10 kali aku kalah!!! Welcome to,"Magic Drama 2" Heh!! Mentang-mentang aku kalah terus, seenak jidat memindahkanku ke dalam dunia game. Ke dalam tubuh Kyna...