'TEETTT... TETTT.. TETTTTT.....'
Suara bel istirahat terdengar nyaring di telinga, memberi tanda bahwa jam istirahat bagi seluruh siswa-siswi dan guru di sekolah sudah tiba."Lho, cepet banget udah bel istirahat." heran Elsa.
"Iya, Sa. Jadi nggak enak sama bu Endang, disuruh ngisi spidol doang eh malah kebablasan sampe jam istirahat." sahut Fira merasa bersalah.
"Udah nggakpapa. Kamu udah mendingan belum?" tanya Elsa.
"Alhamdulillah, udah kok." jawab Fira.
"Yang bener? Kalo belum enakan mending disini dulu aja, aku temenin." Elsa memastikan.
"Nggak Elsa, udah baikan kok. Yuk balik!" ajak Fira.
Elsa membantu Fira turun dari ranjang dan menggandeng Fira berjalan kembali ke kelas.
Ditengah perjalanan Elsa mengingat sesuatu "Eh, spidol kelasnya ketinggalan dikantor guru. Tadi lupa nggak dibawa."
"Yaudah, kita ke kantor dulu ambil spidolnya." usul Fira.
Keduanya berjalan memasuki kantor guru. Sesampainya didalam, mereka mendapati beberapa Bapak dan Ibu guru disana, karena ini jam istirahat.
"Assalamualaikum." salam keduanya berhasil mencuri perhatian beberapa guru yang ada disana.
"Waalaikumsalam. Ada apa?" tanya Naili, selaku guru BK yang tengah duduk di mejanya.
"Izin mau ngambil spidol, Ustadzah." izin Elsa.
"Oh yaudah, silahkan!" Naili mempersilahkan.
Elsa memajukan langkahnya untuk mengambil spidol, sementara Fira masih berdiri ditempat semula.
"Elsa! Fira! Darimana saja kalian? Kok malah kabur dari pelajaran saya?" suara Endang dari balik pintu, baru saja datang.
Mendengar itu, Naili langsung menajamkan pandangannya kearah Fira dan Elsa.
"Apa benar kalian tadi kabur pas pelajaran Bu Endang?" tanya Naili.
"Enggak, Bu." elak keduanya.
"Kalian berdua sini!" Naili memberi kode agar Fira dan Elsa duduk di depannya.
Elsa mendekat, Fira juga mendekat dengan langkahnya yang sedikit tertatih sembari memegangi kepalanya.
"Kamu kenapa, Fir?" tanya Naili setelah melihat Fira.
Fira gelagapan "Ng.. nggakpapa ustadzah." bohong Fira.
Elsa mencubit paha Fira lalu menatapnya tajam, dengan harapan Fira melaporkan perbuatan Nanda pada Naili.
"Jujur aja! Kenapa?" tanya Naili untuk kedua kalinya
"Kepala kamu kayaknya habis kena benturan, pipi kamu juga merah. Ada yang ngelakuin ini sama kamu?" lanjut Naili.
Fira dan Elsa terdiam. Rasanya ingin berkata jujur, tapi ketakutan terlebih dahulu menerpa mereka.
"Assalamualaikum." salam seseorang yang baru saja memasuki kantor guru.
Elsa spontan menunjuk kearah wanita itu "Ini di..."
Fira menahan Elsa.
Naili menaikkan satu alisnya "Kenapa dengan ustadzah Nanda?" tanyanya.
"Dia..."
Lagi-lagi Fira menahan Elsa untuk tidak bicara, ia memberi kode dengan menggelengkan kepalanya pelan. Elsa mendengus kesal.
Sementara Nanda, hatinya sedang berkecamuk saat ini. Jantungnya bergetar, matanya berbinar, seluruh badannya terasa kaku. Wanita itu ketakutan.
Naili semakin bingung "Ustadzah Nanda, apa yang terjadi?" tanya Naili pada Nanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
USTADZKU IMAMKU (Sudah Terbit)
Teen FictionMendapatkan cinta seorang Ustadz itu tidaklah mudah. Apalagi cinta itu datang dari seorang santri yang nakal, teledor, dan malas seperti Fira. Haydan Athafahri Ramadhan. Seorang Ustadz muda nan tampan yang mengabdikan dirinya di sebuah pesantren yan...