Jantung Fira berdebar sangat keras,tangannya sangat dungin,kali ini bukan karena bertemu Fahri jantungnya itu berdebar,melainkan saat ini ia sedang berada di ruang BK.
"Apa benar kamu mencuri?",tanya ustadzah naili dengan nada keras.
"Tidak ustadzah,saya tidak mencuri",jawab Fira meyakinkan ustadzah."YaAllah Firaa...masih gak mau jujur? Kalo kamu gak nyuri,bagaimana bisa kalung nya Sasa ada didalam lemari kamu",ucap ustadzah geram.
"Beneran saya gak nyuri,ustadzah harus percaya sama saya",bujuk Fira dengan raut muka melas.
"Tidak bisa,saya akan memanggil orang tua kamu untuk datang kesini"."Saya mohon ustadzah,jangan! Saya gak mau ngecewain mereka,beri saya kesempatan ustadzah,saya mohon!".
"Baiklah,ini yang terakhir. Kalo kamu ngelakuin kesalahan lagi,saya gak akan segan2 manggil orang tua kamu".
"Terimakasih banyak ustadzah".Dengan perasaan yang amat sedih,Fira keluar dari ruangan itu dan bergegas kembali menuju kelasnya.
Ia pun sangat kaget tadi,saat jam pelajaran berlangsung tiba2 dirinya dipanggil ustadzah naili untuk ikut ke ruang BK karena Sasa telah melaporkannya atas tuduhan mencuri.
Fira sangat yakin,ini hanya akal2an Sasa untuk memberinya pelajaran karena Fira terus saja mendekati Fahri.Sebenarnya Fira ingin jujur pada ustadzah Naili tentang itu,tapi rasanya tidak mungkin ia mengatakan bahwa Sasa melakukan ini karena cemburu. Kalau sampai Fira berkata jujur, hal itu akan menjelekkan nama sang Ustadz.
"Assalamualaikum",Fira kembali memasuki kelas.
"Waalaikumsalam",jawab Fahri dan santri yang ada dikelas itu.Dengan perasaan yang tak karuan Fira langsung menghampiri Sasa yang sedang duduk tenang dibangkunya,Fira menarik jilbab Sasa yang membuat satu kelas terkejut.
"Kenapa kamu Fitnah aku? Kenapa? Aku ini sepupu kamu sa",Fira menangis tersedu sedu.
"Awwww sakitttt,aku ngelakuin ini karena aku gak mau kamu deket2 sama orang yang aku suka",jawab Sasa.
'Praaaakkkkkkkkkkk' ,Fira menampar Sasa dengan keras dan hal itu membuat semua lebih terkejut. Fahri berusaha memisahkan mereka.
"Berhenti,cukup! Kalian berdua ikut saya ke ruang BK!",Fahri berjalan menuju ruang BK yang kemudian diikuti oleh Fira dan Sasa.
Diperjalanan menuju ruang BK,Fira masih menangis,pasti sebentar lagi papa mamanya akan datang kesini,bukan untuk menjenguk tapi untuk diberi surat peringatan. Sungguh,saat ini Fira menjadi anak yang sangat tidak berguna,papa dan Mama nya pasti akan sangat kecewa dengan nya.
Tanpa terasa,kini Fira,Fahri dan Sasa sudah berada tepat di depan pintu BK."Assalamualaikum",Fahri mengetuk pintu dan langsung memasuki ruang itu.
"Waalaikumsalam,adaapa ustadz?",jwab naili. Belum sempat dijawab oleh Fahri,Naili melihat kearah Fira dan Sasa.
"Ulah apa lagi yang kamu buat Fira?,baru beberapa menit kamu keluar dari sini,sekarang udah balik lagi",ucap Naili dengan raut muka biasa saja."Dia nampar saya ustadzah",Jawab Sasa dengan memegangi pipinya yang memar.
"Astagfirullah Fira... Kebangetan kamu,sekarang juga kamu berdiri di lapangan dan saya akan memanggil orang tuamu untuk datang kesini".
"Ustadzah,saya mohon jangan. Ustadzah boleh hukum saya apa aja,tapi plis jangan panggil orang tua saya",pinta Fira pada Naili.
"Tidak bisa,saya sudah memberikan kamu satu kesempatan,tapi kamu menyia2kannya",tegas Naili yang langsung memencet tombol telepon.
Fahri memilih untuk diam,karena dia tidak tahu apa masalahnya. Sebenarnya Fahri juga tidak menyangka bahwa Fira berlaku seperti ini.
##
Jam menunjukkan pukul 11:30, itu artinya sudah satu jam Fira berdiri ditengah lapangan yang sangat panas.
Fira melihat sesosok lelaki yang baru saja keluar dari kantor guru dengan membawa lembaran kertas. Fira meliriknya lagi saat lelaki itu lewat tepat didepannya."Ustadz jahat",tiba2 kata itu terlontar dari mulut Fira.
Fahri yang mendengar itu langsung menghentikan langkahnya dan menoleh kearah Fira."Kenapa ustadz gak belain aku? Padahal aku begini karena ustadz",jelas Fira yang membuat Fahri tambah bingung.
"Maksud nya?".
"Sasa ngancem aku,kalo aku masih deketin ustadz dia bakal bikin perhitungan sama aku",tangisnya kembali pecah.
"Saya tidak memintamu untuk melakukan itu",kata Fahri.
"Ustadz jahattttttttttt!",Fira langsung pergi tanpa menghiraukan hukumannya.##
Fahri kini berada dikamarnya,tapi raganya melayang entah kemana. Lagi2 ia memikirkan gadis berwajah cantik itu. Karena sudah sore,ia memutuskan untuk mandi tapi ia baru ingat,sabun mandinya habis dan ia bergegas keluar rumah untuk membeli sabun terlebih dahulu.
Baru saja membuka pintu,ia melihat sesosok perempuan di halaman rumahnya yang tak asing lagi baginya."Manda,Inang,Elsa kalian ngapain kok Luntang lantung kayak orang bingung?",tanya Fahri yang membuat mereka menoleh.
"Eh ustadz,kita lagi cari Fira tadz..dari tadi siang dia gak ada,padahal ini udah sore,kita khawatir sama Fira,udah dicari kemana2 tapi gaada",jelas Manda yang diangguki oleh Elsa dan Inang.
"Fira ilang?",tanya Fahri kebingungan.
"Iya tadz,semenjak tadi siang pas kita pulang sekolah udah ga ada",jawab Elsa.
"Yasudah nanti saya bantu cari".Fahri mengurungkan niatnya untuk mandi,Ia segera mengambil kunci motor dan pergi untuk mencari Fira.
Beberapa gang ia telusuri,namun nihil ia tidak menemukannya.
Padahal sudah hampir Maghrib,kali ini Fahri sangat khawatir pada gadis itu. Hingga Maghrib tiba,Fahri memutuskan untuk shalat Maghrib di masjid terdekat.
Setelah shalat Fahri melihat gadis yang dicarinya sejak tadi tengah duduk di teras masjid."Assalamualaikum".
"Wa'alaikumslm,ngapain disini?",ucap Fira dingin.
"Nyariin ukhti,ayo balik kepondok",ajak Fahri."Gak mau,buat apa aku mondok? Gak ada gunanya difitnah terus dan gak ada yang percaya sama aku,mendingan jadi anak berandalan sekalian",celoteh Fira membuat Fahri melongo.
"Istighfar,semua manusia itu berguna, tadi teman2mu pada nyari in,apa kamu gak mikirin orang tua mu? Dan.....saya percaya sama kamu".
Fira langsung menoleh kearah Fahri yang duduk disampingnya.
"Cieeee ustadz udah mulai suka ya sama aku..cieee..yaudah aku mau balik ke pondok",ucap Fira dengan senyuman ceria.
"Gk suka. kamu jalan kaki,nanti saya naik motor di belakangmu".
"Lah...kok gak diboncengin aja sih"."Takut menimbulkan fitnah,lagian kita bukan mahram".
"Iya deh,apa sih yang gak buat calon suamiku",goda Fira pada ustadz Fahri.Fira berjalan kaki dan Fahri mengikutinya dari belakang dengan menaiki motor nya. Sekitar 20 menit perjalanan,sampailah mereka di gerbang pesantren Nurul Qiyam.
Dari kejauhan Fira melihat ketiga temannya yang menunggunya di gerbang malam itu.
"Haii teman2kuuuu".
"YaAllah Fira kemana aja sih,kita cariin kamu lho dari tadi"."Maaf ya,nanti aku cerita".
"Yaudah ayo balik ke kamar".
Fira,Manda,Elsa,dan Inang pun kembali menuju kamar. Sampai2 Fira lupa,dia meninggalkan Fahri begitu saja tanpa mengucapkan terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
USTADZKU IMAMKU (Sudah Terbit)
Teen FictionMendapatkan cinta seorang Ustadz itu tidaklah mudah. Apalagi cinta itu datang dari seorang santri yang nakal, teledor, dan malas seperti Fira. Haydan Athafahri Ramadhan. Seorang Ustadz muda nan tampan yang mengabdikan dirinya di sebuah pesantren yan...