If you make she laugh, she like you.
If you make she cry, she love you.
(Jika kamu membuatnya tertawa, dia menyukaimu.
Jika kamu membuatnya menangis, dia mencintaimu.)______
"Fira! Apa kamu baik-baik saja?" tanya Nanda yang tiba-tiba muncul di belakang gadis yang tengah duduk di gazebo depan asrama itu.
Dengusan berhasil lolos dari bibirnya "Kedatangan ustadzah tidak bermaksud untuk mengajakku ribut, kan?"
Nanda meraba tangan Fira "Kenapa kamu bilang begitu, Fir? Saya kesini hanya ingin memastikan bahwa kamu baik-baik saja setelah melihat mas Fahri dekat dengan saya." angkuhnya dengan nada yang di lembutkan.
Fira menoleh ke arah Nanda yang sejak tadi di belakanginya. Menatap Nanda dengan tatapan elang.
"Selama ini, saya sudah berusaha untuk menghindari ustadz Fahri. Jadi, saya sudah tidak ada urusan apa-apa sama kalian." tegas Fira.
Baru saja ingin beranjak meninggalkan Nanda, langkah Fira terhenti saat ia mendapati Fahri berdiri di hadapannya.
Fahri menatap Fira datar. Tatapan mereka bertemu sepersekian detik. Menimbulkan getaran hebat dengan sensasi tidak wajar. Getaran yang selalu ada setiap kali mereka bertemu. Dan, getaran yang sudah lama tidak pernah muncul semenjak Fira berusaha menghindari Fahri.
Di detik ini, getaran itu kembali ada. Menghapus kerinduan yang telah lama mereka pendam.
Namun tidak untuk waktu yang lama, sebelum Nanda berhasil memisahkan ke dua mata yang saling bertemu.
"Saya permisi. Asss.."
Fahri memotong perkataan Fira, "Fira!" lirih lelaki itu membuat Fira menghentikan langkahnya seketika.
Fira menunduk, matanya tidak cukup nyali untuk menatap mata lelaki itu.
"Kenapa kamu menghindar dari saya? Apa saya berbuat salah?" tanya Fahri dengan nada rendah.
Fira menggelengkan kepalanya. Masih dengan kepala menunduk.
Nanda merasa kesal. Namun karena ada Fahri di sana, jadi ia pura-pura bersikap lembut untuk menutupi keburukannya.
Nanda menepuk pundak Fira pelan. Kemudian mengalungkan lengannya di leher gadis berinisial F itu. Memberi dekapan hangat seperti yang pernah di lakukannya di awal dulu.
"Jujur aja, Fir!" ucap Nanda dengan senyuman.
Fira termangu. Bingung akan tingkah laku gadis yang tengah mendekapnya. Bukannya marah karena cemburu, Nanda malah mendekapnya seperti ini~fikirnya.
Fira menarik napas dalam, "Saya benci sama ustadz." ucapnya menekan kalimat benci.
"Kenapa? Saya salah apa?" bantah Fahri tidak terima.
Kali ini Fira harus berkata jujur, mengeluarkan semua unek-unek yang di pendamnya seorang diri selama ini.
"Ustadz tuh sama aja kayak laki-laki buaya di luar sana tau nggak? Ngasih harapan sana-sini seolah-olah bakal tanggung jawab sama perasaan. Tapi nyatanya apa? Saya yang jadi korban! Kalo dari awal milih ustadzah Nanda, harusnya nggak usah sok peduli, sok perhatian sama saya." jelas Fira terisak.
KAMU SEDANG MEMBACA
USTADZKU IMAMKU (Sudah Terbit)
Teen FictionMendapatkan cinta seorang Ustadz itu tidaklah mudah. Apalagi cinta itu datang dari seorang santri yang nakal, teledor, dan malas seperti Fira. Haydan Athafahri Ramadhan. Seorang Ustadz muda nan tampan yang mengabdikan dirinya di sebuah pesantren yan...