#33

15K 852 39
                                    

Dan kini sikapmu telah berubah.
Membuatku resah dan serba salah.
Kau berdiam diri membuat nadiku berhenti.
Hingga kurasa diri ini tak lagi berarti.

_Haydan Athafahri Ramadhan_
______

"Em..aku.." Fira menggantung kalimatnya.

"Sayang,fikirin baik2." Ucap Yuni mengingatkan.

Fira menghela nafas "Ma,pa..Fira mau......."

"Saya permisi." Fahri memotong kalimat Fira kemudian beranjak keluar dari ruangan. Ia tidak tahan jika harus mendengar perkataan Fira yang akan menerima Gilang. Jadi ia putuskan untuk pergi sebelum Fira memperjelas kalimatnya.

"Ri..gimana keadaan Fira?" Tanya Galuh saat melihat Fahri keluar dari ruangan.

"Fira mau nikah." Jawab Fahri malas.

Galuh membulatkan matanya "Hah? Sama ente?" Ucapnya terkejut.

Nanda yang mendengar itu merasa terkejut,ia hanya terdiam mematung sembari menenggelamkan bibir bawahnya.

"Gimana sama aku Mas?" Serak suara Nanda terdengar kian berat.

"Fira mau nikah sama Gilang,bukan aku."

Nanda tersenyum puas "Alhamdulillah." Syukurnya.

Wajah Fahri menunduk. Matanya melihat hampa kearah koridor rumah sakit. Tak berdaya. Satu bulir akhirnya merekah. Pelan,air mata Fahri semakin membasahi pipi.

Deras menderu,menghujam keramik putih Rumah sakit.
Mengapa  yaAllah? Apa ini petunjuk darimu? Kalau memang Fira bukan jodoh hamba?.

Ini pertama kalinya Fahri menangis hanya karena seorang perempuan.
Cengeng. Bukan kata itu yang pantas untuk nya,tapi cinta lah yang mampu membuatnya seperti ini.
Astagfirullah. Sadar Fahri!! Kamu salah!

"Lohh,mas Fahri kamu nangis?" Tanya Nanda dengan polosnya.

"GAK." elak Fahri.

Apa mungkin mas Fahri cemburu karena Fira akan menikah dengan Gilang? Apa mas Fahri benar-benar mencintai Fira? Allah,apa yang harus hamba lakukan? Ternyata kesabaranku selama ini tidak berbuah manis seperti yang telah engkau janjikan.
_Batin Nanda sembari menahan air mata.

"Nte nangis ri?" Seru Galuh dengan nada mengejek.

Fahri menggeleng pelan.

"Hahah. Baru tahu kalo nte bisa nangis." Hardik Galuh.

Fahri menatap tajam "Ngapain nangis? Nggak lah." Elak Fahri berbohong.

"Nangisin Fira atuh. Kan neng Fira mau nikah sama si Gilang." Gerutu Galuh disertai dengan tawanya.

Fahri menatap Galuh sinis. Secara tidak langsung,perkataan Galuh telah menyakiti hati wanita yang tengah berdiri disampingnya.

"Duh! Keceplosan lagi." Ujar Galuh sembari membungkam mulutnya sendiri.

"Aku permisi dulu,Mas!" Pamit Nanda dengan nada rendah.

USTADZKU IMAMKU (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang