Pagi ini Fira bangun dengan menghirup udara segar,ditambah lagi dengan cuaca yang sangat dingin di kabupaten Magelang. Orang tua nya akan datang hari ini,setelah shalat tahajud tadi,ia sudah pasrah dan menyerahkan semuanya pada yang diatas.
Kecewa? Tentu saja,tapi tekadnya sudah bulat untuk mengakui kesalahannya dan meminta maaf pada orang tuanya.Fira berjalan menuju kantor guru untuk menemui Fahri. Baru saja masuk pintu ia berpapasan dengan Galuh.
"Hai ustadz",sapa Fira pada Galuh.
"Assalamualaikum",sindir Galuh dengan senyuman yang membuat lesung pipitnya terlihat."Waalaikumsalam",jawab Fira dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Ustadz Fahri ada nggak?",tanya Fira lagi.
"Ada didalam,yasudah saya pergi dulu, sudah telat soalnya",jawabnya dengan melirik jam tangan miliknya.
"Iya tadz,makasih!".Fira segera memasuki kantor guru,disana ia menengok kanan dan kiri. Hingga ia menemukan sosok yang dicarinya sedang menulis sesuatu di meja kerjanya.
"Assalamualaikum calon suami",Ucap Fira yang langsung membuat Fahri menoleh kearah suara.
"Waalaikumsalam",jawabnya singkat.
"Ustadz,makasih ya!".
"Apa",jawabnya masih sibuk menulis.Fira merenggut paksa bolpoin dari tangan Fahri,membuat Fahri mengerutkan keningnya.
"Ustadz,aku ini lagi ngomong malah ditinggal nulis,ihhh sebel!",Ujar Fira dengan menghentakkan kakinya ke lantai.
"Apa",jawabnya masih saja dingin.
"Makasih ya kemarin udah perhatian sama aku".
"Maksud nya?",tanya Fahri.Belum sempat Fira menjawab,tiba2 Ghaida menghampiri mereka.
"Assalamualaikum",Ucap Ghaida.
"Waalaikumsalam".
"Fira,orang tua kamu sudah datang dan sekarang mereka ada diruangan ustadzah Naili",Ujar Ghaida.
"Iyaa,makasih ya ghai".
"Sama2",Ghaida segera berlalu dari ruangan itu.Fira melirik Fahri tajam,kemudian berlalu meninggalkan Fahri yang masih duduk di kursinya.
Langkahnya terasa sangat berat,pasti papa dan mamanya akan sangat kecewa dengannya."Sudah,tidak apa2",Ucap suara yang sudah tidak asing lagi bagi Fira.
"Ustadz",Fira menghentikan langkahnya dan menoleh kearah Fahri yang berdiri dibelakangnya.
"Saya takut tadz",ucapnya dengan menggigit bibir bawahnya."Banyakin shalawat",kata Fahri yang kemudian kembali melangkahkan kakinya.
"Kok ustadz ngikutin saya? Pasti ustadz khawatir kan..cieee".
"Saya sebagai wali kelas harus mendampingi muridnya yang terkena masalah",jawab Fahri membuat Fira diam."Assalamualaikum",ucap keduanya saat memasuki ruang BK. Disana sudah ada papa dan Mama Fira. Dengan langkah cepat Fira menghampiri dan mencium tangan kedua orang tuanya.
"Maafin Fira ma...pa..Fira udah ngecewain kalian",ucap Fira dengan tangisan yang tersedu sedu.
"Udah gak papa sayang,Ustadzah udah cerita semuanya,yang penting kamu jangan ngulangin lagi ya",Ucap mamanya dengan mengelus hijab Fira.
"Iya ma...pa...makasih,Fira janji gak bakal ngulangin lagi,Fira sayang sama kalian",Fira memeluk Papa dan Mamanya.##
Sore ini,Papa dan Mama Fira berpamitan untuk kembali ke Bekasi,karena mereka tidak bisa meninggalkan pekerjaan di Bekasi.
Fira,Fahri,dan Naili mengantarkan mereka sampai ke mobil."Hati2 dijalan ya Bu,maaf saya gak bisa lama2 soalnya ada urusan yang mendesak",Pamit Naili pada Bu Yuni (Mama Fira) dan pak Irsyad (Papa Fira).
"Iya ustadzah,saya titip Fira ya",ucap Bu Yuni.
"Baik Bu",Naili segera berlalu.Sebagai wali kelas ,Fahri ikut mengantarkan kedua orang tua Fira.
Saat ini,hanya ada Fahri,Fira dan kedua orang tuanya."Fira baik2 ya disini,yang nurut sama ustadz",Ucap Bu Yuni dengan mencium kening anaknya.
"Yaiya lah ma aku nurut sama ustadz,ustadz kan calon suamiku ma"."Ustadz yang mana Fir?",Pak Irsyad yang diam dari tadi,kini mulai angkat bicara.
"Ini yang disampingku,dia calon suamiku lho pa..ma,ganteng kan?",Ucap Fira yang membuat Fahri tambah melongo."Bagus lah...punya menantu ustadz,iya kan ma?",Ucap Pak Irsyad.
"Iya pa bener tuh.... yaudah kita balik dulu ya. Ustadz,saya titip Fira",Pamit Bu Yuni.
"Baik Bu",jawab Fahri dengan sungkan."Ustadz Fahri,tolong jagain anak saya satu2nya ya,saya percaya ustadz bisa jagain Fira",Ucap pak Irsyad dengan meyalami Fahri.
Setelah itu,mobil Avanza putih segera berlalu dari hadapan Fira dan Fahri."Gimana tadz? Saya udah kenalin ustadz ke orang tua saya. Ustadz kapan ngenalin saya ke orang tua ustadz",tanya Fira dengan menaikkan satu alisnya.
Tanpa mau menjawab,Fahri segera berlalu dari hadapan Fira dengan raut wajah yang agak gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
USTADZKU IMAMKU (Sudah Terbit)
Teen FictionMendapatkan cinta seorang Ustadz itu tidaklah mudah. Apalagi cinta itu datang dari seorang santri yang nakal, teledor, dan malas seperti Fira. Haydan Athafahri Ramadhan. Seorang Ustadz muda nan tampan yang mengabdikan dirinya di sebuah pesantren yan...