Gadis dengan khimar putih itu membuka jendela kamarnya. Menikmati udara sejuk di lereng gunung. Hal itu sudah menjadi kebiasaannya sejak dulu. Namun kali ini berbeda, bukan lagi di lereng Merapi yang terletak di Magelang, melainkan di lereng Dieng, Wonosobo.
Sudah tiga tahun lamanya, semenjak kelulusannya dari pesantren Nurul Qiyam, gadis itu melanjutkan pendidikannya di pesantren PPTQ. At-Thohiriyah untuk menghafal Al-Quran.
"Fira." suara Elsa terdengar nyaring di telinga.
"Apa sih?" jawab Fira jutek.
Elsa berkacak pinggang "Cepetan siap-siap ke kampus." geramnya.
Fira menepuk jidatnya "Astagfirullah. Lupa."
Selain melanjutkan pendidikan di pesantren untuk ke dua kalinya, ia juga melanjutkan pendidikan di bidang kuliah dengan mengambil Fakultas Ushuluddin.
Fira dan Elsa berjalan menuruni anak tangga asrama.
Derap langkah mereka terlalu berat untuk mencapai gerbang utama pesantren. Hari masih pagi, namun mereka harus berjalan dan menunggu bus datang untuk pergi ke kampus. Bukan hanya mereka, tetapi juga banyak santri lain yang berbondong-bondong untuk pergi ke kampus.
"Sa, aku kangen Manda sama Inang." Fira membuka suara.
Elsa yang tengah bersandar ke jendela bus itu menoleh. Alih-alih menjawab, ia melengkungkan bibirnya sejenak.
"Sama. Sekarang cuma kamu yang masih sama aku. Ternyata kuliah nggak seenak yang aku bayangin deh." kata Elsa.
"Kok gitu?"
"Iya, Fir. Nggak ada yang se-frekuensi sama aku, pokoknya teman yang paling se-frekuensi tuh cuma kamu, Manda, dan Inang." jelas Elsa.
Fira manggut-manggut "Iya juga sih. Tapi mungkin karena belum lama aja di sini, jadinya belum kenal satu sama lain." tutur Fira.
Berpisah dengan sahabat yang selalu ada di saat suka maupun duka memanglah tidak mudah bagi Fira dan Elsa. Kendati demikian, keputusan ada di tangan masing-masing. Manda dan Inang berhak mengejar cita-cita mereka. Hanya doa lah yang bisa mereka panjatkan agar semua diberi kelancaran.
Cluntinggg..
Ponsel Fira bergetar. Sebuah pesan masuk dari aplikasi WhatsApp. Tertulis nama Manda di sana.
Tanpa pikir panjang, Fira langsung membuka pesan itu.
Fira, gimana kabarnya?
Alhamdulillah, baik. Kamu gimana, Man?
Alhamdulillah aku juga baik.
Oh ya, aku mau ngasih tau kalo minggu depan aku nikah hehe..Hah? Demi apa? Sama siapa, Man?
Sama seseorang lah. Kalo mau tahu, kamu sama Elsa dateng ya!
Sama siapa sih? Serius aku kepo.
Hehe. Kamu udah kenal sama orangnya kok, Fir. Udah ah pokoknya dateng aja.
Fira dan Elsa saling bertatapan. Tidak menyangka bahwa Manda akan menikah secepat itu.
"Sama siapa sih, Fir?" lirih Elsa dengan mata berkaca-kaca.
Fira mengerutkan keningnya "Kamu kenapa nangis? Manda yang nikah, kok kamu yang sedih." hardik Fira.
KAMU SEDANG MEMBACA
USTADZKU IMAMKU (Sudah Terbit)
Teen FictionMendapatkan cinta seorang Ustadz itu tidaklah mudah. Apalagi cinta itu datang dari seorang santri yang nakal, teledor, dan malas seperti Fira. Haydan Athafahri Ramadhan. Seorang Ustadz muda nan tampan yang mengabdikan dirinya di sebuah pesantren yan...