Ulangan Kenaikan Kelas masih berlangsung hari ini. Tepatnya ini hari ke tujuh ulangan digelar. Empat hari lagi seluruh santri akan pulang ke rumah masing-masing. Ya,libur panjang,hari yang dinanti-nantikan seluruh santri akan segera tiba. Mereka akan pulang ke rumah dan bertemu keluarga,tidur dikasur yang empuk,bermain gadget,dan pastinya setiap pagi akan menyantap makanan masakan ibu tercinta.
Jam pertama adalah pelajaran Matematika,pelajaran yang tidak disukai sebagian siswa dikelas BAHASA,termasuk keempat mukimat kamar 'Aisyah'.
Fira merasa mual mendapati soal yang tertulis dikertas,terlalu rumit baginya. Wajah ustadzah Siti yang kaku membuatnya makin tidak nyaman berada dikelas.
"Huh,andaikan hari ini jam nya ustadz Fahri,pasti langsung dapet hidayah bisa ngerjain soal-soal ini." Gumam Fira dalam hati.Diantara mereka berempat,sama sekali tidak ada yang bisa diandalkan. Keempatnya memang tidak ahli dalam bidang matematika.
Fira menolehkan kepalanya ke belakang untuk melihat kondisi Elsa dan Inang. Ia mendapati Elsa yang tengah menggaruk-garuk kepalanya seperti orang frustasi,ah mungkin gadis itu sedang berfikir keras bagaimana cara untuk mengarang jawaban kali ini. Sementara Inang,gadis itu malah tertidur pulas diatas kertas jawaban. Fira geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya itu.
Fira mulai melihat kearah Manda,gadis itu terlihat sangat serius menulis sesuatu di kertas. Fira bernafas lega,kali ini Manda bisa diandalkan,Manda bisa memberinya contekan. Alhamdulillah.
Fira mencoba melirik kertas jawaban Manda. Yang benar saja,ternyata dugaan Fira salah besar. Manda tidak menulis jawaban,ia malah menulis beberapa lirik lagu dan menggambar beberapa anime cowok-cowok berpeci. Astagfirullah."Fira..contekin Fir!" Seru Elsa dari belakang.
Fira berdecak sebal,ia menoleh kebelakang "Arghhhh,gue aja belum sama sekali." Gerutunya.
"Bohong ah. Gak percaya aku." Desak Elsa.
Fira membalikkan badannya "Pekok! Nyoh delok ta." Ia menyodorkan lembar jawaban miliknya tepat didepan Elsa.
Melihat itu,Siti berdiri dan menghampiri keduanya "Kalian contekan?" Ucap Siti dengan nada tinggi.
"Nggak ustadzah." Elak keduanya.
Sedetik kemudian,mata Siti tak sengaja melihat kearah Inang yang tengah tertidur pulas "Heyyyy bangun,ini bukan kamar." Siti menepuk bahu Inang.
Inang bangun dengan ekspresi jelalatan. Ia sangat terkejut dan ketakutan.
"Kalian bertiga ngerjain dikursi panas. Contoh tuh Manda,ngerjainnya serius. Gak kayak kalian!" Omel Siti dengan ekspresi judesnya.
"Cepet kalian ke kursi panas!"
Ketiganya lalu keluar dari ruang kelas untuk mengerjakan dikursi panas.
Kini Fira,Elsa,dan Inang sudah terduduk di kursi panas. Cahaya matahari diluar masih belum nampak,bukan karena masih pagi tetapi memang hari ini cuaca terlihat mendung. Mereka berada ditengah halaman sekolah. Memalukan.
"Huh,mendingan kayak gini ya..bisa contekan dengan leluasa,gak ada yang ngawasin." Celoteh Elsa.
Inang menatap Elsa tajam "Heh,omonganmu kui lho sing apik." Sangkal Inang.
"Udah-udah gak usah berantem. Sekarang pikirin deh gimana caranya ngerjain soal ini." Ucap Fira.
"Hey." Sapa seseorang pada ketiganya.
Ketiganya menoleh. "Hah Manda?" Elsa dan Inang terkejut.
"Iya aku kan setia kawan. Jadi aku ikut kalian dihukum." Jawab Manda.
KAMU SEDANG MEMBACA
USTADZKU IMAMKU (Sudah Terbit)
Teen FictionMendapatkan cinta seorang Ustadz itu tidaklah mudah. Apalagi cinta itu datang dari seorang santri yang nakal, teledor, dan malas seperti Fira. Haydan Athafahri Ramadhan. Seorang Ustadz muda nan tampan yang mengabdikan dirinya di sebuah pesantren yan...