"Kampret banget Lo, ngapain sih ngajakin mereka gabung disini?" Omel Fira sembari mencubit lengan Khafas.
"Atatatahhhh sakit." Rengek Khafas menghempas cubitan Fira.
Fira berdecak kesal. Khafas sangat menyebalkan, rasanya ingin membunuh Khafas saat itu juga.
Gadis itu menutupi wajahnya dengan kedua tangan, jantungnya mulai melompat-lompat. Bagaimanapun juga, ia tidak boleh terlihat gugup, bisa-bisa Fahri mengira bahwa Fira masih mencintainya.
"Assalamualaikum." Salam seseorang yang tak lain adalah Fahri dan Galuh.
"Waalaikumsalam ustadz." Suara Manda,Elsa, dan Khafas.
Fira hanya diam.
"Kenapa sih Fir, kok mukanya ditutupin? Deg-degan nih pasti ada ustadz Fahri..Iya kan?" Galuh mengompor-ngompori.
"Fira pliss jangan kayak gini, kamu gadis yang kuat, gak boleh kelihatan letoy, ntar dia ke ge-er an lagi." Fira menyemangati dirinya sendiri.
Perlahan, ia menurunkan tangannya.
"Apa sih ustadz, orang aku cuma ngantuk tadi." Elak Fira.
"Macaciiiii." Ucap Fahri dengan nada genit, terkesan menyebalkan.
Fira mengabaikannya. Sebisa mungkin ia harus bersikap bodoamat terhadap Fahri. Walaupun sebenarnya, di dalam hati kecilnya memberontak untuk tidak melakukan itu.
Merasa di abaikan, Fahri salah tingkah. Ia asal duduk di kursi yang berhadapan dengan Fira.
Setelah pesanan es krim datang, mereka menyantap hidangan masing-masing dengan menu yang berbeda-beda.
Seperti dugaan Fira, lelaki di depannya itu sering kali mencuri-curi pandang padanya, Fahri tertangkap basah oleh pemilik objek. Awalnya Fira salah tingkah dan hampir kehilangan nafsu makannya, namun pikiran itu segera di hempasnya. Ia tak ingin terlihat nge-fly karena sikap Fahri.
☄☄☄
Sudah dua hari berlalu, kali ini tak ada kejadian yang menengangkan bagi gadis itu, semua terasa biasa-biasa saja. Sejak pertemuan itu, sebisa mungkin Fira mengabaikan Fahri.
Mencoba terlihat sudah move-on, tapi padahal masih sangat ingin. Berkali-kali Fahri mengirim pesan untuknya, berkali-kali pula Fira mengabaikan pesan itu.
"Fir, bosen di rumah terus." Elsa memecah keheningan didalam kamar.
Fira memutar bola matanya jengah "Besok kita jalan."
Elsa mendekatkan tubuhnya pada Fira "Fir, main yuk ke rumahnya Khafas." Ajaknya.
Manda yang sedari tadi tidur pun speechless, merasa terkejut mendengar perkataan Elsa.
"Apaan sih, genit banget jadi cewe." Omel Manda.
"Nih anak ngapain nguping sih," batin Elsa.
"Yaudah ntar malem kita main ke rumahnya Khafas." Pasrah Fira.
Elsa tersenyum puas.
Manda membelalakkan matanya "What? Apaan sih? Gak mau aku, gatel." Protes Manda tidak terima.
"Yaudah ntar biar Khafas aja yang ke sini."
"Halah Manda, aku kan pengen tau rumahnya Khafas, lagian kita jarang keluar rumah, rebahan terus di rumah." Decak Elsa.
"Mendingan rebahan kalo aku sih." Celoteh Manda.
KAMU SEDANG MEMBACA
USTADZKU IMAMKU (Sudah Terbit)
Teen FictionMendapatkan cinta seorang Ustadz itu tidaklah mudah. Apalagi cinta itu datang dari seorang santri yang nakal, teledor, dan malas seperti Fira. Haydan Athafahri Ramadhan. Seorang Ustadz muda nan tampan yang mengabdikan dirinya di sebuah pesantren yan...