"Ustadz". Panggilan itu menghentikan niat Fahri untuk masuk kedalam rumah dinasnya.
"Ya,ada apa?",tanya Fahri menoleh kearah suara tadi.
"Tadz,makasih yaa buat nasi dan obatnya...baper deh hehe",ucap Fira dengan malu.
"Ya",jawab Fahri dingin,dan langsung masuk dalam rumah.
"Haduh,tuh ustadz dingin banget sih",batin Fira dalam hati.
Fira segera melangkahkan kakinya untuk kembali ke kamarnya. Namun ditengah perjalanan,seseorang menariknya dan menyeretnya sampai dibawah pohon jiwet tepat dibelakang aula.
"Aku gak suka kamu deket2 sama ustadz Fahri",ujar perempuan itu dg menarik jilbab Fira.
"Apa2an sih sa,ya terserah aku dong",jawab Fira dengan berusaha melepaskan tarikan Sasa.
"Awas kalo kamu deketin ustadz lagi,aku gak akan segan2 buat gangguin kamu",ancam Sasa dengan menatap tajam Fira.
"Lepasin!",ucap Fira yg kemudian pergi.
Fira kembali berjalan dengan langkah yang diiringi dengan lafadz istighfar,ia tak menyangka bahwa sepupunya sendiri akan melakukan hal itu padanya.
Ia mengurungkan niatnya untuk kembali ke kamar,dan ia memilih untuk melaksanakan shalat dhuha di masjid. Karena hari ini sekolah libur,jadi tidak ada kegiatan yang harus dilakukan.Selesai shalat dhuha,Fira keluar dari masjid dan ia melihat sesosok yang dikagumi nya sedang memakai sepatu diteras masjid. Tanpa pikir panjang Fira langsung menghampirinya.
"Ustadz,habis shalat juga?",tanya Fira basa basi.
"Ya",jawab Fahri yang masih fokus dengan sepatunya.
"Ustadz,boleh tanya gak?".
"Ya".
"Ustadz udah punya pacar belum?".
"Saya gak pacaran".
"Kalo calon istri?".
Fahri terdiam sebentar,kemudian menarik nafas pelan."Gak perlu tahu",dengan segera Fahri berjalan meninggalkan Fira.
"Ustadz,I Love You",baru 5 langkah berjalan,Fahri menghentikan langkahnya ketika Fira mengucapkan itu.
"Jangan berharap lebih dari saya,saya tidak menyukaimu,dan tidak akan pernah menyukaimu,jika kamu menyukai saya mungkin itu cuma cinta monyet dan hanya sementara",ucap Fahri yang masih menatap ke depan.
"Kita lihat aja nanti",ujar Fira.
Fahri terus memutar mutar bolpoinnya sejak 5 menit yang lalu saat ia memasuki kantor.
"Woy,ente ngelamunin apa sih?",ucap Galuh dengan melemparkan kertas kecil ke arah Fahri.
"Astagfirullah,ente ngagetin ane",jawab Fahri dengan raut muka kaget.
"Mikirin apa sih ri? Kangen keluarga di Jambi apa gimana?",tanya Galuh yang kemudian duduk didekat Fahri.
"Hmm..gimana kalo ada santri yang suka sama ustadznya Luh?", sebenarnya Fahri ragu menanyakan hal ini pada Galuh,tapi ia percaya pada Galuh,karena Galuh lah teman seperjuangan nya sejak awal mondok sampai menjadi ustadz.
"Ya gak papa ri,jodoh itu bisa darimana saja datangnya,mau itu murid ente,temen ente,bahkan sepupu ente juga bisa lho",jelas Galuh membuat Fahri merasa lebih lega.
"Oh oke oke".
"Maklum lah kalo banyak santri disini yang suka sama ente,secara..ente ini kan ganteng,pinter,sholih,dan masih muda hehe".
"Jangan gitu lah,ente juga kan".
"Alhamdulillah ri..kita masih muda begini udah bisa jadi ustadz,kalo kita gak jadi 3 wisudawan terbaik mungkin hari ini kita masih Luntang lantung",ucap Galuh dg nada sedih.
"Baperan banget ente,banyak2in bersyukur lah Luh".
"Emangnya siapa yang suka sama ente ri?",tanya Galuh penasaran.
"Gak ada,tadi cuma nanya",terpaksa Fahri berbohong pada Galuh.
Dikamar,kini tempat Fira berada. Ia memegang buku,namun fikirannya tertuju pada kejadian tadi siang. Ia membolak balik bukunya tanpa membacanya.
"Fir,jangan ngelamun ntar kerasukan",ujar Inang yang baru saja masuk ke kamar.
Elsa dan Manda yang mendengar itu pun langsung menoleh kearah Fira.
"Mikir apa kamu?",tanya Manda.
"Aku tadi habis nembak ustadz Fahri",ucap Fira.
"Apaaaaaaaaaaaa",ketiganya langsung kaget dan menatap satu sama lain.
"Kamu sakit ya?",tanya Elsa yang menyentuh dahi Fira.
"Aku gak sakit".
"Trus diterima gak?",tanya Manda penasaran.
"Nggak"."Astagfirullah,kamu tuh cewek lho Fir,udah deh gak usah suka sama ustadz Fahri fir,nanti malah sakit hati",Inang menasihati Fira dengan lembut.
"Gak... Aku gak akan nyerah gitu aja,aku yakin kok suatu saat ustadz bakal suka sama aku",ucap Fira dengan nada tegas dan melipatkan kedua tangannya di dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
USTADZKU IMAMKU (Sudah Terbit)
Teen FictionMendapatkan cinta seorang Ustadz itu tidaklah mudah. Apalagi cinta itu datang dari seorang santri yang nakal, teledor, dan malas seperti Fira. Haydan Athafahri Ramadhan. Seorang Ustadz muda nan tampan yang mengabdikan dirinya di sebuah pesantren yan...