"Fira" panggil Nanda yang masih terbaring diatas ranjang rumah sakit.
Fira yang duduk dishofa ruangan pun mendongak, "iya ustadzah,ada yang bisa dibantu?" tanya Fira lalu menutup koran yang dibacanya.
Nanda mengelus perutnya yang kosong "saya laper." gumamnya.
Fira berdiri lalu menghampiri Nanda,segera diambil makanan dimeja yang sudah disediakan pihak rumah sakit.
"Ini saya suapin." Ucap Fira sembari mengangkat mangkuk.
Nanda menggeleng pelan.
"Kalo itu sih saya bisa sendiri,saya gak mau makan itu,bisa tolong kamu Carikan saya makanan yang lebih enak?" pinta Nanda."Oalah..bisa kok ustadzah,saya Carikan diluar dulu ya." ucap Fira
"Kalo gak di pesantren gak usah panggil saya ustadzah ya,panggil aja Nanda." gerutu Nanda.
"Kok gitu?" Sarkas Fira.
Nanda tersenyum "kamu udah saya anggep kayak sahabat saya sendiri."
"Kalo manggilnya Nanda gak sopan,aku panggil mbak Nanda aja deh." Ucap Fira terkekeh melihatkan gigi gingsulnya.
"Boleh juga."
Berikutnya,Fira pergi keluar ruangan untuk mencari makanan diluar.
Rasa tak percaya kini menghantuinya. Nanda menganggapnya sebagai sahabat? Aneh. Tapi semakin hari Fira semakin menyayangi Nanda sebagai seorang sahabat,bukan lagi sebagai seorang ustadzah. Meski usia mereka terpaut kurang lebih lima tahun.Fira berjalan menyusuri koridor rumah sakit yang cukup luas,Nanda dirawat dilantai empat. Fira memilih menaiki lift agar lebih cepat dan tidak menghabiskan tenaga.
Ia menunggu didepan lift. Saat lift terbuka,mata Fira ikut terbuka lebar karena pria itu baru saja keluar dari lift.
Tak dihiraukan olehnya. Fira segera menutup lift dan memencet tombol untuk turun kebawah.Fahri menoleh kebelakang setelah gadis itu berlalu,ternyata lift sudah tertutup.
Ia mengedikkan bahunya seakan tak ingin tahu. Walau sebenarnya rasa cinta itu masih saja ada.Fahri duduk didepan ruangan dimana Nanda dirawat. Ia memilih menunggu diluar hingga Fira datang. Bukan apa-apa,ia tahu Nanda sendirian didalam. Kalau berduaan bisa saja menimbulkan fitnah.
###
Fira kembali dengan sekantong plastik berisi ayam geprek ditangannya.
Ia melirik pria yang tengah duduk di kursi depan ruangan.Fira menaikkan alisnya "ngapain disini? Masuk" tutur Fira membuat Fahri mendongak.
"Ya" jawab Fahri kemudian masuk ruangan.
"Assalamualaikum".
"Waalaikumsalam,lho mas kapan nyampenya?" Tanya Nanda melihat Fahri yang baru masuk.
Nanda membenarkan posisi duduknya diatas ranjang."Baru saja" jawab Fahri setelah menaruh tas yang berisi barang-barang Fira dan Nanda.
Fira membuka tas itu "Haaaaaaaaaa?????", Teriak Fira membuat Fahri dan Nanda menoleh.
Fahri mendongakkan dagunya "kenapa dia?" Tanyanya pada Nanda.
Nanda menggeleng "nggak tahu".
"Kamu kenapa Fir?" Tanya Nanda.
Fira menoleh "Ini baju aku kok bisa sama ustadz,hiiiiiiiiii" gumamnya.
"Maksud kamu?" tanya Fahri.
"Tadi ustadz beres2 ini buka lemariku kan? Aaaa malu malu malu" Fira berdecak menghentakkan kakinya.
Padahal didalam tas itu ada barang pribadinya sebagai wanita. Kalau iya,pasti akan sangat malu. Dasar Fira.
KAMU SEDANG MEMBACA
USTADZKU IMAMKU (Sudah Terbit)
Teen FictionMendapatkan cinta seorang Ustadz itu tidaklah mudah. Apalagi cinta itu datang dari seorang santri yang nakal, teledor, dan malas seperti Fira. Haydan Athafahri Ramadhan. Seorang Ustadz muda nan tampan yang mengabdikan dirinya di sebuah pesantren yan...