#20

16.4K 955 6
                                    

Setelah menghabiskan beberapa Minggu dibawah masalah yang bertubi-tubi, Fira menghembuskan nafas pelan. Gadis itu sedang duduk di balkon depan kamarnya,menatap langit malam yang berhamburan bintang.

Sudah beberapa minggu,si penulis surat cinta palsu itu belum juga ketemu. Dan beberapa hari itu juga,ia merasa jauh dari cintanya. Fahri. Setiap kali ia mendekati Fahri,pria itu selalu saja menghindar. Bicara pada Fira pun jarang sekali. Jika sebelumnya Fahri masih sedikit merespon gadis itu,akhir akhir ini sama sekali tidak. Fahri hanya menjawab pertanyaan Fira saat dikelas saja,jika diluar kelas,Fahri mengabaikan nya. Fira sendiri pun tidak tahu mengapa Fahri jadi seperti ini.

Ia mendongak ketika seseorang menyodorkan es kopi padanya.

"Fir",sapanya.
"Hai",balas Fira tersenyum. Lalu menerima es kopi itu.

"Ngapain disini?",tanya Manda lalu duduk disebelah Fira.

"Aku bingung".

"Kenapa to?".

"Siapa sih sebenarnya yang udah nulis surat itu?",tanya Fira menatap ke depan.

"Sabar aja,nanti juga terungkap kok",Manda menenangkan dan menepuk pundak Fira.

Fira mengedikkan bahunya. "Entahlah",ucapnya pasrah.

"Yaudah,ayo masuk kamar. Makan nasi goreng,udah ditunggu Elsa sama Inang",ajak Manda lalu keduanya bangkit dari duduknya.

Fira merasa ada banyak hal yang berubah dari Fahri. Semenjak kepulangannya dari Jambi,pria itu semakin dingin padanya. Entah karena apa? Ia sendiri tak tahu.

###
Ruang kelas pagi ini benar benar cocok untuk seorang Fira yang mood nya naik turun.

"Assalamualaikum",salam Fahri yang baru memasuki ruangan.

"Waalaikumsalamwarohmatullahiwabarokatuh",jawab santriwati.

Mata Fira dan mata Fahri sempat bertemu sebentar. Namun tak lama kemudian,Fahri mengalihkan pandangannya.

Pelajaran Sastra Inggris berjalan dengan baik. Semua murid memperhatikan Fahri yang menerangkan dengan seksama. Tak terkecuali dengan gadis yang duduk disebelah Manda,ia memang memperhatikan Ustadznya itu. Namun bukan untuk pelajaran,tapi untuk memandang pria yang dicintainya itu.

"Ada yang mau maju? Mengerjakan soal dipapan tulis?",tanya Fahri menunjuk papan tulis.

"Saya ustadz",Ucap seorang gadis dari bangku pojok. Fitri.

Fahri mengangguk tanda meng-iyakan. Dengan tenang,Fitri maju ke depan mengerjakan soal dipapan tulis.

Fira merasa kesal,kali ini ia terlambat untuk mencari perhatian Fahri. Padahal tadi ia sudah ingin maju,tapi kalah cepat dengan Fitri. Gadis itu memainkan bolpoinnya dengan bibir mengerucut.

Elsa menolehkan kepalanya ke belakang membuat Inang menoleh juga.

"Eh liat deh",ucapnya.
Fira mengangkat satu alisnya. Seakan bertanya-tanya.

"Liat apa?",tanya Manda datar.

"Tulisan Fitri kok mirip ya sama tulisan di surat cinta palsu itu".

Ketiganya sontak melihat kearah papan tulis.
Fira memejam,mencoba mengingat ingat tulisan itu.

"Aku yakin dia pelakunya",ucap Fira setelah membuka matanya.

Manda mengerutkan dahi,membuat ekspresi bahu diwajahnya. "Kamu yakin?",tanyanya.

"Sangat yakin",tegas Fira.

"Jangan langsung dilabrak,pura pura gak tau aja. Kita selidiki dulu ya",pinta Inang membuat ketiganya berfikir sejenak.
"Boleh juga".

USTADZKU IMAMKU (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang