"Firaaaaaa oper bolanya kesini!!." Seru Elsa dengan semangat. Sore ini keempat mukimat kamar 'Aisyah' memilih bermain bola basket di lapangan.
Fira kebingungan. Ia asal melempar bola basket ke sembarang arah.
"Awwwwwwwwwwwwwwww.." rengek Inang saat bola basket melandas dikepalanya.
Fira terkejut. Semua yang ada disana menganga.
"Inang..maafin gue,gue gak sengaja!" Mohon Fira,ia benar-benar merasa bersalah pada sahabatnya."Gue bawa lo ke UKS ya." Tawar Fira. Inang hanya mengangguk.
Fira membantu Inang berdiri,baru saja ingin berjalan menggandeng Inang,langkahnya terhenti saat Manda berlari menghampirinya.
"Lho,Inang kenapa?" Tanya Manda,saat melihat Inang kesakitan.
"Gue gak sengaja tadi lempar bola ke Inang,sekarang mau ke UKS." Jelas Fira.
Manda mengangguk paham "Fir,kamu dicariin sama ustadz Fahri."
"Ha? Ada apa emangnya?" Tanya Fira.
Manda mengedikkan bahunya "Tuh ustadz Fahri,udah nungguin." Ujar Manda dengan menunjuk kearah Fahri.
Fira menoleh,menyipitkan matanya. Ternyata benar,lelaki itu sudah berdiri menunggunya.
"Yaudah.. ini Inang anterin ya!" Inang diantar ke UKS oleh Manda dan Zulfa.
Sementara Elsa,bukannya ikut mengantar Inang ke UKS,gadis itu malah membuntuti Fira.
"Adapa?" Tanya Fira saat sudah didepan Fahri.
"Assalamualaikum." Sindir Fahri.
"Waalaikumsalam." Jawab Fira malas.
"Saya mau minta tolong,tolong salinkan tulisan ini ya." Ujar Fahri sembari menyodorkan beberapa lembar kertas.
"Kenapa gak yang lain aja?"
"Kamu kan sekretaris. Diselesaikan kapan aja gapapa,kalo udah selesai anter ke rumah saya."
"Dipanggil,Afanin Alfira Farahdilla dari Bekasi. Ditunggu kedatangannya di gerbang,karena sudah ditunggu." Suara dari speaker yang menggelegar diseluruh area pesantren putri.
"Ha? Gue mudifah?" Tanya Fira pada dirinya sendiri.
"Halah Fir,palingan Khafas tuh." Gumam Elsa.
"Siapa Khafas?" Tanya Fahri.
"Doi." Jawab Fira.
"Dia orang Istimewa."gerutu Elsa ikut mengompor-ngompori.
Fahri tercengang,lidahnya kelu untuk berkata. Ia segera undur diri dari kedua gadis yang berstatus sebagai muridnya itu. Tanpa pamit,bahkan tak menatap lagi gadis berinisial F itu.
Fira merasa lega,kali ini ia berhasil memanas-manasi Fahri,tapi disisi lain ia merasa iba pada lelaki itu. Fira menatap punggung Fahri yang semakin jauh dari pandangannya,ia tahu Fahri cemburu,tapi ini salah satu cara agar lelaki itu bisa melupakannya.
Fira mendengus kesal. Akhir-akhir ini namanya sering dipanggil di speaker pondok. Padahal dulu,ia adalah salah satu santriwati yang namanya jarang sekali dipanggil lewat speaker,mungkin dalam setahun hanya dua kali karena orang tuanya jarang sekali mengunjunginya. Tapi sekarang,seminggu sekali Khafas akan mengunjungi saudara sepupunya itu.
"Aku ikut ya." Pinta Elsa.
Fira manggut-manggut.
Keduanya berjalan menuju gerbang utama,disana sudah ada Khafas dengan sarung merah maroon,baju koko berwarna putih,dan peci hitam dikepalanya. Tak lupa dengan sekantong plastik ditangannya. Khafas terlihat sangat tampan hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
USTADZKU IMAMKU (Sudah Terbit)
Teen FictionMendapatkan cinta seorang Ustadz itu tidaklah mudah. Apalagi cinta itu datang dari seorang santri yang nakal, teledor, dan malas seperti Fira. Haydan Athafahri Ramadhan. Seorang Ustadz muda nan tampan yang mengabdikan dirinya di sebuah pesantren yan...