#12

15.5K 925 13
                                    

*Perasaan seseorang itu mu'rob,tidak bisa memilih*


Fahri merasa stres,saat ini ia sedang duduk dishofa rumah Galuh. Fahri menceritakan semua kejadian tadi pagi pada Galuh.

"Astagfirullah ri...ane bener2 gak nyangka ente bakal ngomong gitu ke Fira",Ucap Galuh terkejut dan kecewa pada sahabatnya itu.

"Ane khilaf Luh,sekarang ane harus gimana?",tanya Fahri bingung.

"Setidaknya kalo ente gak cinta sama Fira ya ente ngomong baik2,bukannya malah ngatain Fira sebagai cewek murahan kayak gitu. Jujur ane kecewa banget sama ente,gak nyangka ri. Ente gak mikirin perasaan wanita,gimana perasaan Fira ri",tekan Galuh.

"Apa yang harus ane lakuin Luh?",tanya Fahri dengan memegangi kepalanya.
"Ente samperin Fira,minta maaf sama dia",saran Galuh yang disetujui oleh Fahri.

Fahri segera bergegas ke lapangan basket. Jam menunjukkan pukul dua siang,biasanya jam segini Fira sedang bermain basket di lapangan bersama teman2nya.

Ucapannya tadi pagi masih terngiang ngiang di fikirannya,ia juga tidak tahu kenapa ia berkata seperti itu pada Fira. Pasti hatinya sangat terpukul. Bukan hanya Fira,wanita mana pun jika di anggap seperti itu pasti juga akan sakit hati.

Di lapangan basket memang ada banyak santriwati disana. Fahri mengecilkan matanya untuk mencari keberadaan gadis itu,namun ia tidak melihatnya. Fahri menghampiri Inang yang sedang istirahat dan minum ditepi lapangan.

"Assalamualaikum,nang",Ucap Fahri.
"Eh.. waalaikumsalam ustadz",dengan segera Inang melepaskan botolnya.
"Fira dimana?",tanya Fahri.

"Saya gak tau tadz,tadi pagi kan sama ustadz setelah itu gak balik lagi",kata Inang.
"Tadi pagi dia langsung pergi,saya kira dia kembali ke kamar",Ucap Fahri.

"Jangan2 Fira.....",jeda sebentar
"Manda,Elsa",teriak Inang memanggil kedua sahabat nya yang masih asyik bermain basket.
Manda dan Elsa segera menghampiri Inang.

"Apa sih Nang?",tanya Manda yang masih berdiri.

"Fira ilang lagi",ucap Inang membuat keduanya mengerutkan kening.
"Ha? Pantesan dari tadi gak ada,bukannya tadi pagi sama ustadz ya,pas ustadz suruh Fira keluar itu lho tadz",jawab Elsa mengingatkan.

"Iya,tapi setelah itu dia pergi,saya kira dia kembali ke kamarnya".

Fahri segera mengambil kunci motornya,ia bergegas keluar dari gerbang pesantren untuk mencari gadis itu. Ini kedua kalinya Fira kabur dari pesantren,tapi Fahri tidak menyalahkan Fira. Ini memang kesalahannya sendiri,tidak seharusnya ia mengklaim Fira sebagai gadis murahan. Padahal Fira adalah muridnya,dan orang tua Fira sudah mengamanahkan Fira padanya,tapi ia tidak bisa memegang amanah itu.

Fahri menyusuri jalanan dan menoleh ke kanan dan ke kiri untuk memastikan keberadaan Fira. Namun tak ada tanda2 Fira ada disana.

Hingga ia melewati terminal kota Magelang,sebenarnya ia akan lewat saja,tapi diterminal itu ia melihat Fira yang sedang duduk dibangku panjang bersama calon penumpang bus lainnya. Tanpa pikir panjang Fahri menghampiri nya.

"Assalamualaikum",ucap Fahri pada gadis itu.
"Wa...waalaikumsalam",Fira menoleh dengan terkejut.

"Kok ada disini?",tanya Fahri.
"Aku mau pulang ke Bekasi",jawab Fira ,lalu berdiri dari duduknya dan melangkahkan kakinya bermaksud untuk pergi.

"Jangan pergi! Saya mohon tetaplah disini". 'deggggggg' Fira menghentikan langkahnya,jantungnya berdebar sangat kencang saat Fahri mengatakan itu.

Ia mencoba bersikap biasa saja untuk menutupi rasa groginya. Ia membalikkan badannya lalu duduk kembali di kursi panjang itu. Fahri ikut duduk disampingnya,namun masih berjarak.

"Kenapa kalo aku pergi? Bukankah kamu senang kalau aku pergi? Kamu sendiri kan yang bilang,kamu gak suka sama wanita murahan,egois,dan sombong kayak aku",ucap Fira dengan air mata yang akan menetes.

"Hust. Jangan bahas itu lagi.Saya mohon,maafkan saya! Saya tidak sengaja berkata seperti itu,maafkan saya,saya refleks. Kamu wanita yang baik,hanya saja saya yang belum menyadari itu",Fahri memohon dengan memasang wajah melas.

Sebenarnya Fira tidak tega melihat lelaki yang dicintainya memohon mohon seperti itu,didalam hati kecil nya ia ingin segera memaafkan Fahri. Ah tapi tidak,ia masih ingin melihat Fahri memohon mohon seperti itu.

"Maafin saya,saya akan sangat merasa bersalah jika kamu benar2 pergi. Maafkan saya",Ucap Fahri benar2 membuat Fira luluh.
"Oke. Aku maafin ustadz",jawabnya membuat Fahri tersenyum haru.

Padahal sebelumnya,keputusannya sudah bulat bahwa ia tidak akan memaafkan Fahri,namun mendengar perkataan Fahri hatinya jadi luluh.

"Yasudah saya panggilkan becak untuk anter kamu ke pesantren",kata Fahri kemudian menghampiri bapak2 pengendara becak.

Fira terus saja memperhatikan Fahri dari kejauhan,ia tidak menyangka Fahri akan memohon padanya seperti itu.

"Kok sekarang jadi murahan beneran,baru digituin aja langsung leleh",batin Fira dalam hati.

Tapi ia tidak peduli,Ia merasa sangat puas karena ini pertama kalinya Fahri berbicara manis padanya,padahal bisanya ustadz tampan itu selalu bersikap dingin. Baginya,ini peluang besar untuk kembali berjuang mendapatkan cinta sang Ustadz.

VOTE and KOMEN yyyyy

USTADZKU IMAMKU (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang