Langit yang gelap karena mendung seakan menggambarkan perasaan pria yang tengah duduk diatas sajadah saat ini.
Setelah melaksanakan shalat ashar dan berdoa,pria itu menuju taman rumah sakit untuk sekedar duduk dan melantunkan ayat-ayat cinta dari-Nya.
"Ri...Fahri.." Baru saja membaca 10 ayat surah Al-Baqarah,tiba-tiba seseorang berteriak memanggil namanya.
Fahri menghentikan aktivitasnya dan menoleh kearah suara. Galuh,hal itu sudah menjadi kebiasaan Galuh menurutnya,berlari-lari dan berteriak.
"Kenapa? Ada kecoa?" Tanya Fahri setelah Galuh sampai dihadapannya.
"Ah bisa aja lu tong!" Elak Galuh.
"Yah..kan emang nte takut kecoa." Ledek Fahri.
"Haha LUCU banget." Ucap Galuh tanpa ekspresi.
"Apasi. Nte ganggu aja." Sewot Fahri.
Galuh teringat sesuatu dan membuka mulutnya lebar.
"Heh itu..anu..tadi dipanggil dokter,Fira kenapa-napa." Ucapnya gugup."Astagfirullah. Fira kenapa Luh?" Fahri cemas setengah mati.
"Gak tau,ayo langsung kesana aja."
Keduanya langsung berlari kecil menuju ruangan Fira. Disana Fahri mendapati Gilang tengah berbicara dengan seorang dokter.
Fahri dan Galuh memilih diam dan mendengarkan pembicaraan keduanya.
"Iya dok,saya siap." Ujar Gilang tegas.
"Baik." Ucap Dokter kemudian pergi.
Setelah dokter pergi,Fahri segera menghampiri Gilang. "Kenapa? Fira gak kenapa-napa kan?" Tanya Fahri cemas sembari melirik kearah Fira.
"Kepo aja Lo bambank." Sewot Gilang.
"Heh. Gak sopan kau!" Hardik Galuh.
"Apa sih ikut-ikutan. Fira tuh kekurangan darah,dan kata si dokter tadi Fira harus segera dapet donor darah."
"Golongan darah Fira apa?" Tanya Fahri.
"B." Jawab Gilang singkat.
Fahri segera pergi meninggalkan ruangan. Ia bergegas untuk menemui dokter yang menangani Fira tadi. Galuh mengekor dibelakang.
Setelah mengetok pintu dan dipersilahkan masuk. Ia mendaratkan bokongnya diatas kursi yang telah disediakan dalam ruangan.
"Dok,sebenernya Fira kenapa?" Tanya Fahri cemas. Galuh mengangguk-angguk.
"Fira kekurangan darah. Akibat luka dan benturan keras membuat darah yang keluar semakin banyak. Jadi ia membutuhkan donor darah." Jelas Dokter Fariz.
"Golongan darahnya B." Lanjutnya.
Fahri membuang nafas kasar,Galuh menepuk-nepuk pundak Fahri. Ia tahu,sahabatnya itu sedang DILANda kesedihan. Walaupun Fahri membuatnya jengkel,tapi ia adalah sahabat sejati bagi Galuh. Sahabat yang berhasil menuntunnya ke jalan yang benar. Sekarang,sudah menjadi tugasnya untuk membantu Fahri.
"Tapi tenang saja mas,sudah ada pendonor yang tepat." Tukas Dokter Fariz.
"Alhamdulillah." Ujar Fahri dengan mata yang berbinar-binar.
"Iya,mas Gilang yang menjadi pendonor. Bejo,kok cocok!" Timpal Dokter Fariz.
"Hah?" Fahri dan Galuh saling berpandangan.
"Yaudah,kita pamit dulu pak dokter." Pamit Galuh. Fahri hanya diam dan berjalan keluar ruangan.
Galuh menepuk pundak Fahri pelan "Udah ri,yang penting kan Fira sembuh,serahin aja semua sama Allah." Gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
USTADZKU IMAMKU (Sudah Terbit)
Teen FictionMendapatkan cinta seorang Ustadz itu tidaklah mudah. Apalagi cinta itu datang dari seorang santri yang nakal, teledor, dan malas seperti Fira. Haydan Athafahri Ramadhan. Seorang Ustadz muda nan tampan yang mengabdikan dirinya di sebuah pesantren yan...