#11

16.3K 937 12
                                    

Gerimis turun dikala senja,lelaki itu tetap berjalan menuju rumah Kiai Ibrahim selaku pengasuh pesantren Nurul Qiyam.

"Fahri",langkahnya terhenti saat seseorang memanggilnya dari jauh.
Fahri menoleh kearah Galuh yang masih berlari menghampirinya.

"Ada apa Luh?",tanya Fahri pada Galuh yang masih ngos2an.

"Ente mau kemana gerimis2 gini?",tanya Galuh menstabilkan nafasnya.

"Ane mau kerumah Kiai Ibrahim".
"Mau ngapain?".
"Mau izin buat pulang ke Jambi beberapa hari".

"Kok ente gak kasih tau ane ri",ucap Galuh sedikit kecewa.

"Iya Luh,ane lupa. Rencananya ane pulang untuk mengkhitbah seorang wanita pilihan ibu ane",jawab Fahri yang membuat Galuh mengerutkan keningnya.

"Beneran ente? Bahagia selalu sodaraku. Yaudah ayo ane anter kerumah Kiai Ibrahim",keduanya lalu berjalan dibawah gerimis.

##
Fahri merasa sedikit lega, acara khitbah ditunda beberapa Minggu lagi. Karena Kiai Ibrahim tidak mengizinkannya pergi sebelum ada ustadz penggantinya.

"Ri..ente udah yakin sama perempuan itu?",tanya Galuh pada Fahri yang tengah asyik membaca buku Antropologi.

"Nggak tau Luh,sebenernya ane masih ragu tapi ya mau gimana lagi",jawab Fahri jujur.
"Shalat istikharah dulu lah ri,minta petunjuk sama Allah",Galuh menasihati.
"Udah luh",jawab Fahri lalu meletakkan bukunya.

"Terus gimana? Udah dapat petunjuk?".
"Tapi ente jangan cerita sama siapa2 ya",ucap Fahri dengan melirik kanan kiri ruang tamu rumahnya.

"Semalem ane mimpi,ane dihadapkan sama dua rumah,yang satu rumahnya besar dan mewah yang satu kecil dan kumuh. Didepan rumah besar ada Nanda dan didepan rumah yang kecil ada Fira. Awalnya ane mau masuk kerumah yang besar,tapi tiba2 rumah itu hilang,terus akhirnya ane masuk kerumah yang kecil dan kumuh yang didepannya ada Fira",jelas Fahri didengar baik oleh Galuh.

"Fira? Afanin Alfira maksud ente? Murid ente itu kan?",tanya Galuh dengan menyeruput kopinya.
"Iya Fira itu".

"Nanda itu yang mau ente khitbah? Pas rumahnya ilang Nanda ilang juga nggak?".

"Nanda ilang juga,dan ane masuk kerumah kecil yang ada Firanya,padahal dibelakang rumah itu ada banyak banget rumah besar,tapi entah kemana malah rumah itu yang jadi pilihan ane",jelas Fahri yang diangguki oleh Galuh.

"Kemungkinan besar,ente bakal milih Fira daripada Nanda. Takdir gak ada yang tau Luh,lakuin aja dulu",Ucap Galuh kemudian pamit pulang dari rumah Fahri.

##
Fira terbangun dari tidur lelapnya,ia langsung mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat tahajud.
Entah kenapa hari ini ia sangat bersemangat. Ia sangat bersyukur karena, dengan kepergian Sasa tidak akan ada lagi yang mengganggunya dan tidak ada saingan untuk mendapatkan Fahri.

Setelah sarapan pagi di kantin,Fira,Manda,Elsa,dan Inang segera menuju kelas karena bel akan berbunyi 5 menit lagi.
Baru saja memasuki pintu,Fira melihat surat yang tergeletak di atas meja guru. Ia segera mengambil surat itu dan membukanya. Setelah membaca surat itu,wajahnya memerah,hatinya panas tak bisa menahan amarah. Fira berjalan menghampiri Fitri yang duduk dibangku paling pojok.

"Woy,maksud Lo apa nulis surat cinta buat ustadz Fahri",Fira membentak Fitri hingga membuat seisi kelas menoleh kearahnya.

"A...aku..hanya menyatakan perasaan aku ke ustadz",jawab Fitri gugup.

"Inget ya! Ustadz Fahri cuma milik gue,lo gak usah deket2. Liat penampilan Lo,hah? Gak ada apa2nya dibanding gue. Gue itu cantik,tajir gak kayak Lo ...ihhh udah item,jelek,miskin lagi",Ucap Fira angkuh menghina Fitri hingga membuat Fitri menangis.

Manda,Elsa,dan Inang segera menghampiri sahabatnya yang sudah tidak terkontrol itu dan mencoba menenangkannya.

Sementara di depan pintu ternyata Fahri sudah berdiri sejak tadi,membuat Fira terkejut saat melihat Fahri disana. 'apa Fahri mendengar semua ucapannya?'tanyanya dalam hati.

"Keluar! Saya mau bicara sama kamu",Fira segera keluar dari ruangan dan menghampiri Fahri.

"Saya tidak menyangka kamu seperti ini,hari itu saya sudah bilang,apapun yang terjadi saya tidak akan pernah mencintaimu karena kamu wanita yang egois,sombong",Fahri menekankan kalimatnya.

"Maaf ustadz..maafin aku,aku refleks",jeda sebentar.
"Aku sungguh sungguh mencintai ustadz,aku mohon ustadz terima cinta aku",mohon Fira dengan sungguh2.

"Saya tidak suka dengan wanita murahan dan tidak tahu malu sepertimu",ucap Fahri.

Mendengar Fahri mengklaim dirinya sebagai 'gadis murahan dan tidak tahu malu',hatinya menjadi sangat terpukul,ia sama sekali tidak menyangka Fahri bisa mengatakan itu padanya. Ia segera berlalu dari hadapan Fahri,tangisnya pecah. Jika bisa,rasanya ia ingin mencekik Fahri saat itu juga. Ia berlari keluar dari gerbang sekolah dan pesantren,entah kemana ia akan pergi yang penting jauh dari dilingkungan pesantren. Mulai saat itu juga,perasaannya pada Fahri mulai berubah,Fira benar2 membenci lelaki itu.

USTADZKU IMAMKU (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang