#21

14.4K 910 1
                                    

Tidak ada manusia yang sempurna. Benar. Dia memang tak sempurna,tapi setidaknya dia lebih baik dariku.
Mungkin itu alasanmu lebih memilih dia daripada aku.
____________

Fahri menatap punggung Fira yang perlahan mulai menghilang dari pandangannya. Pria itu menarik nafas pelan lalu menghembuskannya kasar.

"Gadis itu kenapa?",tanya Nanda.

"Mungkin buru buru",jawab Fahri memberi alasan. Karena tidak mungkin ia mengatakan bahwa Fira adalah gadis yang mengejar cintanya selama ini.

"Oalah. Cantik ya",gumamnya.

Fahri menoleh kearah Nanda. "Siapa?",tanyanya.

"Ya gadis itu tadi,siapa namanya..em Fira iya Fira".

Fahri hanya diam tak dapat berkutik. Nanda memuji Fira? Bagaimana nanti jika Nanda tahu tentang Fira?

Fahri melangkahkan kakinya menuju rumah Kiai Ibrahim. Nanda membuntutinya dari belakang.

Tak butuh waktu lama,Fahri dan Nanda sudah keluar dari rumah Kiai Ibrahim. Kiai Ibrahim mengizinkan Nanda untuk mengajar di pesantren Nurul Qiyam. Dan Nanda juga sudah mendapat kunci rumah dinas yang akan ditempatinya.

"Saya masuk dulu ya",Pamit Nanda saat sudah sampai didepan rumahnya.

"Ya. Saya pergi dulu",Pamit Fahri lalu meninggalkan gadis itu.

Nanda tidak langsung masuk kerumah,ia melihat Fahri sampai pria itu benar-benar hilang dari hadapannya. Hatinya berdesir hebat,ucapan hamdalah senantiasa terus dilantunkan dari mulutnya.
Gadis itu sangat bahagia kali ini,ia tidak menyangka bahwa lelaki itu telah mengkhitbah nya dan menerima segala kekurangan nya.

Padahal Fahri termasuk dalam kategori pria idaman. Pria yang sholeh dengan kepandaiannya,wajah tampan dengan alis tebal,hidung yang mancung,dan bibir yang menarik membuat kaum hawa banyak yang mendambakan nya.

###
Lagi lagi hujan turun menghentak bumi,rintik-rintik hujan menampar tiap jendela pesantren termasuk jendela kamar 'Aisyah'.
Gadis itu terdiam dalam keadaan hening yang menyiksa.

"Kamu kenapa sih Fir?",Manda membuka suara.

Fira menoleh,menggeleng lemah. Ia menatap Manda,Elsa,dan Inang dengan tersenyum sendu.
"Gak papa kok".

"Gak mungkin gak papa,cerita aja sama kita",pinta Elsa yang ingin Fira berbagi cerita.

"Iya cerita aja",tambah Inang.

Fira bangkit dari duduknya menutup jendela dihadapannya,ia menghampiri ketiga sahabatnya yang sedang bermain catur.

Fira mendesah. "Aku nyesel banget".

"Kenapa to?".

"Seharusnya dari dulu aku gak suka sama Ustadz Fahri. Bener kata kamu Nang,kalo kebanyakan ngarep bakal sakit hati".

"Maksud kamu gimana sih?",tanya Inang menyergitkan kening.

"Ustadz Fahri udah ngekhitbah wanita lain". Tangisnya mulai pecah. "Dan wanita itu ada disini,dia bakal ngajar disini".

"Beneran?".

"Iya".

Manda,Elsa,dan Inang memeluk Fira erat. Mereka tak ingin sahabatnya itu terus terusan bersedih hanya karena cintanya yang bertepuk sebelah tangan. Yang dipeluk pun masih saja terisak,tidak dapat dipungkiri inilah yang terjadi. Gadis itu sangat menyesal karena mencintai seseorang yang sama sekali tidak peduli dengannya.

###
Fira menyelimuti Inang yang terbaring lemas dikasurnya. Badan Inang sangat panas,dan disaat seperti ini Manda dan Elsa malah tidak ada dikamar karena sedang menyelesaikan piketnya di aula.

"Nang,aku tinggal dulu ya ke klinik nyari obat buat kamu",Pamit Fira yang diangguki oleh Inang.

Sesampainya di klinik pesantren,Fira langsung menuju ruang khusus obat semacam apotek tapi lebih kecil.
Gadis itu menunjuk obat yang tertata rapi sembari mencari obat yang cocok untuk Inang.

Ia menggeserkan tubuhnya perlahan karena tak kunjung menemukan obat itu. 'Brukkkkkkkk'.
"Astagfirullah,maaf ukhti",Ucap gadis yang tanpa sengaja bertabrakan dengan Fira.

Fira mendongak kearah gadis itu. "Gak papa kok",balas Fira.

"Kamu ngapain disini?",tanya Nanda ramah.

"Cari obat buat temen aku yang sakit",jujur Fira. "Ustadzah sendiri ngapain?",lanjut Fira.

"Saya juga cari obat",ungkap Nanda mengangkat obat ditangannya.

'obat itu',batin Fira.

"Oh yaudah ustadzah,aku pamit dulu ya",Pamit Fira meninggalkan Nanda.

Gadis itu berjalan dengan perasaan yang mengganjal. Obat yang dipegang Nanda tadi membuatnya bingung. Bukankah itu hanya untuk orang orang yang mempunyai penyakit serius? Ia pernah melihat obat itu waktu SMP dulu. Putri,sahabatnya dulu sering mengkonsumsi obat itu karena menderita penyakit kanker. Hingga kini Putri sudah tertidur tenang dibawah batu nisan.
Fira segera menghempas pikirannya itu. Tekadnya sudah bulat,ia benar benar sudah mengikhlaskan Fahri untuk gadis lain. Walaupun tidak mudah,gadis itu tetap berusaha.

Dikamar,Fira langsung menyuruh Inang meminum obat itu. Inang hanya menurut lalu kembali tertidur.

"Assalamualaikum",salam Manda dan Elsa yang baru datang.

"Waalaikumsalam",jawab Fira tersenyum.

"Lho. Inang sakit?",cibir Manda ketika melihat Inang terbaring lemah.

"Iya".

"Maaf ya kamu jadi harus ngrawat Inang sendirian,tadi kita piketnya lama",Ucap Elsa.

"Gak papa kok".

Manda menatap Elsa bingung. Apa yang terjadi? Kenapa Fira tidak marah malah bersikap biasa saja. Padahal biasanya gadis itu akan marah jika ada kejadian seperti ini.

Elsa mengedikkan bahunya.
Fira terkekeh melihat Manda dan Elsa yang tampak bingung dengan sikapnya.
"Bingung ya?",tanya Fira.

"Banget".

"Haha. Iya mulai sekarang aku pengen berusaha jadi orang yang lebih baik",Ucap Fira tersenyum.

"Alhamdulillah".

"Berarti kejadian ini ada hikmahnya. Dengan kamu kehilangan ustadz Fahri kamu malah bisa belajar jadi orang paling tabah dan ikhlas",balas Manda.

Fira tersenyum lebar,lalu mengangguk antusias. Ia sangat menyadari,ini semua takdir dari Allah. Siapapun jodohnya kelak pasti sudah tertulis di lauhul Mahfudz.

Mulai saat itu ia bertekad,ingin memperbaiki hidupnya. Gadis yang dulu terkenal akan keteledorannya,kemalasannya,kenakalannya,dan paling sering masuk ruang BK itu kini ingin berubah. Tentu saja berubah menjadi lebih baik.

.
Segini dulu ya!!
Selamat membaca!!

Jangan lupa VOTE dan Komen ya! Karena itu GRATIS!!

Thanks For All🙏💙💙

USTADZKU IMAMKU (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang