Bab 57 : Persiapan

5.2K 552 11
                                    

Jadi begitulah, hampir sebulan ini Alfa bertindak di belakang layar, tanpa sepengetahuan Zeno, membantu hubungan teman nya itu agar lancar sampai pelaminan.

"Ingat ya! Keputusan terakhir tetap ada di tangan Zeno. Kamu nggak bisa maksain kehendak kamu, sesuka apapun kamu pada calon istrinya ini. Berusaha jadi calon ayah mertua yang netral ajalah, Pak! Hubungan mereka baru berjalan 1 hari." Delta mengingatkan Alfa di malam ketika Alfa mengabari kalau ia berhasil membuat Zeno dan Sakura berpacaran.

"Aku tau! Setidaknya aku berhasil membuat Zeno membuka hatinya lagi, yah meskipun dia tidak tau kalau aku membantunya. Tapi nanti aku akan menagih semua usahaku ini. Akan ku buat dia bekerja pada ku selamanya, hahaha~"

Begitu menerima tatapan datar dari Delta, Alfa berhenti tertawa. "Hanya bercanda! Aku hanya mau dia bahagia. Kasian udah mau jadi bujang lapuk tuh."

"...."

Alfa berbaring memeluk Delta, malam sudah agak larut tapi keduanya dari tadi sibuk membahas soal Zeno dan masih belum mengantuk.

"Aku lapar, bagaimana kalau kita makan lagi." Ajak Alfa dan di setujui oleh Delta.

Jam 1 malam, ada sepasang suami istri yang sibuk di dapur, yang satu sibuk mengupas kulit telur dan yang satu lagi sibuk menumis mie.

10 menit kemudian semangkuk mie terhidang lezat di atas meja.

Delta mengerutkan dahi ketika Alfa mengambil foto mie itu. Dan bertanya padanya.

"Kau tau, aku beruntung punya istri yang skill di dapurnya nggak bisa di ragukan lagi, karena calon istrinya Zeno sama sekali tidak bisa masak, hahaha~"

"Dan bagaimana kamu tau?" Tanya Delta.

Alfa berhenti tertawa dan menjawab kalau Zeno selalu membawa obat sakit perut setiap kali pergi menjemput Sakura di sekolah. Wanita itu selalu membuat bekal mie instan aneh dan Zeno mau tak mau ikut memakannya dan menyebabkan pria itu sakit perut setelahnya.

"Sepertinya dia sudah mulai bucin. Zeno yang aku kenal, bukan tipe orang yang mau makan sembarangan. Ini semakin menarik saja. Tadi aku mengirimkan foto mie buatan mu, mau pamer, agar nanti dia mau jujur pada calon istrinya itu kalau makanan buatannya mengandung racun yang menyebabkan diare. Inilah mie enak yang sebenarnya." Jelas Alfa.

Delta hanya menggelengkan kepalanya tidak percaya dengan keusilan suaminya itu. "Jadi kalau seandainya aku juga nggak bisa masak, kamu nggak akan bangga-baggain aku. Gimana kalau...

"Kalau kamu nggak bisa masak, aku tinggal cari koki paling handal yang bisa masakin kamu dan aku agar kita nggak salah makan dan berakhir di toilet. Itu solusi yang baik, kan?! Daripada bertahan kayak Zeno. Lama-lama dia jadi bodoh. Karena nggak mau jujur dan mementingkan perasaan Sakura. Takut amat yang wanitanya di singgung dikit, siapa tau setelah diberitahu yang wanita mau belajar jadi lebih baik."

"Kamu itu beneran wow sekali ya!"

"Iya dong!" Alfa bangga akan dirinya sendiri. "Aku selalu jujur sama kamu tentang apa yang aku sukai dan apa yang aku nggak suka. Kamu juga jujur pada ku tentang hal itu. Yang bisa diperbaiki kita perbaiki sama-sama, nggak pakai ribut atau adu mulut. Itu cara menghindari ribut yang baik dan benar dan kita berhasil mempertahankan hubungan rumah tangga kita sampai sekarang karena hal itu. Jadi aku tentu berharap dia akan belajar dari ku. Jangan sampai pas udah nikah, bobroknya baru kelihatan."

Delta tersenyum. "Kamu udah bilang gitu ke Zeno?" Tanya Delta, namun Alfa menggeleng.

"Aku bilang gitu ke Sakura. Aku jelasin semua kebobrokan Zeno, tinggal dia yang mikir bakal tahan apa enggak sama sifat Zeno itu."

The Last Chance (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang