Kamu yakin nggak apa-apa nambah cutinya? Kasihan Zeno kan!. Dia menelpon ku pagi tadi dan mengeluh tentang mu." Delta bertanya pada Alfa karena pria itu mendadak memperpanjang cutinya jadi seminggu.
"Biar dia tau rasa! Seenaknya aja ngancurin image orang. Padahal aku udah susun strategi sempurna agar jadi anak baik."
Delta menggelengkan kepala. Ia tidak tau alasan apa yang membuat Alfa sampai bertingkah kekanak-kanakan pada Zeno. Yang pasti pria itu membatalkan 3 tiket pesawat yang mereka pesan.
"Kamu…beneran mau bantu ayah panen duku?"
Alfa mengangguk. "Tentu saja!!. Sekalian ngasih pelajaran ke Nafta kalau dia jatuh dari pohon duku dan salah satu tulangnya ada yang patah, dia pasti nggak akan mau naik-naik pohon lagi."
"...." Jenis pengajaran macam apa itu?!
Delta hanya bisa bilang hati-hati sebelum membiarkan Alfa, Nafta dan ayahnya pergi ke kebun duku ayahnya.
Di rumah, Delta membantu ibunya memasak. Karena ibunya bilang kalau kakak dan adik- adiknya yang lain akan mampir untuk makan malam.
Makan malam yang di maksud adalah pesta bakar sate satu ekor domba. Delta bahkan tak tau kapan ibunya itu membeli domba dan menyembelihnya. Begitu Delta memasuki dapur, daging itu sudah di potong-potong dan sebagian sudah di tusuk dan siap tinggal di panggang saja.
Ibunya menjelaskan kalau kakak dan adik-adik Delta penasaran ingin tau calon kakak ipar mereka seperti apa, makanya mereka berniat menginap juga di rumah.
"Delta beneran…udah siap nikah?" Ibunya tiba-tiba bertanya di sela-sela mengaduk bumbu sate.
"Bunda…dia ngajak tunangan, bukan nikah." Sanggah Delta.
"Emang tunangan endingnya nggak bakal nikah?"
"….."
"Kenapa nggak langsung nikah aja. Bunda setuju kok. Anaknya kelihatan baik."
Delta cemberut. "Bunda dari dulu, tiap ada cowok yang datang ke rumah semuanya di bilang baik."
Ibunda Delta tersenyum. "Tapi sebelum-sebelumnya nggak ada yang kamu akui sebagai pacar, kamu juga yang duluan bilang kalau mau datang minta restu. Mustahil kalau anak bunda ini nggak suka sama dia terus mau aja di ajak tunangan."
Delta mencibir. "Bunda nggak tau aja kalau sifatnya itu nggak se dewasa yang ia perlihatkan. Dia itu kekanak-kanakan, suka maksain kehendak, suka seenaknya kadang juga keras kepala dan nggak mau dengerin omongan orang lain."
"Benarkah?"
"Iya! Dulu waktu pertama ketemu, dia udah ngeselin banget, tiba-tiba udah ngajak ribut aja. Terus ngakuin Dafa itu anaknya dia di depan umum, terus tiba-tiba nongol di depan kontrakan buat numpang makan, emang sih dia bayar makanannya tapi….
"Tapi kamu suka kan?"
"…."
"Yang bunda tau, anak perempuan bunda yang ini susah banget di deketin cowok, dulu mesti di jodoh-jodohin dulu baru bisa nikah. Nah kamu sekarang ini…terima aja waktu dia datang ke kehidupan mu dan setau bunda, dia orang pertama yang kamu jadikan pacar dan yang kamu izinkan datang ke rumah."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Chance (END)
RomanceDelta dan Alfa merupakan tetangga dan teman sekelas dari TK hingga SMA. Meski begitu keduanya tidak pernah benar-benar berteman, hingga akhirnya Alfa kuliah di luar daerah. Mereka dipertemukan kembali dalam suasana canggung. Alfa dengan jas hitam ra...