Delta berjalan menuju parkiran Rumah Sakit ketika Alfa menelponnya dan memintanya untuk segera kembali ke ruang SpOG tempat tadi ia melakukan pemeriksaan kehamilan.
Di sana terlihat raut wajah cemas Alfa dengan baju dan tangan bernoda darah.
"Kamu kenapa?" Delta bertanya panik. Tapi Alfa langsung memeluknya.
"Tidak apa-apa." Ucap pria itu ketakutan. Bahkan Delta bisa mendengar dengan jelas debaran kencang jantung pria itu.
5 menit menenangkan diri, akhirnya Delta bisa mendengar kejadian sebenarnya yang membuat Alfa sampai membuat raut wajah seperti itu.
"Aku baru tiba dan hendak memarkirkan mobil ketika mendengar teriakan anak kecil, lalu....lalu aku melihat wanita gila itu menusuk....menusuknya berkali-kali. Dia....dia Lily, istri Varo dan juga anak mereka Arion."
Alfa menggenggam tangan Delta, berusaha menghilangkan ketakutannya. Sementara Delta terdiam saking terkejutnya.
"Wanita itu....aku melihatnya berlari sambil tertawa mengerikan. Wanita itu....ibunya Azri Alvaro. Dia....dia membunuh menantu dan cucunya sendiri."
"Lalu....di mana Varo, dia....apa...
"Ada peluncuran kalung berlian model baru hari ini. Itu sebabnya aku juga tidak bisa menemanimu pergi USG, sama seperti Varo. Peresmiannya selesai setengah jam yang lalu. Aku sudah meminta Rumah Sakit menelponnya. Aku rasa....dia sudah menunggu di depan kamar operasi sekarang."
"Aku hanya bisa membantunya menahan media. Aku membantunya untuk tidak menayangkan kasus Varo dengan ibunya dulu. Padahal waktu itu ibunya sudah di jebloskan ke penjara karena kasus penipuan. Aku benar-benar tidak menyangka hal seperti ini bisa terjadi."
Delta merangkul lengan Alfa, pria itu masih shock dengan kejadian yang menimpa keluarga rekan kerjanya.
"Aku tak bisa langsung berlari mengejar wanita gila itu, atau berlari mencari keberadaan mu dan meninggalkan mereka yang hampir mati di depan ku. Jadi aku langsung meminta bantuan dan membantu membawa Arion ke IGD. Anak kecil itu....masih setengah sadar memanggil mamanya dan itu membuat hatiku benar-benar sakit. Aku tak bisa membayangkan hal itu terjadi pada Dafa kita."
"Dan untunglah hal ini tidak terjadi pada mu. Atau aku bisa gila."
Setelah Alfa merasa tenang. Delta mengajaknya untuk pergi ke depan ruang operasi.
Di sana ada Varo yang terduduk lemas sambil menangis.
Alfa segera menghubungi Jinhyuk, salah satu rekan kerjanya juga rekan kerja Varo di perusahaan IT. Ia meminta pria itu menghubungi keluarga dari istri Varo, karena yang ia tau, Jinhyuk cukup dekat dengan istri pria itu.
Sementara Varo linglung dan tak berniat beranjak dari depan ruang operasi. Alfa dan Jinhyuk membantu pria malang itu menangani kasus ibunya.
Tidak butuh waktu lama sampai ibu Varo tertangkap dan dijatuhi hukuman mati.
Operasi untuk menyelamatkan Lily, dan bayi-bayi yang ada di kandungannya juga berhasil. Tak ada yang meninggal atas kejadian na'as itu.
Namun sayangnya Varo masih belum bisa tersenyum lega. Pria malang itu menatap nanar ke arah Lily dan Arion yang masih koma.
Sementara Delta mengamati semua proses menyedihkan itu. 2 bayi laki-laki dan 1 bayi perempuan mungil yang menangis tanpa henti di ruang bayi.
Aku....akan merawat bayi-bayi itu. Putus Delta dalam hati.
🌺🌺
"Ibunya itu bukan ibu kandungnya. Dia ibu tiri yang sudah lama jadi penipu dalam keluarga Varo. Kejadian itu berhasil terungkap setelah perempuan itu berusaha mengambil simpati publik dan mengatakan kalau Varo bukan darah dagingnya dan suaminya, yang merupakan pemilik sah dari semua harta Ardiansyah. Varo yang saat itu sudah sangat membenci ibunya, akhirnya mengungkapkan kebohongan itu dan menjebloskan ibunya ke penjara. Tidak pernah menyangka kalau ibunya berhasil kabur dan malah berniat membunuh orang yang paling di cintai Varo.""Nasib pria ini....dari dulu agak kurang beruntung di banding dengan ku. Dia dibesarkan dalam lingkungan yang penuh tekanan dan di acuhkan oleh keluarga besarnya. Varo sempat tak diakui cucu keluarga Ardiansyah bersama saudara kembarnya. Mereka bahkan harus mengganti nama dan kewarganegaraan agar bisa hidup normal. Dulu waktu aku membaca profil lengkap pria itu sebelum akhirnya setuju bekerja sama dengannya....aku pikir...dia benar-benar pria pekerja keras yang tak kenal takut dan punya sifat agak mirip dengan ku."
"Dia sangat protektif terhadap apapun yang ia sukai. Apalagi sejak dia menikah dengan Lily. Meski dia sudah lebih ramah di banding dulu, aku pikir....akhirnya pria ini menemukan kebahagiaannya juga dan benar-benar berdo'a semoga hidupnya tak mengalami kemalangan lagi. Aku sangat beruntung dibanding dia. Papa dan mama sangat memanjakan aku dan Nafta, kami dibesarkan dengan kasih sayang penuh. Jadi....menjadi teman dan membantu Varo.....aku tak merasa rugi sama sekali."
Delta mendengar cerita itu ketika dia dan Alfa dalam perjalanan ke rumah Varo. Ia setuju dengan penjelasan terakhir Alfa. Soal Varo yang sangat protektif dan kemiripan sifat mereka. Juga ikut merasa sedih dengan kisah hidup pria itu.
Sudah hampir 3 bulan sejak kejadian itu terjadi (penusukan Lily dan Arion). Sekarang bayi-bayi itu sudah di bawa pulang ke rumah Varo, di asuh oleh ibunda Varo dan adik-adik perempuan Lily. Dan Delta juga akhirnya jadi dekat dengan mereka karena ia juga ikut membantu mengurusi bayi-bayi mungil itu.
"Varo itu....sepertinya....benar-benar pria yang dingin dan dia....sangat mencintai istrinya. Aku melihatnya menangis kemarin ketika aku berniat membesuk Lily dan Arion di ruangan mereka."
Alfa mengangguk setuju dengan perkataan Delta. Ia tau betapa sedihnya menunggu kesadaran orang-orang yang dicintainya. Ia juga berharap penantian itu membuahkan hasil, sama seperti orang tua Alfa yang kini sudah sadar dari koma dan kembali sehat.
Delta tersenyum teringat kejadian 3 hari yang lalu ketika para makhluk-makhluk kecil nan lucu itu, diizinkan untuk di bawa pulang dari Rumah Sakit.
Delta berkata kalau mereka perlu memberi nama pada bayi-bayi itu. Dan Varo menjawab bahwa ia akan mencari nama yang bagus di google.
Agak lucu bahwa pria itu lebih mempercayakan mbah google ketimbang bertanya pada ibunda Lily atau adik-adik Lily. Tapi begitu mendengar alasan pria itu. Delta hanya bisa berdecak kagum.
'Aku ingin Lily mengomeli ku.'
"....." Ah....jadi...pria romantis nggak cuma ada satu di dunia ini.
"Dedek bayinya sebentar lagi lahir dan kita mau kasih nama apa?" Tiba-tiba Delta bertanya pada Alfa.
"Aku ingin dia lahir sehat dulu, mengomelinya sedikit karena membuat aku dan kamu susah, lalu baru memberinya nama."
"....." Jawaban macam apa itu?!
"Dia bikin aku sering ke toilet, dan kamu harus operasi karena dia terlalu betah di dalam perut mu."
"Bhahahahaha..." Delta akhirnya tidak tahan untuk tidak tertawa. Memang, keluhan paling sering dari Alfa adalah ia yang harus sering ke toilet. Padahal Delta juga melakukannya tapi mendengar keluhan pria itu, ia tak jadi ikutan mengeluh. Dan soal anak mereka yang udah lewat bulan dan masih betah di dalam perut ini. Dokter dan mereka akhirnya sepakat kalau Delta akan di operasi minggu depan.
"Pokoknya kalau sampai ada apa-apa dengan mu aku akan....
"Nggak akan ada apa-apa! Jangan negative thinking dong! Dan jangan menyalahkan anak kita ini atas apapun. Aku yakin begitu dia lahir ke dunia, kamu akan langsung jatuh cinta padanya."
Alfa terdiam. Soal operasi itu bukan keputusan yang mudah ia buat. Alfa jelas punya ketakutan akan ruangan itu. Takut jika keluar dari sana, Delta akan koma seperti ayah dan ibunya dulu. Takut ia akan kehilangan Delta. Tapi Delta selalu berhasil menenangkan Alfa dengan kata-kata istrinya itu.
"Aku akan baik-baik saja. Lagipula aku juga udah pernah operasi Sesar sebelumnya dan anak perempuan kita ini juga akan baik-baik saja. Karena dia sudah di nanti oleh semua orang untuk lahir ke dunia. Dan....papa dan mama ini....akan memberikan nama dan merawat si kecil ini dengan penuh cinta. Iya kan?!"
Senyum Delta, serta genggaman hangat tangan wanita itu. Setiap hari dan detiknya, membuat Alfa semakin mencintainya.
"Iya. Semuanya....pasti baik-baik saja." Ucap pria itu akhirnya.
🌸🌸🌸
Sorry lama ya guys😅🙏✌️
Buat yang penasaran atau belum baca cerita tentang Varo bisa baca di novel 'A Little Cupid'
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Chance (END)
RomanceDelta dan Alfa merupakan tetangga dan teman sekelas dari TK hingga SMA. Meski begitu keduanya tidak pernah benar-benar berteman, hingga akhirnya Alfa kuliah di luar daerah. Mereka dipertemukan kembali dalam suasana canggung. Alfa dengan jas hitam ra...