Bab 49 : Ketemu Lagi

6.3K 711 29
                                    

"Hai." Sapa Alfa sembari mengambil brokoli dari tumpukan sayuran hijau itu. "Yang pagi tadi bukain jendela kamar ya? Pasti belum mandi, bajunya masih sama. Tapi tetap cantik kok."

"...."

5 menit kemudian....

"Eh, ketemu lagi. Lagi beli susu kotak ya? Gimana anak nya? Udah tambah tinggi kayak papanya yang tinggi dan berbadan atletis itu?! Beli sayur juga dong. Makanan sehat juga itu."

"...." Lu kenapa sih Pak? Delta menatap Alfa datar, sementara pria itu tersenyum usil.

"Senyum dong! Tenang, saya pria baik-baik kok."

"...." Delta mengabaikan Alfa, ia kembali fokus memilih sayuran hijau di depannya.

Saat ini Alfa sedang menemani Delta ke mini super market yang tak jauh dari rumah mereka. Karena pria itu harus ke Jepang, besok pagi. Ia meminta Delta menemaninya belanja peralatan yang harus di bawa, seperti sikat gigi, odol dan sebagainya, padahal wanita itu belum sempat mandi.

Akhirnya meski mengeluh, Delta tetap pergi bersama Alfa.

Setelah membeli perlengkapan itu, Delta yang ingat kalau belum belanja untuk awal bulan, akhirnya mengajak Alfa membeli isi dapur. Pria itu awalnya tersenyum usil, mengambil keranjang belanjaan dan bilang kalau ia akan memilih sendiri bahan makanan favoritnya. Tapi sejak tadi...pria dengan hoodie pink itu sibuk menggoda Delta. Dasar kurang kerjaan!

"Mbak Delta." Sapa seseorang sambil menepuk bahu delta.

"....." Seketika raut wajah yang awalnya datar itu berubah jadi terkejut. Alfa pun ikut mematung. Kebetulan macam apa ini?

"Hai...mbak. Gimana kabarnya?" Akhirnya Delta memberanikan diri untuk bertanya.

"Menjada." Jawab wanita itu singkat, dengan senyum yang berusaha ia ukir di wajahnya.

"....."

"Tapi anak saya sudah besar, sebesar anaknya mbak. Dia sehat dan kalau mbak nggak tau, dia sekarang satu sekolah dan satu kelas dengan Dafa."

Oh.

"Saya berterimakasih karena Bapak Dafa bersedia merawat saya dan anak saya. Anak perempuan saya jadi tidak seperti kehilangan sosok ayah. Dia selalu bercerita tentang suami anda yang memberikan nya roti strawberry sepulang sekolah. Dan dia....sepertinya sangat merindukan suami anda karena Bapak Alfa dan Dafa mendadak tidak berada di rumah itu dalam beberapa minggu yang lalu."

"....." Ini....kenapa aku nggak pernah tau?

Delta berusaha tersenyum, sementara Alfa menyibukkan diri dengan brokoli di tangannya.

"Besok hari ulang tahun anak saya, pesta kebun kecil di belakang rumah, semua orang tua murid yang sekelas dengan anak saya di undang. Saya juga mengundang Dafa dan....saya berharap Bapak Alfa juga bisa hadir, karena anak saya sangat berharap Bapak datang. Ia bahkan sudah menyiapkan kostum pesta untuk Bapak. Pestanya besok siang jam 3."

Percakapan yang canggung itu pun selesai setelah wanita itu berkata kalau anak perempuannya menunggu di dekat meja kasir. Sementara Delta menatap kepergian wanita itu, Alfa sesekali melirik ke arah Delta, menunggunya untuk segera meminta penjelasan.

Tapi Delta hanya menatap Alfa sekilas, mengambil brokoli di tangan Alfa dan lanjut berbelanja.

Alfa dengan sedikit putus asa, menjelaskan tentang wanita itu. "Mereka nggak tinggal di komplek lagi, tapi pindah nggak jauh dari sekolah Dafa, atau lebih tepatnya....sebelahan dengan rumah yang kita beli untuk Dafa. Mantan suaminya yang brengsek itu yang salah, tapi aku juga cukup prihatin dengan nya lagi pula...dia karyawan di perusahaan ku. Bantuan finansial tetap di berikan padanya dan anaknya. Aku merasa bertanggungjawab membuat kebahagiaan anak perempuan itu hilang. Aku tidak peduli dengan perasaan ibunya."

The Last Chance (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang