Bab 21 : Aku Mencintai Strawberry

12.1K 1.1K 22
                                    

Delta memang punya impian memiliki toko roti, ingat! Hanya toko roti biasa yang isinya hanya roti isi selai biasa. Bukan punya cafetaria berwarna merah dengan bintik hitam dan beratap hijau daun yang mengingatkannya pada buah strawberry.

"Kenapa kamu pakai baju seperti itu? Itu….bukan pakaian kerja para pelayan cafetaria kan?! Nggak mungkin kamu….

"Oh. Ini baru ada 3 pasang, untuk mu, untuk ku dan untuk Dafa. Para pelayan lain ku pesankan dengan warna berbeda." Jelas Alfa.

"Jadi….selain cafetaria yang bertema strawberry, dan isinya juga penuh dengan strawberry, kamu juga pengen menjadikan kita sebagai buah strawberry nya? Bukankah ini terlalu berlebihan, nanti orang malah akan menganggap kita aneh dengan berpakaian seperti itu." Delta menelan ludah. Ia agak ngeri melihat baju ala kerajaan dengan motif strawberry yang di kenakan Alfa. Pria itu bahkan mengenakan mahkota di atas kepalanya.

"Aneh itu unik." Jelas Alfa. Lagi pula aku tak keberatan di sebut sebagai buah strawberry, aku sudah menyukai strawberry sejak kecil, tapi karena penampilan ku...." Alfa terkekeh. "Terimakasih karena telah membuatku berhasil menciptakan kerajaan strawberry yang selalu aku impikan, hahaja…."

Delta menggelengkan kepalanya sembari tersenyum. Ia memang tau kalau Alfa sangat menyukai strawberry, tapi tidak sampai ke titik di mana pria itu sampai berbuat hal seperti ini. "Oke….Raja Strawberry. Apa kita sekarang bisa masuk dan melihat kerajaan anda?"

Alfa tersenyum dan mengangguk. "Ladies first." Ucapnya sembari membuka pintu cafetaria.

Delta melongo. Semua pernak pernik berbentuk strawberry memenuhi ruangan cafetaria terlihat lucu namun juga agak berlebihan.

"Aku udah bikin menunya sesuai dengan dessert yang seminggu ini kamu buat di rumah. "Cake strawberry, cheesecake strawberry, cupcake strawberry, macaron strawberry, ice cream strawberry, lalu untuk yang lagi diet, salad strawberry, smoothies strawberry, yogurt strawberry,  terus…strawberry tea, terus kita juga bisa jual selai dan buah strawberry produk kita sendiri, bisa langsung di petik di kebun yang ada di belakang cafetaria ini. Bagaimana menurutmu?"

"…." Delta tak mengatakan apapun. Ia hanya takjub pada buku menu yang di berikan Alfa padanya. 90% menu di dalam buku itu selalu ada strawberry di dalamnya, sisanya baru menu lain yang masih manis rasanya.

"Sebenarnya aku mau bikin cafetaria yang juga ada nasi goreng atau lauk-pauknya, tapi ada begitu banyak rumah makan di sekitar sini dan lagi salah satu rekan kerja ku juga berniat membuat cafetaria dengan tema makanan khas daerah, jadi kita cukup dessert saja, kamu tidak keberatan kan?"

Delta menggeleng. Cafetaria buatan Alfa sudah lebih dari cukup untuk dikatakan bagus dan unik, di tambah lagi pelayan dan koki yang terlihat tampan dan cantik yang berdiri di depan mereka sekarang.

"Zeno yang memilihkan pelayanan dan kokinya, dia bilang lebih baik dia yang melakukannya di banding aku karena aku tidak berniat memperkerjakan pelayan pria."

Good job Zeno!

Delta hanya tersenyum, lalu 3 chief, 10 pelayan pria dan 10 pelayan wanita yang berada di depannya memperkenalkan diri.

Cafetaria milik Delta hanya 2 lantai, namun sangat luas hingga masing-masing tempat duduk bisa berjarak sekitar 2,5 meter. Ada ruang khusus untuk yang ingin datang berkelompok lebih dari 15 orang baik di lantai pertama maupun yang ke dua. Dan di belakang cafetaria ada kebun strawberry dalam rumah kaca yang herannya sekarang sudah berbuah lebat.

The Last Chance (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang