"Tidak mau, tidak sudi dan pergi dari sini!"
Setelah itu terdengar suara bantingan pintu yang membangunkan Dafa yang tadinya sedang tidur.
Anak kecil itu menangis dan Delta langsung merasa bersalah.
Ia baru saja kedatangan tamu gila yang bilang ingin numpang makan sekaligus melamarnya. Delta tak tau jika pria itu masih berdiri diluar rumahnya sambil memikirkan sandi pintu rumah Delta. Dan benar saja, tak sampai semenit pria itu berhasil masuk rumah dengan tampang puas.
"01-01-17, siapa sangka sandinya benar-benar mudah."
"...." Delta baru berpikir ingin menelpon polisi ketika mendengar pria sombong itu kembali bicara.
"Kalau mau telpon polisi percuma saja. Aku orang paling berkuasa di komplek ini, kalau-kalau kamu ingin tau. Investor terbesar dalam pembuatan komplek ini adalah aku. Mereka akan jauh lebih percaya padaku dari pada pada wanita yang kabur dari rumah dan....mungkin kau perlu tau sekarang, kau di izinkan tinggal disini dengan hanya membayar setengah harga...itu berkat aku."
"...." Delta tak bisa berkata apapun dan hanya meletakkan ponselnya dengan kesal. Namun detik berikutnya wanita itu menyadari kalau anaknya sudah berada di pelukan pria itu.
"Kamu...bagaimana...
Alfa mengabaikan Delta dan malah sibuk mengajak Dafa bermain slime. Anak kecil yang tadi menangis sesenggukan itu sekarang terlihat sangat senang. Bahkan lesung pipi yang jarang terlihat di pipinya sekarang sering muncul saking seringnya anak itu tersenyum.
Sejak kapan mereka akrab?
Delta akhirnya memutuskan untuk melanjutkan kegiatannya tadi yang tertunda didapur, membiarkan pria itu dan anaknya bermain.
Setengah jam kemudian, suasana hangat bak keluarga di ruang makan pun tercipta. Ada Delta yang sibuk menyuapkan bubur sayuran ke mulut Dafa dan Alfa yang sibuk menjelaskan betapa pentingnya sayur-sayuran itu untuk kulit Dafa. Anehnya, kali ini anak kecil itu menghabiskan makanannya yang hanya semangkuk kecil itu dalam waktu 5 menit, tanpa mengeluh atau menangis.
"Pintar sekali. Nah sekarang minum susunya, biar cepet tinggi kayak papa." Alfa memberikan cangkir susu itu sambil tersenyum senang karena Dafa balik tersenyum padanya. Sementara Delta terdiam canggung.
"Jangan lalukan itu lagi!" Pinta Delta setelah mereka selesai makan.
Mereka sekarang berada diruang tamu. Alfa melanjutkan bermain slime bersama Dafa setelah mereka makan malam. Sementara Delta berada di depan laptopnya membuat bahan ajar. Ia biasanya baru bisa melakukan hal itu ketika Dafa sudah tidur. Namun kali ini, berkat kehadiran pria itu, Delta bahkan hampir menyelesaikan pekerjaannya.
"Maksudmu apa?" Tanya pria itu bingung.
"Oke, kamu boleh bermain dengan anakku, kamu juga diizinkan membawanya ketika aku sedang bekerja. Tapi tolong, jangan membiasakan dirinya memanggilmu dengan sebutan papa, aku tidak mau dia salah paham. Padahal dia masih tidak mengerti sama sekali." Jelas wanita itu. Ia tidak mau orang lain salah paham.
"Jadi bukan papa. Kamu pengen dia manggil aku dengan sebutan lain gitu. Mm...Ayah, Daddy atau...
"Jangan pura-pura nggak ngerti." Delta menyela penjelasan Alfa. Pria itu lantas tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Chance (END)
RomanceDelta dan Alfa merupakan tetangga dan teman sekelas dari TK hingga SMA. Meski begitu keduanya tidak pernah benar-benar berteman, hingga akhirnya Alfa kuliah di luar daerah. Mereka dipertemukan kembali dalam suasana canggung. Alfa dengan jas hitam ra...